Di pinggiran sebuah kota kecil, hiduplah seorang ibu bernama Dara. Ia adalah sosok wanita kuat dan ceria di depan keluarganya. Setiap pagi, Dara menyambut anak-anaknya dengan senyuman, dimulai dari menyiapkan sarapan hingga memastikan semuanya siap menjalani hari. Di balik senyuman hangatnya itu, menyimpan banyak cerita tentang pengorbanan.
Dahulu, Dara memiliki sebuah
impian besar. Ia ingin menjadi seorang pengusaha sukses, membangun bisnis kecil
dari rumah. Namun, takdir hidup mengarahkannya ke jalan yang berbeda. Ketika
anak pertamanya lahir, Dara memutuskan untuk fokus membesarkan anak-anaknya. Ia
yakin, keluarga adalah prioritas utama yang harus dijaga.
Hari-hari pun berlalu, kehidupan tak
selalu berjalan mulus. Dara harus menghadapi berbagai tantangan dalam hidupnya,
ekonomi keluarga yang tidak stabil, kelelahan fisik, serta tekanan mental.
Setiap malam, ketika semua orang tertidur. Dara sering duduk sendiri di ruang
tamu sambil menulis di buku harian, mencurahkan seluruh isi hatinya.
Ia mengingat bahwa impiannya
perlahan-lahan semakin memudar. Tak terasa, bulir air mata jatuh membasahi
pipinya. Dara tahu, tangisan ini bukan tanda kelemahan, tetapi merupakan sebuah
caranya untuk menguatkan diri agar dapat menghadapi hari esok.
Bagi Dara, kebahagiaan keluarga adalah sumber kekuatannya. Setiap kali melihat tawa anak-anak, ia merasa semua pengorbanannya tidak sia-sia. Dara percaya perannya sebagai ibu adalah mimpi terindah yang telah Allah berikan.
#latihan30harimenulis
#Senyum yang Teriris Luka_Day1
#miniproject
Dipublikasikan melalui:
No comments:
Post a Comment