![]() |
| Dibuat ChatGpt |
Menulis buku adalah impian banyak orang. Namun, setelah naskah selesai, sering muncul pertanyaan besar, di mana sebaiknya buku itu diterbitkan? Dunia kepenulisan kini semakin terbuka luas. Para penulis bisa memilih antara penerbit mayor yang bergengsi atau indie publisher yang lebih mandiri. Keduanya menawarkan peluang besar, tetapi dengan konsekuensi berbeda, antara mengejar karya atau meraih cuan.
Mengenal Penerbit Mayor dan Sistem Royaltinya
Penerbit mayor adalah perusahaan
besar seperti Kompas Gramedia, Mizan, atau Bentang Pustaka yang menyeleksi
naskah dengan ketat. Penulis tidak perlu mengeluarkan biaya untuk menerbitkan
buku, karena semua proses produksi, distribusi, dan promosi ditanggung
penerbit.
Namun, keuntungan penulis berasal
dari royalti, biasanya sekitar 10% dari harga jual bruto. Misalnya, jika harga
buku Rp100.000, maka penulis hanya mendapat Rp10.000 per eksemplar. Selain itu,
penulis tidak memiliki kendali penuh terhadap harga jual, desain cover, maupun
jadwal terbit.
Kelebihan penerbit mayor adalah jaminan kualitas dan reputasi. Buku yang diterbitkan melalui jalur ini biasanya tersebar di toko buku besar dan memiliki nilai prestise tersendiri bagi penulis. Tapi, prosesnya bisa panjang — mulai dari seleksi naskah, revisi, hingga keputusan diterima atau ditolak yang memakan waktu berbulan-bulan.
Indie Publisher: Kebebasan dan Keuntungan Langsung
Berbeda dengan penerbit mayor, indie
publisher memberi kesempatan bagi penulis untuk mendanai sendiri
penerbitannya. Sistem ini membuat penulis memiliki kendali penuh terhadap
karya, mulai dari isi buku, desain, hingga strategi penjualan.
Di Indscript, misalnya, penulis
bisa berinvestasi mulai dari Rp350.000 untuk proyek buku antologi. Setelah buku
jadi, seluruh keuntungan penjualan langsung menjadi milik penulis. Tidak ada
sistem royalti seperti pada penerbit mayor.
Contohnya, jika harga cetak buku
Rp65.000 dan dijual Rp129.000, maka selisihnya — sekitar Rp64.000 — sepenuhnya
menjadi keuntungan penulis. Dengan sistem seperti ini, penulis tidak perlu
menunggu laporan royalti setiap enam bulan sekali.
Selain itu, proses terbit jauh lebih cepat. Dalam beberapa minggu, buku sudah bisa dicetak dan dijual. Penulis juga bisa ikut mengatur strategi promosi, memilih tanggal rilis, dan bahkan menentukan edisi spesial sesuai keinginan.
Kelebihan dan Kekurangan Masing-Masing Sistem
Baik penerbit mayor maupun indie
publisher memiliki keunggulan dan kekurangannya masing-masing. Berikut beberapa
kelebihan dan kekurangan dari masing-masing system:
|
Aspek |
Penerbit Mayor |
Indie Publisher |
|
Biaya |
Gratis, ditanggung penerbit |
Ditanggung penulis |
|
Royalti |
10–15% dari harga jual |
100% keuntungan untuk penulis |
|
Kontrol Karya |
Terbatas, tergantung penerbit |
Penuh di tangan penulis |
|
Proses Terbit |
Lama dan selektif |
Cepat dan fleksibel |
|
Distribusi |
Luas, ke toko buku besar |
Tergantung strategi pribadi |
|
Citra Penulis |
Lebih prestisius |
Lebih mandiri dan kreatif |
Jadi, sistem mana yang lebih baik? Jawabannya tergantung pada tujuanmu sebagai penulis. Jika kamu ingin nama besar dan distribusi nasional, penerbit mayor bisa jadi pilihan. Namun, jika kamu ingin cepat terbit, bebas berkreasi, dan mendapatkan cuan lebih besar, maka indie publisher lebih cocok.
Indscript dan Semangat Kemandirian Penulis
Sebagai indie publisher, Indscript sejak 2020 terus mendorong penulis untuk berdaya. Sistem tanpa royalti ini bukan sekadar soal keuntungan finansial, tetapi tentang memberdayakan penulis agar mandiri secara kreatif dan ekonomis.
Melalui berbagai program — seperti pelatihan menulis, kelas antologi, hingga pendampingan penerbitan — Indscript membantu penulis memahami keseluruhan proses dari menulis hingga memasarkan buku. Dengan begitu, penulis tidak hanya berkarya, tetapi juga bisa menjadikan menulis sebagai sumber penghasilan yang berkelanjutan.
Penutup
Penerbit mayor maupun indie
publisher, keduanya adalah jalan sah untuk berkarya. Namun, pilihan akhirnya
kembali pada niat dan visi penulis.
Jika kamu menulis untuk prestise
dan nama besar, maka penerbit mayor bisa jadi pilihan. Namun, jika kamu ingin lebih
cepat terbit, bebas berkarya, dan meraih cuan langsung, maka indie
publisher seperti Indscript adalah jawabannya.
Yang terpenting bukan di mana
bukumu diterbitkan, tetapi seberapa gigih kamu menyebarkan manfaat lewat
tulisan. Di balik setiap buku yang lahir, pasti selalu ada semangat untuk
berbagi dan menginspirasi banyak orang.




.png)
.png)
.png)
.png)
.png)

.png)





.png)

.png)
.png)