“Ayo, sini nena pasangkan”, jawabku. Aku membuka plester
luka dan menanyakan kembali, “Mau dipasang dimana plesternya, sayang?”, Arumi
kemudian menunjukkan lututnya.
“Siap tuan putri, plesternya sudah pasangkan", sahutku sambil
menggelengkan kepala melihat tingkahnya yang merasa bahagia. Tingkahnya Arumi
begitu menggemaskan membuat aku tertawa sendiri tapi kadang-kadang ulahnya
sangat menyebalkan.
3 alasan penyebab anak balita suka dan terobsesi menggunakan plester luka
1. Validasi
Anak-anak khususnya balita belum dapat mengontrol atau mengekspresikan emosi mereka sebaik orang dewasa. Meski begitu, sama seperti kita, anak-anak tetap merasakan semua 'perasaan' yang bermacam-macam setiap harinya.
Dengan dipasangkannya plester luka, bisa jadi anak merasa mendapatkan
validasi bahwa apa yang mereka rasakan dilihat, dimengerti, didengar, dan
ditanggapi oleh orang tuanya.
2. Perhatian
Dari pengalamannya itu bisa jadi diingat anak dan membuatnya memahami bahwa plester luka bisa mendapatkan perhatian ekstra atau kesempatan istimewa.
3. Kemerdekaan
Anak-anak
selalu ingin mencari tahu siapa mereka. Dari masa balita hingga anak besar dan
terus tumbuh jadi orang dewasa, mereka akan berusaha mencari tahu dan mengenali
dirinya sendiri. Plester luka, bisa jadi digunakan oleh anak dalam proses ini.
No comments:
Post a Comment