Saturday, August 9, 2025

Peran Bookfluencer dalam Literasi dan Dakwah Kebaikan

Konten [Tampil]

Ilustrasi koleksi buku-buku Islami. (pexels.com/Rumeysa Demir)


Peran bookfluencer tak sekadar ulasan buku, tetapi juga menghidupkan literasi dan dakwah kebaikan yang menyentuh hati pembaca. Bookfluencer bukan sekadar merekomendasikan buku, melainkan juga menjadi penggerak yang menghidupkan budaya membaca dan menyebarkan pesan-pesan kebaikan melalui literasi.

Bookfluencer, Literasi, dan Dakwah Kebaikan

Di tengah maraknya konten hiburan cepat di media sosial, peran bookfluencer menjadi oase. Mereka tidak hanya membagikan judul buku atau sinopsis, tetapi juga menghadirkan konten inspiratif yang membangun kesadaran literasi dan spiritualitas.

Salah satu contohnya adalah keterlibatan bookfluencer dalam menyebarkan karya antologi terbaru dari Indscript Creative, "Saat Aku Tahu Allah Tak Pernah Pergi." Buku ini mengangkat kisah reflektif dan pengalaman iman yang menyentuh hati, dan menjadi medium dakwah literasi yang bermakna.

Mengubah Sosial Media Menjadi Media Dakwah

Bookfluencer mampu memanfaatkan algoritma media sosial untuk menyebarkan nilai-nilai kebaikan. Melalui ulasan jujur, kutipan penuh makna, atau renungan pribadi yang mereka bagikan, audiens bukan hanya tertarik untuk membaca buku, tetapi juga merenung dan memperbaiki diri.

Dalam konteks dakwah, pendekatan bookfluencer sangat relevan. Mereka menyampaikan pesan-pesan positif tanpa menggurui, justru dengan membagikan potongan kehidupan nyata atau pengalaman dari isi buku yang menyentuh.

Literasi yang Menggerakkan Perubahan

Kegiatan membaca tidak akan berarti tanpa ada pemaknaan. Peran bookfluencer sebagai pendorong perubahan bisa dilihat dari bagaimana mereka membangun komunitas pembaca, mengadakan diskusi buku, atau mendorong penerbitan karya yang punya nilai moral dan spiritual.

Buku antologi seperti Saat Aku Tahu Allah Tak Pernah Pergi menjadi contoh konkret bagaimana literasi bisa menjadi sarana penyembuhan, refleksi, bahkan pencerahan. Dengan membacanya, pembaca diajak untuk menyadari bahwa Allah tidak pernah benar-benar meninggalkan mereka, hanya saja kadang kita yang terlalu jauh berpaling.

Penutup

Melalui konten yang konsisten dan bernilai, bookfluencer terbukti menjadi bagian penting dalam memajukan literasi dan dakwah kebaikan. Mereka menjembatani buku-buku inspiratif dengan pembaca yang haus makna di tengah bisingnya dunia digital.

Dengan makin banyak bookfluencer yang menyuarakan nilai-nilai positif, semoga dunia literasi tidak hanya berkembang secara kuantitas, tetapi juga secara kualitas dan kebermanfaatan.

Jika kamu seorang bookfluencer, kamu bukan sekadar pamer buku. Kamu adalah penjaga cahaya — yang menuntun pembaca kembali ke harapan, iman, dan makna hidup melalui aksara.


No comments:

Post a Comment