Wednesday, July 10, 2024

Ketulusan Hati Seorang Istri

Konten [Tampil]
Di sebuah sudut kota, hiduplah pasangan suami istri yang telah lama mengarungi bahtera rumah tangga. Ahmad adalah seorang suami yang baik, ia dikenal sebagai seorang yang teguh dengan pendiriannya. Namun ia jarang mengungkapkan perasaan cinta kepada Aisyah, istrinya, bahkan hampir tidak pernah menerima nasehat dari orang lain.

Aisyah adalah seorang istri shalihah dengan kesabarannya, selalu mencoba memahami dan mendukung suaminya. Setiap hari, Aisyah menyiapkan makanan kesukaan Ahmad dengan penuh cinta, menciptakan suasana rumah yang nyaman, serta menyambut suaminya dengan senyuman penuh kehangatan.

Suatu hari, Ahmad pulang dengan wajah yang sangat muram. Proyek besar yang ia kerjakan mengalami kegagalan. Aisyah mendekati suaminya, dan mencoba memberikan dukungan.
“Suamiku, mungkin ini saatnya kita mencoba mendengarkan saran dari yang lain,” ucap lembut Aisyah.
Ahmad, masih terdiam sambil menatap penuh wajah Aisyah.
 “Mungkin kamu benar, Aisyah,” kata Ahmad pelan. “Aku selama ini terlalu keras kepala.”
Ahmad biasanya akan menolak perkataan Aisyah, tetapi untuk pertama kalinya ia menyetujui saran yang diberikan Aisyah. 

Sejak kejadian itu, perubahan kecil terjadi kepada Ahmad. Ia mulai membuka diri, mendengarkan nasehat Aisyah, dan bahkan sesekali, mengucapkan terima kasih saat istrinya menyajikan makanan. Selain itu, Ahmad menyampaikan permintaan maaf ketika lupa memberikan kabar jika terlambat pulang ke rumah. Aisyah mulai merasakan kehangatan yang selama ini dirindukannya.

Pada suatu sore, Ahmad pulang lebih awal dengan membawa seikat bunga mawar merah. Ia menyerahkannya kepada Aisyah sambil berkata, “Untukmu, yang telah bersabar dengan segala kekuranganku.” Aisyahpun tersenyum, matanya berkaca-kaca. Ini adalah pertama kalinya Ahmad melakukan sesuatu yang begitu romantis.

Mereka berdua, duduk bersama di teras rumah menikmati secangkir teh hangat sambil menatap langit yang mulai berwarna jingga. Ahmad menggenggam tangan Aisyah sambil berkata, “Terima kasih Aisyah karena telah menjadi cahaya dalam hidupku. Aku mencintaimu, dan akan berusaha menjadi suami yang lebih baik.”

Sejak itu, hubungan mereka berdua adanya perubahan. Ahmad menjadi lebih terbuka dan lembut, serta Aisyah merasa dihargai dan dicintai. Mereka berdua belajar bahwa berkomunikasi terbuka, saling memahami serta memaafkan adalah kunci dari pernikahan yang mendatangkan sakinah, mawaddah warahmah.

No comments:

Post a Comment