Monday, October 13, 2025

Penerbit Mayor vs Indie Publisher: Pilih Karya atau Cuan?

Konten [Tampil]

Dibuat ChatGpt

Menulis buku adalah impian banyak orang. Namun, setelah naskah selesai, sering muncul pertanyaan besar, di mana sebaiknya buku itu diterbitkan? Dunia kepenulisan kini semakin terbuka luas. Para penulis bisa memilih antara penerbit mayor yang bergengsi atau indie publisher yang lebih mandiri. Keduanya menawarkan peluang besar, tetapi dengan konsekuensi berbeda, antara mengejar karya atau meraih cuan.

Mengenal Penerbit Mayor dan Sistem Royaltinya

Penerbit mayor adalah perusahaan besar seperti Kompas Gramedia, Mizan, atau Bentang Pustaka yang menyeleksi naskah dengan ketat. Penulis tidak perlu mengeluarkan biaya untuk menerbitkan buku, karena semua proses produksi, distribusi, dan promosi ditanggung penerbit.

Namun, keuntungan penulis berasal dari royalti, biasanya sekitar 10% dari harga jual bruto. Misalnya, jika harga buku Rp100.000, maka penulis hanya mendapat Rp10.000 per eksemplar. Selain itu, penulis tidak memiliki kendali penuh terhadap harga jual, desain cover, maupun jadwal terbit.

Kelebihan penerbit mayor adalah jaminan kualitas dan reputasi. Buku yang diterbitkan melalui jalur ini biasanya tersebar di toko buku besar dan memiliki nilai prestise tersendiri bagi penulis. Tapi, prosesnya bisa panjang — mulai dari seleksi naskah, revisi, hingga keputusan diterima atau ditolak yang memakan waktu berbulan-bulan. 

Indie Publisher: Kebebasan dan Keuntungan Langsung

Berbeda dengan penerbit mayor, indie publisher memberi kesempatan bagi penulis untuk mendanai sendiri penerbitannya. Sistem ini membuat penulis memiliki kendali penuh terhadap karya, mulai dari isi buku, desain, hingga strategi penjualan.

Di Indscript, misalnya, penulis bisa berinvestasi mulai dari Rp350.000 untuk proyek buku antologi. Setelah buku jadi, seluruh keuntungan penjualan langsung menjadi milik penulis. Tidak ada sistem royalti seperti pada penerbit mayor.

Contohnya, jika harga cetak buku Rp65.000 dan dijual Rp129.000, maka selisihnya — sekitar Rp64.000 — sepenuhnya menjadi keuntungan penulis. Dengan sistem seperti ini, penulis tidak perlu menunggu laporan royalti setiap enam bulan sekali.

Selain itu, proses terbit jauh lebih cepat. Dalam beberapa minggu, buku sudah bisa dicetak dan dijual. Penulis juga bisa ikut mengatur strategi promosi, memilih tanggal rilis, dan bahkan menentukan edisi spesial sesuai keinginan.

Kelebihan dan Kekurangan Masing-Masing Sistem

Baik penerbit mayor maupun indie publisher memiliki keunggulan dan kekurangannya masing-masing. Berikut beberapa kelebihan dan kekurangan dari masing-masing system:

Aspek

Penerbit Mayor

Indie Publisher

Biaya

Gratis, ditanggung penerbit

Ditanggung penulis

Royalti

10–15% dari harga jual

100% keuntungan untuk penulis

Kontrol Karya

Terbatas, tergantung penerbit

Penuh di tangan penulis

Proses Terbit

Lama dan selektif

Cepat dan fleksibel

Distribusi

Luas, ke toko buku besar

Tergantung strategi pribadi

Citra Penulis

Lebih prestisius

Lebih mandiri dan kreatif

Jadi, sistem mana yang lebih baik? Jawabannya tergantung pada tujuanmu sebagai penulis. Jika kamu ingin nama besar dan distribusi nasional, penerbit mayor bisa jadi pilihan. Namun, jika kamu ingin cepat terbit, bebas berkreasi, dan mendapatkan cuan lebih besar, maka indie publisher lebih cocok.

Indscript dan Semangat Kemandirian Penulis


Sebagai indie publisher, Indscript sejak 2020 terus mendorong penulis untuk berdaya. Sistem tanpa royalti ini bukan sekadar soal keuntungan finansial, tetapi tentang memberdayakan penulis agar mandiri secara kreatif dan ekonomis.

Melalui berbagai program — seperti pelatihan menulis, kelas antologi, hingga pendampingan penerbitan — Indscript membantu penulis memahami keseluruhan proses dari menulis hingga memasarkan buku. Dengan begitu, penulis tidak hanya berkarya, tetapi juga bisa menjadikan menulis sebagai sumber penghasilan yang berkelanjutan.

Penutup

Penerbit mayor maupun indie publisher, keduanya adalah jalan sah untuk berkarya. Namun, pilihan akhirnya kembali pada niat dan visi penulis.

Jika kamu menulis untuk prestise dan nama besar, maka penerbit mayor bisa jadi pilihan. Namun, jika kamu ingin lebih cepat terbit, bebas berkarya, dan meraih cuan langsung, maka indie publisher seperti Indscript adalah jawabannya.

Yang terpenting bukan di mana bukumu diterbitkan, tetapi seberapa gigih kamu menyebarkan manfaat lewat tulisan. Di balik setiap buku yang lahir, pasti selalu ada semangat untuk berbagi dan menginspirasi banyak orang.

No comments:

Post a Comment