![]() |
Ilustrasi: seseorang duduk memeluk lutut, penuh overthinking dan anxiety.(leonardo.ai |
Kenapa hal-hal sederhana bisa terasa begitu rumit? Napasku tersengal hanya memikirkan kemungkinan yang belum tentu terjadi. Saat semua orang tampak tenang, aku dilanda badai di dalam diri sendiri. Jantungku berpacu, tanganku gemetar, dan tiba-tiba, aku kehilangan kendali atas atas diriku sendiri.
Seakan aku bisa mematikan tombol dan semuanya akan baik-baik saja. Mereka tak tahu bagaimana rasanya terjebak dalam labirin pikiran yang tak pernah berhenti berputar. Bagaimana semua pintu seolah tertutup, kecuali satu pintu, yaitu kecemasan.
Aku ingin keluar, tapi bagaimana caranya? Ketakutan ini bukan hanya sekadar bayangan yang bisa kuabaikan. Ia nyata. Ia hadir setiap kali aku mencoba melangkah keluar dari zona nyamanku. Ia mengekangku, membisikkan ketidakmampuan, kelemahan, serta ketidakpastian.
Namun, di tengah semua itu, ada secercah harapan. Mungkin suara itu tak akan pernah benar-benar hilang, tapi aku bisa belajar untuk tidak selalu mendengarkannya. Aku bisa belajar untuk bernapas di tengah deru kecemasan, untuk berdiri di tengah gempuran pikiran yang meruntuhkan.
Mungkin hari ini aku masih di
sini, di dalam perangkap kecemasanku. Tapi siapa tahu? Mungkin besok aku akan
menemukan jalan keluar, meski hanya selangkah. Dan itu cukup. Karena melawan
kecemasan bukan tentang menang atau kalah, tapi tentang bertahan dan menyadari
bahwa aku lebih dari ketakutanku.
B0gor, 04 Juli 2025
No comments:
Post a Comment