Tuesday, July 8, 2025

Indari Mastuti: Inspirasi Menulis dan Berdakwah

Konten [Tampil]

 

Ilustrasi seorang wanita muslim menulis di buku harian. (pexels.com/

Oktay Kâseoğlu)

“Menulis adalah bagian dari dakwah. Dengan tulisan, kita bisa menyebarkan kebaikan dan menjangkau lebih banyak orang.”

Indari Mastuti

Aku menulis bukan karena merasa pintar. Bukan pula karena ingin terlihat hebat. Aku menulis karena butuh tempat menumpahkan isi hati dan tak selalu ada orang yang bisa mendengarkan.

Dulu, menulis adalah caraku mencatat hal-hal kecil: rasa marah, cinta diam-diam, dan cerita remaja dalam buku diary. Tapi kini, saat menjadi ibu rumah tangga, menulis menjadi caraku untuk tetap waras di tengah rutinitas.

Hingga suatu hari aku menemukan kembali gairah itu, saat melihat iklan webinar “Nulis Jadi Cuan”. Dari sanalah aku mengenal lebih dekat sosok yang luar biasa,Teh Indari Mastuti, founder Indscript Creative, pelopor inovasi literasi, dan perempuan penggerak perubahan dari balik layar rumahnya.

Meskipun awalnya aku tak sempat ikut sesi utama karena pindahan rumah mendadak, Allah izinkan aku hadir di sesi ulang. Saat itu, sambil mengatur barang-barang di rumah baru, aku menyimak pemaparan Teh Indari dan jujur, aku terpaku.

“Jangan tunggu waktu luang untuk menulis. Sisihkan waktu, minimal 10 menit sehari,” katanya tegas namun hangat.

Kata-kata itu menusuk lembut ke dalam kesadaranku. Dulu aku hanya menulis saat sempat atau saat sedang merasa baik. Namun kini, aku mulai menulis agar tetap baik. Setiap hari 10 menit, dan itu cukup untuk membuatku merasa hadir bagi diriku sendiri.

Ketika aku mengalami kehilangan motivasi, di saat itulah aku mendapat kejutan: video call dari Teh Indari  secara langsung. Itu adalah bagian dari program Video Call Silaturahmi yang sedang dijalankan Indscript Creative. Dalam percakapan singkat tetapi sangat bermakna, beliau berkata:

“Menulis adalah bagian dari dakwah. Melalui tulisan, kita bisa menyebarkan kebaikan.”

Teh Indari juga menekankan pentingnya personal branding dan tidak hanya mengandalkan peluang dari satu platform. Beliau mendorong kami untuk mulai menawarkan jasa menulis sendiri baik review produk, artikel profil, bisnis UMKM, dan banyak lagi.

Dari dorongan itu, aku memberanikan diri bergabung di Sribulancer. Hasilnya? Dalam waktu singkat, 14 job menulis aku kerjakan. Dari menulis, aku tidak hanya sembuh… tapi juga bertumbuh.

Menulis Bukan Lagi Sekadar Kata, Tapi Jalan Kehidupan

Menulis bukan lagi hanya tentang meluapkan perasaan. Ia telah menjadi jalan dakwah—jalan untuk berbagi nilai, menyentuh hati, dan menyampaikan pesan kebaikan kepada dunia. Dalam setiap kalimat yang kutulis, ada niat untuk menebar manfaat. Dalam setiap paragraf, ada harapan agar tulisan ini menjadi bagian dari amal yang terus mengalir.

Tetap Menulis Meski Mood Menghilang

Tak dipungkiri, ada hari-hari saat mood menulis lenyap. Aku termenung di depan layar kosong, jari-jari enggan bergerak, dan pikiranku mengembara ke hal-hal remeh. Tapi aku belajar dari pesan Teh Indari: “Jangan tunggu mood, tapi biasakan menulis.”

Menulis itu seperti shalat—bukan soal sedang ingin atau tidak, tapi tentang komitmen untuk hadir setiap hari.

Kini, meski tak selalu bersemangat, aku tetap menulis. Meski pendek, asal konsisten. Karena aku percaya, dari kebiasaan kecil inilah, semangat besar akan tumbuh kembali.

Penutup

Kini, menulis bukan lagi sekadar pelarian. Ia adalah jalan dakwah, jalan untuk tumbuh, dan langkah kecil menuju ridha-Nya. Meski mood terkadang memudar, aku memilih tetap hadir, tetap menulis, meski hanya satu paragraf sehari.

Karena aku percaya, selama masih ada kata yang bisa ditulis, masih ada kebaikan yang bisa disebarkan. Dan selama masih ada satu orang yang membaca, maka menulis tetap layak diperjuangkan.

Terima kasih, Teh Indari, telah menyalakan kembali bara semangat dalam jiwaku. Aku akan terus menulis. Untuk Allah, untuk sesama, untuk diriku sendiri.

Saturday, July 5, 2025

7 Cara Menenangkan Diri dari Stres Secara Alami dan Efektif

Konten [Tampil]

Ilustrasi journaling untuk mengatasi stres. (pexels.com/

Alina Vilchenko)

Temukan 7 cara menenangkan diri dari stres secara alami dan efektif. Redakan tekanan pikiran dengan langkah sederhana dan menyejukkan hati.

Setiap orang pasti pernah merasa lelah secara mental. Mulai dari tuntutan pekerjaan, tekanan keluarga, hingga beban pikiran yang menumpuk sering kali memicu stres yang tak terlihat. Jika dibiarkan, stres bisa mengganggu kesehatan fisik dan emosional.

Namun, kamu tidak harus menunggu keadaan menjadi parah untuk bertindak. Ada banyak cara menyegarkan pikiran dari stres yang bisa dilakukan secara alami dan sederhana. Artikel ini akan membantumu menemukan langkah-langkah efektif agar pikiran kembali jernih dan hati terasa lebih tenang.

Apa Penyebab Stres Itu?

Stres bisa muncul dari berbagai situasi, baik yang besar maupun kecil. Beberapa penyebab umum stres antara lain:

1.         Tekanan pekerjaan

Deadline, tuntutan performa, dan konflik dengan rekan kerja sering menjadi pemicu utama terjadinya stres.

 

2.         Masalah keuangan

Ketidakstabilan ekonomi atau utang dapat memicu kecemasan berlebih dan stres

 

3.         Hubungan pribadi

Pertengkaran dengan pasangan, anak, atau orang tua bisa menguras energi emosional.

 

4.         Perubahan hidup

Pindah rumah, kehilangan orang tercinta, atau transisi hidup lainnya dapat memicu stres emosional.

 

5.         Perfeksionisme dan ekspektasi diri

Terlalu keras pada diri sendiri juga bisa membuat kita kelelahan mental.

 

6.         Kondisi kesehatan fisik

Penyakit kronis, gangguan hormon, atau kurang tidur turut berkontribusi pada stres.

 

Mengidentifikasi sumber stres menjadi awal penting untuk mengelola dampaknya secara sehat. Dengan mengenali akar masalah, kita bisa mencari cara untuk merilekskan diri yang paling sesuai.

 

7 Cara Menenangkan Diri dari Stres Secara Alami dan Efektif

Berikut ini beberapa cara mengatasi stres yang bisa kamu coba:

1. Lakukan Teknik Pernapasan Dalam

Pernapasan dalam merupakan teknik awal yang mampu meredakan ketegangan saraf. Lakukan dengan perlahan: tarik napas perlahan, tahan sebentar, lalu hembuskan napas secara lembut. Ulangi hingga kamu merasa lebih tenang.

 

2. Menulis di Jurnal Emosi

Menulis bisa menjadi cara efektif untuk mengeluarkan unek-unek. Gunakan jurnal harian untuk mencurahkan isi hati dan meredakan beban pikiran.

 

3. Jauhkan Diri dari Pemicu Stres

Kadang kamu hanya butuh jarak. Matikan notifikasi ponsel, hindari percakapan yang memicu, dan berikan waktu untuk dirimu sendiri.

 

4. Berjalan di Alam Terbuka

Berinteraksi dengan alam adalah cara alami menenangkan hati dan pikiran. Coba berjalan pagi di taman atau mendengarkan suara burung dan dedaunan.

 

5. Dengarkan Musik Relaksasi

Musik bisa memengaruhi suasana hati. Pilih playlist dengan nada-nada menenangkan, seperti musik instrumental atau suara hujan.

 

6. Ucapkan Afirmasi Positif atau Doa

Afirmasi seperti “Aku kuat” atau doa yang kamu yakini bisa menjadi penopang batin yang memberi ketenangan saat stres datang.

 

7. Bicaralah dengan Orang Terdekat

Jangan simpan semuanya sendiri. Bicara dengan teman, pasangan, atau konselor bisa menjadi cara mengatasi stres yang sehat dan aman.

 

Penutup

Dengan carasederhana dan alami, kamu bisa menenangkan diri dari stress. Meskipun mengalami stres adalah hal lumrah, tetapi bukan berarti segalanya telah berakhir. Rawatlah dirimu dengan penuh kasih sayang, mulai dari hal-hal kecil. Ingat, kamu berhak merasa damai dan tidak menunggu stres menguasai hidupmu.

Terapkan cara-cara sederhana di atas agar hati dan pikiran kembali damai. Stres boleh hadir, tetapi kamu tetap punya kendali. Setiap usaha untuk pulih merupakan bentuk dari cinta pada diri sendiri.

 

Friday, July 4, 2025

7 Cara Efektif Mengatasi Overthinking Setiap Hari

Konten [Tampil]



Ilustrasi seorang wanita memegang kepalanya. (pexels.com/David Garrison)

Temukan 7 cara efektif mengatasi overthinking setiap hari agar hidup lebih tenang, fokus, dan bebas dari pikiran negatif yang berlebihan.

Overthinking atau berpikir secara berlebihan bisa menjadi jebakan mental yang menguras energi, mengganggu fokus, dan memicu stres. Banyak orang mengalaminya setiap hari, tanpa sadar terjebak dalam pikiran negatif yang berulang. Jika dibiarkan, berpikir secara berlebihan dapat mengganggu kesehatan mental dan produktivitas.

Kabar baiknya, kondisi ini bisa diatasi dengan langkah-langkah sederhana yang efektif. Dalam artikel ini, kita akan membahas cara efektif mengatasi berpikir secara berlebihan agar pikiran lebih tenang, hidup lebih damai, dan aktivitas harian lebih fokus.

Apa Penyebab Overthinking?

Berpikir secara berlebihan kerap terjadi karena adanya kecemasan yang berlebihan, pengalaman traumatis di masa lalu, atau kekhawatiran yang mendalam terhadap masa depan. Tekanan sosial, tuntutan hidup, dan pengalaman gagal juga dapat memicu kebiasaan berpikir berlebihan. Ketika seseorang merasa kehilangan kendali atas situasi atau terlalu khawatir dengan penilaian orang lain, pikiran negatif cenderung berputar tanpa henti.

Kurangnya kepercayaan diri dan kebiasaan membandingkan diri dengan orang lain di media sosial juga memperparah kondisi ini. Tanpa disadari, terlalu banyak berpikir menjadi pola pikir yang melelahkan dan menghambat ketenangan batin serta pengambilan keputusan yang rasional.

Cara Efektif Mengatasi Berpikir secara Berlebihan

Berikut 7 cara efektif yang bisa kamu coba untuk mengatasi pikiran menganalisis secara berlebihan:

1. Sadari Pola Pikirmu

Langkah awal untuk mengatasi terlalu banyak berpikir adalah dengan menyadari bahwa pikiranmu sedang terjebak dalam proses berpikir berlebihan. Saat pikiran mulai berputar-putar tanpa arah, beri jeda sejenak dan tanyakan pada diri sendiri, “Apakah ini membantu atau hanya membuatku semakin cemas?”

2. Fokus pada Hal yang Bisa Dikendalikan

Sering kali berpikir secara berlebihab terjadi karena kita khawatir pada hal-hal di luar kendali. Ubah fokusmu. Daripada memikirkan “bagaimana jika”, pikirkan apa yang bisa kamu lakukan sekarang. Tindakan kecil lebih bermanfaat daripada kekhawatiran besar.

3. Tuliskan Pikiranmu

Membuat jurnal atau menulis isi pikiran bisa membantu kamu melihat pola dan sumber kecemasan. Tindakan ini juga memberikan ruang bagi pikiran untuk "melepaskan" beban yang terus berputar dalam kepala.

4. Tetapkan Waktu Khusus untuk Memikirkan Masalah

Menunda berpikir bisa menjadi strategi yang sehat. Misalnya, alokasikan 10–15 menit setiap hari untuk “worry time”. Di luar waktu itu, jika pikiran negatif muncul, katakan pada diri sendiri, “Nanti saja dipikirkan.”

5. Lakukan Aktivitas Fisik

Olahraga ringan seperti jalan kaki, yoga, atau peregangan bisa membantu mengalihkan pikiran dari berpikir . Aktivitas fisik dapat merangsang pelepasan hormon endorfin yang berperan dalam meredakan stres dan rasa cemas.

6. Praktikkan Mindfulness dan Meditasi

Melatih mindfulness membantu kamu hidup di saat ini, bukan tenggelam dalam masa lalu atau khawatir akan masa depan. Meditasi 5–10 menit per hari bisa menenangkan pikiran dan memperkuat kesadaran diri.

7. Bicara dengan Orang yang Dipercaya

Kadang, berbagi pikiran dengan teman, keluarga, atau terapis bisa memberikan perspektif baru. Jangan ragu untuk mencari bantuan profesional jika berpikir secara berlebihan mulai mengganggu keseharianmu.

Penutup

Mengatasi overthinking bukan hal yang instan, tapi bukan pula hal yang mustahil. Dengan latihan dan kesadaran, kamu bisa melatih pikiran untuk lebih tenang, fokus, dan tidak larut dalam kecemasan yang tidak perlu. Ingatlah, kamu tidak perlu menjadi sempurna untuk bisa merasakan ketenangan. Cukup lakukan yang terbaik, dan biarkan sisanya berjalan sesuai waktunya.

 

Menulis: Ruang Sunyi untuk Mendengar Suara Jiwa

Konten [Tampil]

Iustrasi menulis: ruang sunyi untuk mendengar suara jiwa. (pexels.com/Polina)

Dalam dunia yang serba cepat dan penuh pencapaian, menulis sering kali dipandang sebagai aktivitas yang harus menghasilkan sesuatu: buku terbit, konten viral, atau cuan dari tulisan. Namun, bagi sebagian orang—termasuk aku—menulis bukan semata soal target, melainkan panggilan jiwa. Sesuatu yang tidak selalu bisa dijelaskan, tetapi terasa begitu kuat mendorong dari dalam.

Saat Menulis Tidak Lagi Soal Jumlah Kata

Dulu, aku juga pernah menghitung-hitung berapa halaman yang kutulis dalam sehari. Aku bangga saat mampu menyelesaikan sekian ribu kata, tapi terasa hampa saat menyadari bahwa tulisanku kehilangan ruh. Kosong. Sekadar rutinitas yang dipaksa untuk memenuhi target.

Sampai pada satu titik, aku berhenti. Aku bertanya pada diriku sendiri: “Untuk apa aku menulis?”


Bukan untuk mengejar likes, bukan untuk mengisi feed. Namun, untuk menyapa bagian terdalam dari diriku yang jarang terdengar.

Menulis Sebagai Ruang Berteduh

Menulis bagiku adalah cara untuk memahami dunia, tetapi lebih dari itu: memahami diri sendiri. Dalam setiap kata yang kutulis, aku seperti membuka jendela kecil menuju isi hatiku. Kadang bahagia, kadang rapuh. Kadang marah, kadang penuh harapan.

Di tengah riuhnya dunia luar, menulis menjadi ruang berteduh. Sebuah tempat aman di mana aku boleh menangis, tertawa, jujur, dan tidak dihakimi.

Panggilan yang Tidak Bisa Ditawar

Ada saat-saat ketika aku sedang lelah, sibuk, atau bahkan ingin menyerah, tapi ada suara kecil yang memanggil. Bukan dari luar, tapi dari dalam. Suara itu berkata, “Tulis saja. Satu paragraf, satu baris pun tak apa. Yang penting kamu menulis.”

Panggilan itu tak pernah memaksa, tapi juga tak pernah benar-benar diam. Ia hadir seperti sahabat yang mengingatkan, bukan menuntut. Dan ketika aku mendengarkannya, ada rasa damai yang sulit dijelaskan.

Menulis untuk Memberi, Bukan Hanya Mengisi

Menulis bukan hanya untuk mengisi halaman kosong, tapi untuk memberi makna. Memberi ruang bagi orang lain yang sedang mencari harapan, penghiburan, atau sekadar teman senasib. Mungkin itulah mengapa menulis yang lahir dari jiwa, akan selalu menemukan jalannya sendiri menuju hati pembaca.

Penutup

Menulis memang bisa menjadi profesi, sumber penghasilan, atau jalan menuju prestasi. Tapi jangan sampai kita lupa: menulis, pertama-tama, adalah panggilan. Panggilan untuk jujur, panggilan untuk hadir bagi diri sendiri dan panggilan untuk memberi makna bagi orang lain.

Jika kamu merasa adanya panggilan itu, jangan abaikan. Dengarkan. Tuliskan. Biarkan kata-katamu tumbuh menjadi jembatan yang menghubungkan dirimu dengan dunia dan dengan jiwamu sendiri.

Thursday, July 3, 2025

Senandika: "Gema Kecemasan"

Konten [Tampil]

Ilustrasi: seseorang duduk memeluk lutut, penuh overthinking dan anxiety.(leonardo.ai

/meliafamelia)  

Ada suara di dalam kepalaku. Ia berbisik tanpa henti, seolah tak pernah lelah. Katanya, aku tak cukup baik. Katanya, dunia terlalu besar, terlalu bising, terlalu berbahaya untuk seseorang sepertiku. Setiap detik, setiap langkah, ada perasaan yang membekap, seakan aku terus-menerus berada di tepi jurang.

Kenapa hal-hal sederhana bisa terasa begitu rumit? Napasku tersengal hanya memikirkan kemungkinan yang belum tentu terjadi. Saat semua orang tampak tenang, aku dilanda badai di dalam diri sendiri. Jantungku berpacu, tanganku gemetar, dan tiba-tiba, aku kehilangan kendali atas atas diriku sendiri.

 Orang bilang, “Santai saja, itu hanya di kepalamu.”

Seakan aku bisa mematikan tombol dan semuanya akan baik-baik saja. Mereka tak tahu bagaimana rasanya terjebak dalam labirin pikiran yang tak pernah berhenti berputar. Bagaimana semua pintu seolah tertutup, kecuali satu pintu, yaitu kecemasan.

Aku ingin keluar, tapi bagaimana caranya? Ketakutan ini bukan hanya sekadar bayangan yang bisa kuabaikan. Ia nyata. Ia hadir setiap kali aku mencoba melangkah keluar dari zona nyamanku. Ia mengekangku, membisikkan ketidakmampuan, kelemahan, serta ketidakpastian. 

Namun, di tengah semua itu, ada secercah harapan. Mungkin suara itu tak akan pernah benar-benar hilang, tapi aku bisa belajar untuk tidak selalu mendengarkannya. Aku bisa belajar untuk bernapas di tengah deru kecemasan, untuk berdiri di tengah gempuran pikiran yang meruntuhkan.

Mungkin hari ini aku masih di sini, di dalam perangkap kecemasanku. Tapi siapa tahu? Mungkin besok aku akan menemukan jalan keluar, meski hanya selangkah. Dan itu cukup. Karena melawan kecemasan bukan tentang menang atau kalah, tapi tentang bertahan dan menyadari bahwa aku lebih dari ketakutanku.


B0gor, 04 Juli 2025

 


Monday, June 9, 2025

5 Minuman Sebelum Tidur yang Membantu Menurunkan Berat Badan

Konten [Tampil]

Ilustrasi: teh chamomile minuman sebelum tidur yang membantu menurunkan berat badan
                                                                                 (pexels.com/Mareefe)                                                                                    


Nikmati 5 minuman sebelum tidur yang membantu menurunkan berat badan, jika ingin menurunkan berat badan dengan cara alami. Selain itu juga dapat membantu membakar lemak, meningkatkan metabolisme, dan tidur pun jadi lebih nyenyak. 

Menurunkan berat badan bukan hanya tentang diet ketat dan olahraga intens. Perubahan kecil seperti memilih minuman yang tepat di malam hari juga berpengaruh besar. Beberapa jenis minuman terbukti mampu mempercepat proses detoksifikasi, meningkatkan rasa kenyang, serta menunjang fungsi tubuh saat beristirahat.

Berikut ini lima jenis minuman sebelum tidur yang dapat membantu proses penurunan berat badan secara alami:

1. Teh Chamomile

Selain dikenal sebagai minuman yang menenangkan, teh chamomile ternyata juga mendukung penurunan berat badan. Kandungan antioksidannya membantu memperlancar pencernaan dan mendorong pembakaran lemak saat kamu tertidur.

Manfaat tambahan: Tidur jadi lebih lelap, yang sangat berpengaruh terhadap stabilitas metabolisme.


2. Air Lemon Hangat

Mengonsumsi air lemon hangat di malam hari dapat membantu tubuh menjalani proses detoksifikasi dan mendukung fungsi hati. Kandungan vitamin C dan antioksidan dalam lemon berperan penting dalam membantu mengeluarkan racun dari dalam tubuh.

Tips: Gunakan lemon segar dan hindari penambahan gula agar manfaatnya tetap optimal.


3. Susu Rendah Lemak

Kandungan triptofan dan kalsium dalam susu rendah lemak dapat membantu tubuh lebih cepat tertidur dan tidur lebih lelap. Tidur yang cukup berkaitan erat dengan keseimbangan hormon lapar dan kenyang, yaitu leptin dan ghrelin.

Catatan: Sebaiknya pilih susu yang tidak mengandung gula tambahan agar asupan kalori tetap terjaga.


4. Teh Hijau Tanpa Kafein

Teh hijau mengandung antioksidan jenis katekin yang terbukti meningkatkan metabolisme tubuh dan membantu proses pembakaran lemak. Untuk malam hari, pilih varian tanpa kafein agar tidurmu tidak terganggu.

Fakta menarik: Teh hijau yang dikonsumsi secara teratur sangat berpotensi membantu menghilangkan lemak di area perut.


5. Air Kayu Manis dan Madu

Minuman dari campuran kayu manis dan madu dalam air hangat menjadi alternatif alami untuk membakar lemak. Kayu manis membantu menstabilkan kadar gula darah, sementara madu mengandung enzim yang mempercepat metabolisme.

Cara membuat: Campur ½ sdt kayu manis bubuk dan 1 sdt madu ke dalam segelas air hangat.


Minuman sehat sebelum tidur bisa menjadi kebiasaan ringan namun berdampak besar untuk proses penurunan berat badan. Selain menyehatkan tubuh dari dalam, minuman ini juga membantu tidur lebih berkualitas.

Namun, ingatlah bahwa hasil yang optimal akan didapat jika dikombinasikan dengan pola makan seimbang, olahraga rutin, dan manajemen stres yang baik. Jadikan rutinitas malam harimu tidak hanya menenangkan, tetapi juga menyehatkan!

Tuesday, June 3, 2025

Jejak Kata Ibu Rumah Tangga, Istri, dan Penyintas

Konten [Tampil]


Tulisan ini lahir bukan dari hidup yang sempurna, melainkan dari serpihan kisah yang mengajarkanku arti sebuah perjuangan. Kutuliskan dalam setiap jejaknya dengan hati, air mata dan iman.

Adakala sebagai ibu rumah tangga, aku merasa tidak berharga. Hari-hariku dilalui terasa monoton, tenggelam dalam rutinitas tanpa jeda. Namun, dari sanalah aku belajar tentang cinta tak bersyarat, bahwa mencintai tak selalu butuh ucapan, tetapi hadir dalam diam, kesabaran dan Ikhlas yang tak terlihat.

Sebagai istri, pastinya aku pernah menghadapi badai rumah tangga. Ada luka yang kupendam, lelah yang tak sempat kuceritakan. Rumah tangga bukan tentang siapa yang paling benar, melainkan siapa yang ingin memperbaiki diri demi kebaikan bersama.

Aku sebagai seorang penyintas tumor otak, yang telah melalui perjalanan panjang untuk kesembuhan. Hari demi hari selalu diselimuti rasa takut dan cemas. Dari sana, aku belajar bahwa menuliskan kisah bisa menjadi doa panjang dan pelipur luka, bagi diri sendiri maupun orang lain.

Lewat platform KBM, kutuliskan semuanya. Kisah-kisah itu kini, kubagikan dalam tulisan yang bisa dibaca melalui platform KBM App. Tiga karyaku di sana bukan hanya catatan harian, melainkan cerminan dari perjalanan seorang perempuan yang ingin menyembuhkan dirinya sambil menguatkan orang lain:


πŸ”Ή Pernak-pernik Kehidupan Ibu Rumah Tangga

πŸ”Ή Untukmu, Lelaki yang Kupilih untuk Menggapai Surga-Nya

πŸ”Ή Secercah Mentari Bagi Penyintas Tumor Otak

 

"Semoga jejak kata ini menjadi cahaya kecil untukmu yang sedang berjuang. Aku percaya, setiap perempuan memiliki kisah yang layak ditulis, dan setiap luka bisa disembuhkan lewat kejujuran yang ditulis dengan cinta."


Temukan tulisan-tulisanku melalui link di bawah ini:

https://read.kbm.id/profile/penulis/a0298c80-1d43-7448-ab93-ceb3469f7ebc