Showing posts with label liputan. Show all posts
Showing posts with label liputan. Show all posts

Tuesday, September 17, 2024

Milad ke-17 Indscript Creative: Menghebat untuk Umat

Konten [Tampil]

Sumber: Indscript Creative

Pada hari Minggu, 8 September 2024, πΌπ‘›π‘‘π‘ π‘π‘Ÿπ‘–π‘π‘‘ πΆπ‘Ÿπ‘’π‘Žπ‘‘π‘–π‘£π‘’ merayakan Milad ke-17 dengan tema "Menghebat Untuk Umat". Acara istimewa ini diadakan secara virtual melalui Zoominar pada pukul 10.00 WIB dan dihadiri oleh para penulis, undangan, tim πΌπ‘›π‘‘π‘ π‘π‘Ÿπ‘–π‘π‘‘ πΆπ‘Ÿπ‘’π‘Žπ‘‘π‘–π‘£π‘’, serta para π‘π‘™π‘œπ‘”π‘”π‘’π‘Ÿ liputan acara Milad.

πΌπ‘›π‘‘π‘ π‘π‘Ÿπ‘–π‘π‘‘ πΆπ‘Ÿπ‘’π‘Žπ‘‘π‘–π‘£π‘’, yang didirikan oleh Indari Mastuti, telah menjadi salah satu komunitas dan π‘π‘™π‘Žπ‘‘π‘“π‘œπ‘Ÿπ‘š pemberdayaan perempuan di Indonesia, khususnya di bidang kepenulisan dan bisnis kreatif. Selama 17 tahun πΌπ‘›π‘‘π‘ π‘π‘Ÿπ‘–π‘π‘‘ πΆπ‘Ÿπ‘’π‘Žπ‘‘π‘–π‘£π‘’ berkiprah, telah mendampingi para perempuan untuk mengembangkan potensi diri, menciptakan karya-karya inspiratif, dan meningkatkan kemampuan wirausaha bersama komunitas Sekolah Perempuan dan lain-lainnya.

Kemeriahan acara Milad ini dibuka langsung oleh πΉπ‘œπ‘’π‘›π‘‘π‘’π‘Ÿ πΌπ‘›π‘‘π‘ π‘π‘Ÿπ‘–π‘π‘‘ πΆπ‘Ÿπ‘’π‘Žπ‘‘π‘–π‘£π‘’ Indari Mastuti. Beliau mengisahkan perjalanan panjang perjuangannya merintis πΌπ‘›π‘‘π‘ π‘π‘Ÿπ‘–π‘π‘‘ πΆπ‘Ÿπ‘’π‘Žπ‘‘π‘–π‘£π‘’ dari 5 tahun pertama sejak πΌπ‘›π‘‘π‘ π‘π‘Ÿπ‘–π‘π‘‘ πΆπ‘Ÿπ‘’π‘Žπ‘‘π‘–π‘£π‘’ berdiri hingga mencapai titik saat ini.

"Menghebat Untuk Umat" bukan sekadar tema, melainkan wujud nyata dari komitmen πΌπ‘›π‘‘π‘ π‘π‘Ÿπ‘–π‘π‘‘ πΆπ‘Ÿπ‘’π‘Žπ‘‘π‘–π‘£π‘’ untuk terus memberikan manfaat dan inspirasi bagi banyak orang, khususnya para perempuan di Indonesia.

Indari Mastuti, seorang penulis yang sangat menginspiratif bagi ribuan para penulis. Dengan keahlian, kreativitas dan kemampuannya membangkitkan semangat  para penulis khususnya bagi kaum perempuan. Bagi saya sebagai penulis pemula dibawah naungan πΌπ‘›π‘‘π‘ π‘π‘Ÿπ‘–π‘π‘‘ πΆπ‘Ÿπ‘’π‘Žπ‘‘π‘–π‘£π‘’, menjadikan setiap momen perjalanan perjuangannya dalam merintis πΌπ‘›π‘‘π‘ π‘π‘Ÿπ‘–π‘π‘‘ πΆπ‘Ÿπ‘’π‘Žπ‘‘π‘–π‘£π‘’ sebagai inspirasi dan ilmu yang berharga tak bisa nilai dengan apapun.

Sejak Febuari 2024, saya bergabung bersama πΌπ‘›π‘‘π‘ π‘π‘Ÿπ‘–π‘π‘‘ πΆπ‘Ÿπ‘’π‘Žπ‘‘π‘–π‘£π‘’, walau saya penulis Indscript yang saat ini, masih berusia seumur jagung tetapi πΌπ‘›π‘‘π‘ π‘π‘Ÿπ‘–π‘π‘‘ πΆπ‘Ÿπ‘’π‘Žπ‘‘π‘–π‘£π‘’ telah banyak memberi dukungan, bimbingan serta memberi wadah bagi kami para penulis pemula untuk berkembang. Saya Penulis Indscript, sebagai penulis pemula, masih di bawah bimbingan kelas menulis kisah dan π‘π‘™π‘œπ‘”π‘”π‘’π‘Ÿ.

Banyak pengalaman dan petualangan yang saya peroleh selama bersama kelas menulis πΌπ‘›π‘‘π‘ π‘π‘Ÿπ‘–π‘π‘‘ πΆπ‘Ÿπ‘’π‘Žπ‘‘π‘–π‘£π‘’. Bukan hanya mendalami dunia kepenulisan tetapi kami di juga dibina bagaimana penulis bisa menghasilkan cuan dari setiap karyanya.


Awal Berdirinya Indscript Creative


Sumber: Indscript Creative

πΌπ‘›π‘‘π‘ π‘π‘Ÿπ‘–π‘π‘‘ πΆπ‘Ÿπ‘’π‘Žπ‘‘π‘–π‘£π‘’ berawal dari seorang Indari Mastuti yang masih berkarir di sebuah perusahaan telekomunikasi. Perempuan berkarir ini akhirnya memutuskan jadi ibu rumah tangga dan melanjutkan karir menulisnya. Seperti yang diungkapkan oleh Indari Mastuti, ketika dia mengawali berdirinya πΌπ‘›π‘‘π‘ π‘π‘Ÿπ‘–π‘π‘‘ πΆπ‘Ÿπ‘’π‘Žπ‘‘π‘–π‘£π‘’ tahun 2007 setelah π‘Ÿπ‘’π‘ π‘–π‘”π‘› dari pekerjaannya. 

Beliau memutuskan untuk melanjutkan sebuah hobi yang sangat disukainya yaitu dunia kepenulisan, dengan menulis akan membuka cakrawala dunia jendelanya. Indari Mastuti sangat yakin akan keberhasilan di dunia kepenulisan pada masa akan datang bukan hanya bagi dirinya sendiri tetapi untuk semua para penulis.

 

Sumber: Indscript Creative

Menulis sangat bermanfaat bagi setiap orang, karena dengan menulis seseorang dapat merelaksasi dirinya. Berdasarkan studi para ahli psikologi, menulis dapat membantu siapapun yang sedang mengalami depresi, stres dan kemelut dalam hidupnya menuangkan emosi yang  melalui sebuah jurnal harian rutin. 

Menulis bisa menjadi sebuah bisnis bagi saya, ungkap Indari Mastuti. Semua ini, sejak lama virus menulis ini bukan hanya sekedar menular ke semua orang tetapi juga dapat menjadi sumber penghasilan. Terbukti dengan banyaknya ibu-ibu rumah tangga yang sangat terbantu ketika bergabung dalam dunia kepenulisan. 

Sekarang virus menulis ini telah menyebar ke berbagai kalangan, termasuk para pensiunan, pembisnis, profesional, dan lain-lain.

Agar dapat menghasilkan uang dari dunia kepenulisan, seorang penulis harus bisa berbisnis dan  pembisnis harus menulis. Penulis yang bisa bisnis bisa melangitkan profesinya sebagai penulis. Begitu juga pembisnis yang menulis bisa melangitkan bisnisnya. Kedua hal ini komponen penting selalu berkaitan yang tidak bisa terpisahkan.


 Lima Tahun Pertama Bagi Indcsript Creative


Pada tahun 2007-2012, sebagai langkah awal bagi πΌπ‘›π‘‘π‘ π‘π‘Ÿπ‘–π‘π‘‘ πΆπ‘Ÿπ‘’π‘Žπ‘‘π‘–π‘£π‘’ dalam menggeleguti dunia kepenulisan. Begitu banyak hambatan dan tantangan yang harus dihadapi selama lima tahun pertama ini. Dari mulai mengalami kebangkrutan karena kurangnya quality kontrol dalam management mereka, sehingga pada tahun akhir 2009 mengakibatkan para klien berlahan-lahan meninggalkan πΌπ‘›π‘‘π‘ π‘π‘Ÿπ‘–π‘π‘‘ πΆπ‘Ÿπ‘’π‘Žπ‘‘π‘–π‘£π‘’. Hal ini, akibat hasil yang diperoleh klien tidak maksimal atau tidak sesuai kesepakatan.

πΌπ‘›π‘‘π‘ π‘π‘Ÿπ‘–π‘π‘‘ πΆπ‘Ÿπ‘’π‘Žπ‘‘π‘–π‘£π‘’ akhirnya mulai mengurangi karyawan yang berawal dari 16 orang karyawan, tersisa dua orang karyawan. Kemudian Indari Mastuti bersama dua orang karyawan ini beliau berusaha membangkitkan πΌπ‘›π‘‘π‘ π‘π‘Ÿπ‘–π‘π‘‘ πΆπ‘Ÿπ‘’π‘Žπ‘‘π‘–π‘£π‘’ dari keterpurukannya dengan membangun branding dirinya dengan mengikuti berbagai kompetisi-kompetisi. Sejak beliau menjadi pemenang "Perempuan Inspiratif majalah Nova" pada tahun 2010, maka mulailah meningkatkan brandingnya πΌπ‘›π‘‘π‘ π‘π‘Ÿπ‘–π‘π‘‘ πΆπ‘Ÿπ‘’π‘Žπ‘‘π‘–π‘£π‘’ dengan sering munculnya di berbagai media cetak dan televisi.

Setelah itu, πΌπ‘›π‘‘π‘ π‘π‘Ÿπ‘–π‘π‘‘ πΆπ‘Ÿπ‘’π‘Žπ‘‘π‘–π‘£π‘’ mulai membangun πΆπ‘œπ‘šπ‘’π‘›π‘–π‘‘π‘¦ 𝐡𝑒𝑖𝑙𝑑𝑖𝑛𝑔, dengan terbentuknya sebuah komunitas Ibu- ibu Doyan Nulis beranggotakan 1777 orang. 


Masa Kebangkitan dan Berinovasi

Sumber: Indscript Creative

Tahun 2013, merupakan awal kebangkitan bagi πΌπ‘›π‘‘π‘ π‘π‘Ÿπ‘–π‘π‘‘ πΆπ‘Ÿπ‘’π‘Žπ‘‘π‘–π‘£π‘’ dengan menyelesaikan utang-utang yang ada. Indari Mastuti tetap memperjuangkan perusahan tersebut karena masa depannya adalah πΌπ‘›π‘‘π‘ π‘π‘Ÿπ‘–π‘π‘‘ πΆπ‘Ÿπ‘’π‘Žπ‘‘π‘–π‘£π‘’. Dengan belajar dari pengalaman yang peroleh selama mengalami kebangkrutan beliau mulai mengikuti semua pembelajaran berkaitan dengan bisnisnya dari yang gratisan hingga yang berbayar. Indari Mastuti, juga mendapatkan beasiswa untuk mempelajari terkhusus tentang finansial sebuah bisnis. 

Dengan belajar dan belajar, Indari Mastuti bisa membangkitkan kembali perusahan kepenulisannya serta berinovasi sesuai dengan era 20 yang tidak hanya fokus menuliskan buku tetapi dengan menambahkan jasa kepenulisan lainnya. πΌπ‘›π‘‘π‘ π‘π‘Ÿπ‘–π‘π‘‘ πΆπ‘Ÿπ‘’π‘Žπ‘‘π‘–π‘£π‘’ akhirnya mulai dikenal dan dapat bersanding dengan perusahaan penerbitan lainnya.

Indari Mastuti bukan hanya fokus belajar untuk kebangkitan dan berinovasi, tetapi beliau juga belajar mengubah 𝑙𝑖𝑓𝑒𝑠𝑑𝑦𝑙𝑒 atau gaya hidupnya menjadi minimalis. Dengan gaya hidup ini, beliau dapat mempersiapkan 10 tahun ke depan bagi πΌπ‘›π‘‘π‘ π‘π‘Ÿπ‘–π‘π‘‘ πΆπ‘Ÿπ‘’π‘Žπ‘‘π‘–π‘£π‘’.


Melesat Melalui Digital Marketing

Sumber: Indscipt Creative


Lima belas tahun πΌπ‘›π‘‘π‘ π‘π‘Ÿπ‘–π‘π‘‘ πΆπ‘Ÿπ‘’π‘Žπ‘‘π‘–π‘£π‘’, akhirnya memiliki member reseller. Pada masa ini πΌπ‘›π‘‘π‘ π‘π‘Ÿπ‘–π‘π‘‘ πΆπ‘Ÿπ‘’π‘Žπ‘‘π‘–π‘£π‘’ juga mengalami siklus π‘ˆπ‘ π·π‘œπ‘€π‘› ketika memasuki masa pandemi tahun 2020. Namun, πΌπ‘›π‘‘π‘ π‘π‘Ÿπ‘–π‘π‘‘ πΆπ‘Ÿπ‘’π‘Žπ‘‘π‘–π‘£π‘’ tidak mengalami seperti kebangkrutan seperti tahun 2010 karena telah banyak belajar dari pengalaman sebelumnya,serta lifestyle Indari Mastuti yang telah mempersiapkan tabungan ke depan untuk pertahanan berkesinambungannya πΌπ‘›π‘‘π‘ π‘π‘Ÿπ‘–π‘π‘‘ πΆπ‘Ÿπ‘’π‘Žπ‘‘π‘–π‘£π‘’. Meskipun harus merelakan pemberhentian kerja bagi 20 orang karyawannya.

Selain itu, Indari Mastuti kemudian memulai inovasi-inovasi bisnis kepenulisan melalui π‘‘π‘–π‘”π‘–π‘‘π‘Žπ‘™ π‘šπ‘Žπ‘Ÿπ‘˜π‘’π‘‘π‘–π‘›π‘” dengan pertemuannya dengan seorang Deni Santoso seorang pakar digital marketing ternama di Indonesia. Beliau mengatakan, jika berkeinginan tetap mempertahankan bisnis kepenulisan ini maka beralih ke digital marketing. Dengan segala kekurangannya, serta gaptek akan teknologi, Indari Mastuti berusaha dan berjuang keras mempelajari bisnis digital marketing melalui saluran π‘¦π‘œπ‘’π‘‘π‘’π‘π‘’ dari π‘π‘œπ‘Žπ‘β„Ž Deni Santoso.

Bangkitnya πΌπ‘›π‘‘π‘ π‘π‘Ÿπ‘–π‘π‘‘ πΆπ‘Ÿπ‘’π‘Žπ‘‘π‘–π‘£π‘’ dengan berinovasi melalui bisnis digital marketing yang mulai dirintisnya perlahan-lahan. Indari Mastuti bersama πΌπ‘›π‘‘π‘ π‘π‘Ÿπ‘–π‘π‘‘ πΆπ‘Ÿπ‘’π‘Žπ‘‘π‘–π‘£π‘’ tetap bertahan dengan bisnis kepenulisannya walau dengan segala badai dan hantamannya.


Era Premium Writing Service dan Community Building 


Sumber: Indscript Creative



Indari Mastuti mengatakan 2023 memasuki ke era π‘ƒπ‘Ÿπ‘’π‘šπ‘–π‘’π‘š π‘Šπ‘Ÿπ‘–π‘‘π‘–π‘›π‘” π‘†π‘’π‘Ÿπ‘£π‘–π‘π‘’, dengan menelurkan komunitas dengan π‘›π‘–π‘β„Žπ‘’ berbeda terutama komunitas pensiunan Inspiratif dan komunitas lainnya.

πΌπ‘›π‘‘π‘ π‘π‘Ÿπ‘–π‘π‘‘ πΆπ‘Ÿπ‘’π‘Žπ‘‘π‘–π‘£π‘’ akhirnya akan terus berdiri dengan kokohnya, saling menghebat bersama umat bukan hanya untuk 20 tahun ke depan tetapi hingga seterusnya. πΌπ‘›π‘‘π‘ π‘π‘Ÿπ‘–π‘π‘‘ πΆπ‘Ÿπ‘’π‘Žπ‘‘π‘–π‘£π‘’, mengikuti pemasaran digital lebih efektif memasarkan berbagai produk beserta layanan penulisannya. Sehingga sesuai dengan visinya yang melangitkan menulis sesuai dengan kenyataan di masa mendatang

Dengan metode pemasaran digital yang efektif, πΌπ‘›π‘‘π‘ π‘π‘Ÿπ‘–π‘π‘‘ πΆπ‘Ÿπ‘’π‘Žπ‘‘π‘–π‘£π‘’ telah memasarkan produk dan layanan penulisan secara global. Visi "Melangitkan Menulis" semakin dekat dengan kenyataan. Diharapkan transformasi yang dilakukannya πΌπ‘›π‘‘π‘ π‘π‘Ÿπ‘–π‘π‘‘ πΆπ‘Ÿπ‘’π‘Žπ‘‘π‘–π‘£π‘’ sebagai buktinya bahwa penulis bisa menjadi pembisnis yang melangitkan karyanya.

 

 Penutup

Perjalanan panjang 17 tahun πΌπ‘›π‘‘π‘ π‘π‘Ÿπ‘–π‘π‘‘ πΆπ‘Ÿπ‘’π‘Žπ‘‘π‘–π‘£π‘’, tidak semudah membalikkan telapak tangan. Begitu banyak pengorbanan, perjuangan,serta tetes darah dan keringat yang ditumpah ruah.Dari perjalanan panjang ini,menjadi pembelajaran bagi kami para penulis pemula. Bukannya semangat yang diperlukan untuk melewati perjuangan ini, tetapi belajar tak pernah berhenti dalam proses panjang ini.

Pentingnya sebuah kolaborasi dengan berbagai platform dan berkembang dengan komunitas-komunitas agar dapat bertahan dan berkembangnya sebuah bisnis. Atas kehendak Allah, πΌπ‘›π‘‘π‘ π‘π‘Ÿπ‘–π‘π‘‘ πΆπ‘Ÿπ‘’π‘Žπ‘‘π‘–π‘£π‘’ masih berdiri dengan kokohnya. Semoga  jaya dan sukses bersama semua para penulisnya. πΌπ‘›π‘‘π‘ π‘π‘Ÿπ‘–π‘π‘‘ πΆπ‘Ÿπ‘’π‘Žπ‘‘π‘–π‘£π‘’ akan menghebat untuk umat, terus menyebarkan virus menulis di berbagai kalangan.

Dengan semangat "Menghebat Untuk Umat", πΌπ‘›π‘‘π‘ π‘π‘Ÿπ‘–π‘π‘‘ πΆπ‘Ÿπ‘’π‘Žπ‘‘π‘–π‘£π‘’ berharap dapat terus memberikan dampak positif di masa mendatang, memberdayakan lebih banyak perempuan, dan menciptakan generasi yang produktif, kreatif, serta bermanfaat bagi sesama. Milad ke-17 ini menjadi tonggak sejarah yang membuktikan bahwa πΌπ‘›π‘‘π‘ π‘π‘Ÿπ‘–π‘π‘‘ πΆπ‘Ÿπ‘’π‘Žπ‘‘π‘–π‘£π‘’ tidak hanya tumbuh sebagai komunitas, tetapi juga sebagai pelopor perubahan untuk umat melalui karya dan inovasi.


Tuesday, August 20, 2024

Launching Buku Antologi " Tak Akan Menyerah dan Tak Berhenti Berjuang"

Konten [Tampil]

 

Sumber: Indscript Creative

Pada hari Rabu, tanggal 14 Agustus 2024, πΌπ‘›π‘‘π‘ π‘π‘Ÿπ‘–π‘π‘‘ πΆπ‘Ÿπ‘’π‘Žπ‘‘π‘–π‘£π‘’ bekerjasama dengan Sekolah Perempuan kembali menorehkan sejarah dengan peluncuran buku antologi terbarunya yang berjudul "Tak Akan Menyerah dan Tak Berhenti Berjuang." Acara peluncuran ini diadakan secara virtual melalui Zoom Meeting pada pukul 10.00 WIB, dihadiri oleh para penulis, tamu undangan, serta para blogger yang meliput acara tersebut. Acara ini juga mengupas lebih dalam isi dan makna dari setiap kisah yang tertuang dalam antologi ini.

Buku "Tak Akan Menyerah dan Tak Berhenti Berjuang" adalah karya kolaboratif dari beberapa penulis berasal dari berbagai profesi dan generasi, termasuk juga para pensiunan yang tetap produktif dan aktif. Setiap kisah dalam buku ini merupakan cerminan dari perjuangan dan keteguhan hati mereka dalam menghadapi berbagai tantangan hidup. Melalui kisah-kisah ini, para penulis berbagi pengalaman pribadi yang sarat makna, penuh inspirasi, dan membangkitkan semangat untuk terus maju.

Pada acara peluncuran buku ini, dibuka langsung oleh teh Indari Mastuti πΉπ‘œπ‘’π‘›π‘‘π‘’π‘Ÿ πΌπ‘›π‘‘π‘ π‘π‘Ÿπ‘–π‘π‘‘ πΆπ‘Ÿπ‘’π‘Žπ‘‘π‘–π‘£π‘’, beliau memberikan kesempatan kepada para penulis untuk saling bercerita pengalaman mereka selama bergabung di kelas menulis buku antologi hingga kisah inspirasi yang mereka hasilkan.


Buku Antologi Tak Akan Menyerah


Sumber: Indscript Creative


Dalam buku antologi ini terdiri dari 27 penulis yang menorehkan kisah perjuangan mereka dalam perjalanan kehidupan. Ada kisah ibu Lela, S Permana, sebagai seorang pensiunan karyawan Bank Indonesia namun tetap aktif dan produktif dalam menulis. Begitu juga saat ini beliau aktif sebagai direktur BIKASOGA, di kota Bandung, Jawa Barat.

Berbeda dengan kisah ibu Lea Lindrawijaya Suroso, sosok seorang wanita yang sangat begitu kuat dan tak kenal menyerah menghadapi fitnah atas tuduhan kepadanya yang menggelapkan dana bantuan sekolah (BOS) pada tahun 2022. Pada saat itu, ia masih menjabat sebagai kepala Sekolah di sebuah SMK Negeri di pulau Batam. Keteguhan hatinya untuk menunjukkan sebuah kebenaran melalui kisah yang dituliskan. Beliau merasa sangat terpukul atas tuduhan tersebut, melalui kelas menulis buku antologi membangkit rasa percaya dirinya kembali. Saat ini beliau sedang mempersiapkan buku solo dengan versi novel menceritakan sepenggal kisah hidupnya. 

Ada juga kisah kak Mayli "izzatul yang berjuang dalam menghadapi rasa ketakutannya pada masa belum mendapatkan sebuah pekerjaan, sedangkan di sekiliingnya telah menjalani hidup dengan sesuai standar ukuran masyarakat pada umumnya. Ketakutan-takutannya dapat ditepis dengan mengikuti terapis, webinar, serta komunitas yang vibes positif. Melalui pengendalian emosi, pendewasaan diri, sebagai jalan baginya bisa keluar dari ketakutan itu. Dahulu ia bersikap diam dan memendam semua permasalahannya. Namun, ternyata itu bukan hal yang baik untuk meregulasikan semua emosinya. Tetapi dengan berusaha dan berupaya mendewasakan emosi, akhirnya ia bisa mulai memaafkan dirinya sendiri, menerima takdir, menyelami dirinya lebih dalam, serta merefleksi perjalanan hidup yang telah dilaluinya selama ini, termasuk melepaskan angan-angan idealnya sebagai seorang lulusan sarjana. Sehingga ia siap melangkah menghadapi tahun-tahun kehidupan berikutnya. "Menulis itu sebagai muhasabah bagi diriku," begitu yang beliau katakan.

Kisah ibu Leny Eko Prihartini, yang saat ini masih bekerja di jajaran Kementerian Sosial. Beliau bertugas di bawah direktorat anak, membagikan sepenggal ceritanya selama bertugas, terkhususnya kasus pelanggaran pada sebuah lembaga pendidikan yang dimana pimpinan pondok pesantren menjadi sebagai pelaku tindakan asusila kepada para santrinya. Sebuah institusi agama, seharusnya sebagai tempat perlindungan terbaik tetapi menjadi mengancam kehidupan masa depan para generasi penerus bangsa. Melalui tulisan beliau, teh Indari berharap dapat menjadi inspirasi bagi para teman seperjuanganya, merangkul para korban, mendetoks hati, pikiran serta trauma mereka melalui sebuah tulisan tersebut.

Salah seorang kaum adam yang tergabung dalam buku antologi Tak Akan Menyerah ini merupakan seorang yang berprofesi sebagai dokter. Dokter Iwan Suwarsa menceritakan bagaimana ia bisa bergabung dalam kelas menulis buku antologi πΌπ‘›π‘‘π‘ π‘π‘Ÿπ‘–π‘π‘‘ πΆπ‘Ÿπ‘’π‘Žπ‘‘π‘–π‘£π‘’ dan terinspirasi dengan penulis ternama Indari Mastuti. Beliau menuturkan bagaimana sejak lama telah hobi dalam menulis, namun susahnya untuk berkecimpung di dalam dunia penerbit. Dahulu dunia penerbitan sangat begitu eklusif sekali, hanya penulis ternama yang dapat tembus di dunia penerbitan.

Pertama bergabung dengan grup penulisan Management  Qolbu (MQ), namun berbeda dengan grup kepenulisan dari kelas menulis buku πΌπ‘›π‘‘π‘ π‘π‘Ÿπ‘–π‘π‘‘ πΆπ‘Ÿπ‘’π‘Žπ‘‘π‘–π‘£π‘’. Walaupun sempat berpikir ia salah bergabung di grup kelas menulis buku ini, sebab kelas menulis buku lebih banyak didominasi oleh para kaum perempuan. Tetapi dengan bertahan bergabung dengan grup kelas menulis buku ia bisa membangkitkan semangat menulisnya kembali dan mewujudkan mimpinya sebagai seorang penulis.

Pada pembacaan kisah dibalik buku antologi Tak Akan Menyerah, teh Indari Mastuti membacakan kisahnya yang berjudul " Saya Tak Akan Menyerah", ada sebuah kutipan yang sangat menginsipirasi bagi saya, yakni: “Janganlah seseorang menginginkan mati ketika menghadapi kesusahannya. Apabila harus melakukannya ia cukup berkata Ya Allah tetap hidupkanlah aku selama kehidupan ini baik bagiku, wafatkan aku jika kematian ini terbaik bagiku." ( HR. Bukhari Muslim)




Buku Antologi Tak Berhenti Berjuang


Sumber: Indscript Creative


Pak umar Maulana, dengan kisah “Perjuangan Membangun Sekolah Ala Finlandia”. Beliau menutukan hingga saat ini masih berjuang dengan 9 orang sebagai perintis mewujudkan sekolah ini, semua terinspirasi dari perkataan seorang Founder Gerakan Sekolah Menyenangkan (GSM) Bapak M. Nur Rizal: "Tidak penting akan mengubah kurikulum, yang penting adalah kultur belajar di sekolah yang menyenangkan."

Keinginannya ini ingin menyediakan sebuah lembaga pendidikan yang lebih holistik, terintegritasi dengan alam dan nilai-nilai moral. Sekolah ini yang awalnya bukan sekolah alam tetapi sekolah yang sistemnya fleksibel sesuai kemampuan anak. Sekolah yang memanusiakan manusia, seperti di cetuskan oleh Bapak Munif Chatib (Sekolahnya Manusia). 

Begitujuga dengan kisah Ibu Daumi  Rahmatika. "Selalu Berjuang Untukmu, Nak!, saat menuliskan kisah ini, menjadi kilas balik baginya pada 26 tahun yang lalu sejak perjuangannya membantu sang anak tercinta yang merupakan seorang anak berkebutuhan khusus (ABK). Semua hal harus diperjuangkannya demi sang buah hati. Ibu yang berdomisili di kota Jambi ini, telah lama mengorbankan dirinya hingga menyebabkannya mengalami depresi terselubung. Melalui konsultasi dengan psikiater beliau diminta untuk mengelola emosi kelelahannya dengan menyalurkan kepada sebuah hobi. Menulis merupakan salah satu hobi lamanya, sehingga menulis digunakan sebagai terapi healing bagi beliau.

Berbeda kisah dengan ibu Susiyati, dengan "Karya Tanpa Lencana", beliau seorang pensiunan guru yang sudah lama hobi menulis, terbukti telah menghasilkan karya-karya terbaiknya. Perjuangannya dalam mengelola pikiran harus bagaimana menghadapi masa pensiunan. Sebelum pensiun beliau juga aktif berdakwah di sekolah dan berbagai organisasi perempuan. Saat ini beliau telah menemukan aktivitas di masa pensiunnya, dengan terus aktif berdakwah melalui tulisan-tulisan terbaiknya. 





Bukan hanya penulis yang aktif di dalam acara ini, para undangan dan bloger yang meliput ikut memberi apresiasi bagi karya ini dan berpartisipasi aktif dalam sesi tanya jawab yang berlangsung hangat.

Di akhir acara, Indari Mastuti memberitahukan bahwa hari ini juga lauchingnya sebuah grup komunitas bagi para lansia, yakni komunitas Pensiunan Inspiratif. Komunitas ini dipimpin langsung oleh Ibu Lela, S Permana, dimana beliau sangat menginspirasi bagi para pensiunan yang tetap aktif dan produktif, termasuk di bidang kepenulisan yang telah lama dirintisnya. Indari Mastuti bukan saja memberdayakan kaum perempuan dalam bisnisnya namun juga memberdayakan para pensiunan agar mereka selalu tetap produktif terutama dalam dunia kepenulisan. 


Penutup


Buku antologi Tak Akan Menyerah dan Tak berhenti Berjuang, buku yang sangat menginspirasi dan mempunyai ciri khas sendiri. Pada acara launching buku antologi ini, telah lauching juga sebuah komunitas Pensiunan Insipiratif yang dicetuskan oleh πΉπ‘œπ‘’π‘›π‘‘π‘’π‘Ÿ πΌπ‘›π‘‘π‘ π‘π‘Ÿπ‘–π‘π‘‘ πΆπ‘Ÿπ‘’π‘Žπ‘‘π‘–π‘£π‘’.

Peluncuran buku "Tak Akan Menyerah dan Tak Berhenti Berjuang" ini menjadi momen penting bagi πΌπ‘›π‘‘π‘ π‘π‘Ÿπ‘–π‘π‘‘ πΆπ‘Ÿπ‘’π‘Žπ‘‘π‘–π‘£π‘’ dan seluruh penulis yang terlibat. Buku ini tidak hanya menjadi saksi bisu dari keteguhan dan perjuangan dalam kehidupan para penulis, tetapi juga menjadi inspirasi bagi banyak orang untuk tidak pernah menyerah, apa pun yang terjadi dan terus berjuang melanjutkan kehidupan dalam mewujudkan sebuah mimpinya.

Jika pembaca berminat dengan buku antologi ini, dapat menghubungi saya sebagai pengelola blog ini. Sekian dan terima kasih.

Thursday, July 18, 2024

Indscript Creative Meluncurkan Kembali Buku Antologi Terbaru

Konten [Tampil]

Sumber: Indscript Creative

Indscript Creative setelah sukses dengan buku antologi "Melintasi Badai dan Menolak Rapuh", menghadirkan kembali buku antologi "Memeluk Ibu dan Pelukan Ayah". Berkolaborasi dengan "Sekolah Perempuan dan BukuinAja", acara lauching buku antologi dilakukan secara zoominar pada hari Senin, tanggal 15 Juli 2024, jam 10.00 WIB-selesai. Zoominar ini dihadiri oleh para penulis, undangan, editor buku antologi beserta blogger liputan bedah buku dari Indscript Creative. 

Setiap kita pasti punya cerita sendiri akan figur ibu dan ayah, yang pastinya sangat membekas di hati. Dalam kedua buku antologi ini, menceritakan kisah-kisah tersebut, menghadirkan berbagai perspektif dan pengalaman yang dapat kita jadikan sebagai pelajaran maupun refleksi diri.


Mengenang Momen Indah dalam Menulis Buku Antologi

Zoominar bedah buku antologi dibuka langsung oleh pendiri Indscript Creative, Indari Mastuti. Dalam sambutannya beliau mengatakan bahwa buku antologi ini, sebagai bentuk penghargaan terhadap peran orang tua kita dalam kehidupan anak-anaknya. Setiap kisah dalam antologi ini menggambarkan berbagai momen manis, haru, dan inspiratif yang terjalin antara orang tua dan anak. 

Para penulis berbagi cerita di balik tulisan mereka, dimulai dari sejak proses penulisan, makna pribadi dari didikan, nasihat serta kasih sayang dari orang tua mereka.

Seorang penulis buku Pelukan Ayah menceritakan bagaimana sosok sang ayahnya, bagi Ibu Lela, S Permana, ayah seorang yang tidak banyak bicara. Namun, sesekali bicara ayah akan memberikan nasihat serta petuah yang bijak baginya. Begitu juga dengan pak Budi Hanoto, beliau menuturkan,

"Bapak tidak banyak ngomong tapi memberikan contoh-contoh yang sering diperlihatkannya."

Ibu Dini Masitah penulis yang mengenang masa lalunya, bagaimana sang ayah tercinta senantiasa mengajarkan anak-anaknya untuk salat berjamaah ke masjid. 

Bagi ibu Kustinah, semua perjalanan hidupnya dimulai dari memilih sekolah hingga pekerjaan berdasarkan permintaan dan dukungan kuat dari sang bapak. Didikan orangtuanya menekan, "Semua orang tua pastinya menginginkan yang terbaik bagi anaknya." Prinsip hidupnya selalu berpegang kepada, ridho Allah tergantung dari ridho orang tua.

Dengan menulis buku antalogi ini, penulis yang bernama ibu Shudrini Rahmi mengatakan, 

"Agar bisa mengenang seperti apa sosok figur kedua orangtuanya sehingga anak-anak lebih mengetahui lebih dalam profil dari Oma dan Opa nya."

Pada penutup sesi ini, seorang penulis yang saat ini masih tinggal bersama ayahnya, Ibu Husnandiarty menceritakan bagaimana ayah selalu mengingatkan ia agar menjaga kehormatan keluarga dengan mencari rezeki halal yang masih banyak tersebar di penjuru bumi.


Suasana Haru dalam Pembacaan Kisah

Dengan banjir air mata, Founder Indscript Creative, Indari Mastuti membacakan kisahnya dalam buku "Memeluk Ibu". Kisah yang menceritakan bagaimana detik-detik terakhir kepergian sang ibunda tercinta menghadap Allah, SWT serta pelukan terakhir yang telah dilakukannya untuk sang ibunda.

Suansana zoominar semakin terasa haru, dengan dibacanya cuplikan kisah dari penulis lain. Semua peserta zoominar merasakan keharuan dari setiap kalimat yang dibacakan oleh Teh Indari Mastuti dengan penuh penghayatan. Ada yang merasa takut akan kehilangan orang tuanya, ingin memeluk ayah atau bercerita kepada ibunya tetapi sudah tidak bisa, serta ada yang merasa tak sanggup berkata-kata lagi. 

Masya Allah, mendengarkan kisah orang tua, baik yang masih ada maupun sudah meninggal dunia pastinya akan penuh kenangan yang indah serta keharuan mendalam. Kisah orang tua, baik yang masih ada maupun sudah meninggal dunia pastinya tak akan habis dengan satu kisah saja. Hal ini, disebabkan besarnya peran kedua orang tua yang telah berjuang demi keberlangsung hidup, serta keberhasilan sang anak-anak. Tentunya kisah ini sangat membekas dihati bagi siapapun serta akan dikenang sepanjang masa. 

Sumber: Indscript Creative

Penutup

Lauchingnya buku antologi dari Indscript Creative ini, diharapkan pembaca dapat lebih menghargai peran orang tua dalam kehidupannya. Selain itu, buku antologi ini sebagai pengingat bagi kita semua akan pentingnya kasih sayang dan mengapresiasi orang tua.

Buku antologi sangat bermanfaat bagi siapapun terutama bagi penulis pemula. Selain itu, sebagai sumber inspirasi dan memotivasi untuk menuliskan buku antologi lainnya. 


 







Tuesday, June 4, 2024

Kelas Menulis Buku Menghadirkan Antologi Inspiratif

Konten [Tampil]

(Sumber: Indscript Creative)

Dalam suasana yang begitu mengharukan, pada tanggal 1 Juni 2024 Indscript Creative berkolaborasi dengan Sekolah Perempuan dan BukuinAja mengadakan launching buku antologi yang telah lama dinanti-nantikan semua hadirin.  Acara yang diselenggarakan melalui zoom meeting dibuka sendiri oleh founder Indscript Creative, dihadiri 75 orang peserta dari berbagai kalangan, mulai dari para penulis, peserta kelas menulis Indscript dan beberapa tamu undangan.

Menyoroti kedua karya antologi terbaru ini yang berjudul “Melintasi Badai dan Menolak Rapuh”, sebagai bentuk kisah-kisah nyata yang sangat menginspirasi bagi para perempuan di mana pun berada agar dapat berdiri tegak melewati setiap badai yang sedang menimpanya.


Pengalaman Penulis Dalam Kelas Menulis Buku

Indscript Creative merupakan perusahaan yang sering menjembatani para perempuan Indonesia agar dapat menjadi seorang yang produktif melalui tulisannya. Salah satunya melalui kelas menulis buku antologi, menjadi penulis tidaklah mudah, agar dapat menghasilkan karya tulisan yang indah dan menarik, dibutuhkan latihan menulis yang rutin dan ekstra. Dengan menulis buku antologi merupakan hal yang sangat mudah dibandingkan menulis buku solo.

Dalam sambutan acara launcing buku antologi yang disampaikan Fouder Indscript Creative Indari Mastuti, beliau mulai memperkenalkan satu per satu para penulis dari kedua buku antologi. Para penulis ini adalah para perempuan tangguh yang memiliki berbagai latar belakang yang berbeda. Salah satunya ibu Diah Andika Sari, yang merupakan dosen PG PAUD FIP Universitas Muhammmadiyah Jakarta. Dia mengenal seorang Indari Mastuti melalui media sosial instagram. Beliau memang memiliki hobi menulis, namun menulis buku bersama teh Indari merupakan suatu hal yang berbeda. Menulis kisah pengalaman sendiri dapat mengeluarkan emosi dan ide dibandingkan menuliskan karya ilmiah sebagai dosen.

Kemudian ada ibu Cut Sera seorang doktor perkapalan, yang telah lama menulis buku solo dalam kelas bimbingan teh Indari masih tersendat untuk menyelesaikannya, sehingga sangat mengapresiasinya untuk mengikuti menulis buku antologi.


Kekuatan Kata Dalam Melintasi Badai

Buku Melintasi Badai merupakan sebuah refleksi mendalam tentang bagaimana seseorang dapat menghadapi tantangan hidup dengan keberanian dan ketabahan. Melalui serangkaian kisah-kisah inspiratif, buku ini mengajak pembaca untuk tidak hanya sekadar bertahan dalam badai, tetapi juga untuk tumbuh dan berkembang dari setiap ujian yang dihadapi.

Inilah yang melatarbelakangi teh Indari membuat event menulis bersama buku antologi Melintasi Badai. Melalui sebuah tulisan sehingga dapat merangkul bagi para perempuan dimanapun berada yang sedang mengalami badai dalam kehidupannya.

Teh Indari mengatakan menulis adalah hal yang termudah untuk dilakukan. Seperti menuliskan kisah pengalaman kita sendiri. Di dalam kelas menulis kisah yang dipandunya khusus bagi para ibu rumahtangga atau perempuan, mereka menuliskan kisah sebanyak 300 kata kisah pengalaman hidup yang sangat meninggalkan kesan mendalam. Namun, tulisan kisah yang hasilkan tidak dibukukan, akan tetapi  dipublikasikan melalui media sosial seperti instagram dan facebook. Sehingga dapat menginspirasi bagi para pembaca di mana pun mereka berada.

Kisah seorang penulis yang juga menjadi salah satu pilihan dari editor Indscript Creative adalah pengalaman ibu  Maria Sofia sebagai seorang survivor kanker payudara stadium lanjut hingga sekarang yang dibacakan oleh teh Indari pada acara lauching buku antologi. Kekuatan kata-kata dalam kisahnya makin mengharukan suasana saat itu. Begitu juga dengan kisah bu Dwi Harmini yang menceritakan kisah perjuangan dalam menghadapi tumor otaknya serta jatuh bangun dalam merintis bisnisnya.

(Sumber : Indscript Creative)

Menolak Rapuh Mengharukan Suasana

Kisah pilihan editor yang lainnya, dibacakan pada acara itu adalah kisah seorang Ibu Marisa yang telah mendaki berbagai gunung yang ada di Indonesia dan dunia. Hal ini, sebagai bentuk ungkapan rasa syukur karena pernah mengalami kelumpuhan pada sebagian tubuhnya.

Ada juga kisah ibu Aida yang membuat para peserta zoominar meneteskan air mata, beliau menceritakan secara langsung kisah hidupnya selama mengalami sakit berkepanjangan terbaring lemah tak berdaya serta diagnosis yang tak pasti. Selain itu perjuangannya ketika toko yang dimilikinya hangus habis terbakar tanpa tersisa serta rumah yang terendam habis oleh banjir bandang. Kekuatan terbesar saya adalah tidak pernah ada kejadian yang dialami saya, tidak seatas izin dari Allah. Ujian orang di luar sana, banyak yang mengalami ujian lebih berat dari saya.“Saya adalah manusia pilihan Allah, yang dipilih untuk menjalani selama menghadapi ujian hidup. Kepasrahan karena banyak orang di luar sana yang memiliki ujian, bisa dan mau bangkit. "

Itulah jawaban yang disampaikan oleh ibu Aida, saat ditanyakan oleh peserta acara tentang kekuatan terbesarnya saat melewati semua cobaan hidupnya yang bertubi-tubi.

(Sumber: Indscript Creative)

Penutup

Buku antologi ini diharapkan dapat menjadi pelajaran bagi orang banyak ketika membaca kisah-kisah perjuangan penulisnya dan sebagai penguat untuk seluruh perempuan yang sedang menjalani badai kehidupannya.

Sebagai hamba Allah, kita hanya dapat menerima semua ujian dan cobaan sebagai takdir yang telah ditetapkan-Nya, dengan menjalani dengan penuh kesabaran dan keikhlasan. Semua kisah perjuangan ini sebagai ujian kenaikan bagi kita agar menjadi hamba yang lebih baik lagi. Perjuangan ini masih terus berlanjut, melalui kisah-kisah yang telah dituliskan. Kedua buku antologi ini dapat dipesan langsung kepada para penulis.

(Sumber: Indscript Creative)