Wednesday, October 2, 2024

Bangkit dari Titik Nol

Konten [Tampil]


Danu duduk termenung di sudut ruangan kecil rumahnya, sambil menatap langit-langit yang tampak kusam. Di dalam pikirannya berputar berbagai hal, termasuk rencananya untuk bangkit kembali setelah usaha yang dirintisnya selama bertahun-tahun hancur. 

Danu mengenang bahwa ia pernah memiliki rumah lebih besar, mobil, dan sejumlah tabungan. Danu memilih untuk menjual semua yang tersisa demi memenuhi kebutuhan keluarganya.

"Istri dan anak-anakku harus tetap makan," kata Danu dalam hati. 

Itulah yang menjadi motivasinya. Bukan tentang dirinya sendiri, tapi bagaimana keluarganya agar tetap berdiri kuat. Meskipun semuanya tampak suram, Danu tetap tidak pernah kehilangan keyakinan. Setiap pagi, setelah menunaikan salat Subuh, Danu berzikir sejenak. Danu memohon kepada Allah agar segala usahanya diridai dan membawa berkah.

“Rizki itu tak selalu datang dari apa yang kita rencanakan,” Danu terkenang akan kata-kata bijak ayahnya dulu. Maka ia pun mulai bekerja serabutan. Terkadang sebagai pengantar barang, tukang ojek, bahkan pekerja bangunan saat ada proyek di kampungnya.

Berkat kegigihannya, lambat laun Danu mulai menemukan peluang. Seseorang menawarinya untuk bergabung dalam bisnis kecil penyediaan kebutuhan pokok di lingkungan sekitar. Meskipun kecil, Danu melihat ini sebagai awal dari sesuatu yang besar.

Setiap hari, Danu bangun lebih awal dan bekerja hingga larut malam demi membangun bisnis kecil tersebut. Setiap tetes keringat yang jatuh adalah bentuk sebuah perjuangan yang ia niatkan sebagai ibadah. Istrinya, Sinta, selalu ada di sisinya. Meskipun keadaan mereka jauh dari mewah, senyuman dan dukungan Sinta membuat Danu merasa seperti memiliki kekayaan terbesar di dunia.

Waktu pun terus berlalu, perlahan tapi pasti, usaha yang dijalankan Danu mulai berkembang. Dari bisnis kecil penyediaan sembako, ia kini berhasil membuka toko kelontong. Meski belum besar, keberkahan yang Danu rasakan jauh lebih dari apa yang pernah ia miliki dulu.

Kini, Danu tidak lagi merasa berada di titik nol. Meskipun perjalanannya masih panjang, ia merasa bahwa setiap langkah yang ditempuh penuh dengan pelajaran dan hikmah.

 

No comments:

Post a Comment