![]() |
Ilustrasi seorang wanita sedang tersenyum bahagia. (pexels.com/shkrabaanthony) |
Perjalanan Fase Kehidupan yang Unik
Apa Itu Menopause?
Menopause terjadi ketika ovarium
berhenti memproduksi hormon estrogen dan progesteron, dua hormon yang penting
dalam regulasi siklus menstruasi. Proses ini umumnya berlangsung pada rentang
usia 45 sampai 55 tahun. Menopause tidak hanya memengaruhi fisik wanita, tetapi
juga bisa menimbulkan perubahan psikologis yang signifikan, terutama dalam hal
mood dan emosi.
Menurut Alodokter, perubahan
hormon yang tajam ini memengaruhi sistem saraf pusat, yang berhubungan langsung
dengan emosi dan suasana hati seseorang. Beberapa wanita mungkin merasakan
perasaan cemas, mudah marah, bahkan depresi saat memasuki masa perimenopause
(periode transisi menuju menopause).
Penyebab Perubahan Mood Menjelang Menopause
Seiring berjalannya waktu, kadar
hormon estrogen dan progesteron wanita menurun, yang memicu serangkaian
perubahan fisik dan emosional. Hal ini sering kali menyebabkan wanita merasa
lebih sensitif terhadap stres atau perubahan suasana hati yang mendalam.
· Penurunan Hormon Estrogen
Estrogen memiliki peran penting dalam mengatur mood. Ketika
kadar estrogen menurun, wanita cenderung merasa lebih mudah tersinggung atau
bahkan mengalami gejala depresi. Hormon ini juga berperan dalam mengatur
neurotransmitter di otak, termasuk serotonin, yang berhubungan langsung dengan
suasana hati.
· Stres dan Kelelahan
Selama perimenopause, wanita kerap mengalami kelelahan yang
lebih cepat. Fluktuasi hormon dapat mengganggu kualitas tidur, yang kemudian
berdampak negatif pada suasana hati dan meningkatkan stres.
· Fluktuasi Hormon
Fluktuasi hormon estrogen dan progesteron selama masa
transisi menopause juga berperan dalam perubahan mood. Mengutip dari
KlikDokter, penurunan kadar hormon ini dapat membuat wanita merasa cemas, cemas
berlebihan, atau bahkan mengalami perasaan depresi.
Gejala Perubahan Mood yang Sering Ditemui
Perubahan mood pada wanita yang
memasuki masa perimenopause atau menopause dapat bervariasi, tetapi beberapa
gejala umum yang ditemukan adalah:
1. Irritabilitas dan Marah
Salah satu perubahan yang kerap dirasakan adalah
meningkatnya rasa mudah marah atau iritabilitas yang muncul tanpa sebab yang
jelas.
2. Cemas dan Khawatir Berlebihan
Banyak wanita mengalami kecemasan yang meningkat, terutama
ketika perasaan itu datang tanpa pemicu yang jelas.
3. Depresi atau Melankolis
Beberapa wanita melaporkan merasa sangat sedih atau tidak
bersemangat untuk menjalani aktivitas sehari-hari. Kondisi ini bisa berlangsung
selama beberapa minggu atau bulan.
4. Fluktuasi Suasana Hati
Gejala mood yang berubah secara tiba-tiba, dari merasa
sangat bahagia menjadi sangat tertekan, merupakan gejala yang juga umum
terjadi.
Menurut Alodokter, gejala-gejala
tersebut biasanya disebabkan oleh ketidakseimbangan hormon yang memengaruhi
kinerja neurotransmitter di otak, yang bertanggung jawab untuk mengatur suasana
hati.
Mengelola Perubahan Mood Menjelang Menopause
Menangani perubahan mood selama
perimenopause dan menopause bisa menjadi tantangan, tetapi dengan pendekatan
yang tepat, wanita bisa lebih mudah menjalani fase ini. Berikut adalah beberapa
cara untuk mengelola perubahan mood yang terjadi:
1. Pola Hidup Sehat
Menerapkan pola hidup sehat seperti makan makanan bergizi,
rutin berolahraga, dan cukup tidur dapat membantu menjaga keseimbangan hormon
dan mengurangi gejala yang berhubungan dengan perubahan mood. Olahraga juga
dapat meningkatkan produksi endorfin yang berfungsi untuk memperbaiki suasana
hati.
2. Mengelola Stres
Menghindari stres berlebihan sangat penting. Teknik
relaksasi seperti meditasi, yoga, atau pernapasan dalam dapat membantu
menenangkan pikiran dan menjaga kestabilan emosi.
3. Konsultasi dengan Dokter
Jika gejala perubahan mood terasa mengganggu, disarankan
untuk berkonsultasi dengan dokter. Pengobatan, termasuk terapi hormon atau
antidepresan, dapat membantu mengelola gejala mood yang berlebihan. Sesuai
dengan informasi yang ditemukan di KlikDokter, terapi hormon (HT) seringkali
digunakan untuk mengatasi gejala fisik dan emosional yang terjadi selama
menopause.
4. Dukungan Sosial
Menjaga hubungan yang baik dengan keluarga dan teman-teman
juga penting. Wanita yang merasa didukung oleh orang-orang terdekat cenderung
lebih mudah menjalani perubahan ini dengan ketenangan.
Kapan Harus Mencari Bantuan Medis?
Perubahan mood selama masa
perimenopause dan menopause adalah hal yang wajar, tetapi jika gejala semakin
berat atau mempengaruhi kualitas hidup, maka sebaiknya mencari bantuan medis.
Beberapa tanda yang perlu diwaspadai adalah:
·
Gejala depresi yang
berlangsung lama.
·
Kecemasan yang berlebihan
sehingga mengganggu kegiatan sehari-hari.
·
Kesulitan tidur atau
gangguan tidur yang terus-menerus.
·
Perasaan terisolasi atau
kesulitan menjalani aktivitas sosial.
Penutup
Perubahan mood pada wanita
menjelang menopause adalah hal yang alami dan sering kali disebabkan oleh
perubahan hormon yang terjadi dalam tubuh. Meskipun gejala tersebut bisa terasa
berat, dengan pendekatan yang tepat, seperti menjaga pola hidup sehat, mengelola
stres, dan mencari dukungan medis, wanita dapat menghadapinya dengan lebih
baik. Menopause bukanlah akhir dari perjalanan hidup, tetapi sebuah fase
transisi yang perlu dipahami dan diterima dengan bijak.
Referensi:
Alodokter. (2022). Menopause: Penyebab dan Gejalanya.
Diakses dari https://www.alodokter.com.
KlikDokter. (2022). Perubahan Mood Menjelang Menopause: Apa
yang Harus Diketahui?. Diakses dari https://www.klikdokter.com.
Jurnal Psikologi Klinis Indonesia. (2020). Perubahan Mood
pada Wanita Menjelang Menopause dan Dampaknya terhadap Kualitas Hidup. Jurnal
Psikologi Indonesia, 13(2), 45-52.
No comments:
Post a Comment