Suatu hari, aku bertemu dengan seekor burung kecil yang sedang terjebak dalam jaring laba-laba. Tanpa ragu, aku segera terbang mendekati dengan hati-hati membantu burung kecil itu bebas. Burung kecil itu sangat berterima kasih dan berkata, "Luna, kau mungkin tidak melihatnya, tetapi kebaikan dan keberanianmu jauh lebih indah dibandingkan warna-warni sayap kupu-kupu lainnya."
Aku hanya tersenyum malu, dan segera pergi untuk melanjutkan aktivitas di tepian kolam. Begitulah kegiatan sehari-hariku, selain mencari bunga yang bisa aku hisap nektarnya.
Beberapa hari kemudian, terjadilah badai besar yang merusak banyak tanaman yang ada di taman. Kupu-kupu lain mengalami kesulitan menemukan bunga untuk mencari makan. Aku, yang sering terbang rendah dan mengenal setiap sudut taman, membantu teman-temanku menemukan bunga yang masih tersisa.
Mereka mulai memandangku dengan cara yang berbeda dan baru menyadari meskipun sayapku tidak berwarna-warni, tetapi memiliki hati yang besar dan kepedulian tulus. Teman-teman menghargaiku bukan karena penampilan, tetapi karena kebaikan dan ketulusan hati.
Aku pun menyadari bahwa menilai diri, tidak selalu apa yang terlihat dari luar tetapi dari tindakan dan hati yang tulus. Aku mulai belajar untuk mencintai diri sendiri dan merasa bangga dengan apa adanya diri ini.
Akhirnya, aku mulai membuka diri untuk ikut bergabung dengan teman-teman lain. Hidupku mulai berwarna dan memiliki rasa kepercayaan diri yang tinggi, walaupun dengan bentuk corak sayapku yang berbeda.
No comments:
Post a Comment