Dengan segala keterbatasan fisik namun Allah menggerakkan hatinya tetap istiqomah menjalankan ibadah haji tahun ini. Pak Rahman adalah seorang pria paruh baya yang selama hidupnya dikenal sebagai sosok yang gigih dan penuh semangat. Namun, suatu hari, qada dan qadar Allah berkata lain. Pak Rahman mengalami stroke, mengakibatkan lumpuh pada sebagian tubuhnya. Hidup pak Rahman berubah drastis, dia harus bergantung pada kursi roda serta bantuan orang lain untuk melakukan aktivitas sehari-hari.
Meskipun demikian, semangat pak Rahman tidak pernah pudar. Di tengah segala keterbatasannya, ada satu impiannya, yaitu menunaikan ibadah haji ke Tanah Suci Mekkah. Setiap hari, dia berdoa kepada Allah, memohon kekuatan dan kesempatan agar dapat menjalankan rukun Islam kelima itu.
Akhirnya, kabar baik itu datang. Nama pak Rahman masuk dalam daftar jamaah haji. Beliau merasa terharu dan bersyukur. Meskipun tubuhnya memiliki keterbatasan, namun hati tetap teguh dan penuh keyakinan. Dengan bantuan istri dan keluarganya, pak Rahman mulai mempersiapkan segala keperluan perjalanan suci tersebut.
Perjalanan ke Tanah Suci tidaklah mudah bagi Pak Rahman. Setiap Langkah terasa berat, namun hatinya tetap mantap. Di Mekkah, dia menyaksikan Ka'bah untuk pertama kalinya dengan mata berkaca-kaca. Dengan penuh keikhlasan, pak Rahman berdoa dan memohon ampunan serta kekuatan dari Allah.
Pada saat tawaf, Pak Rahman menggunakan kursi roda yang didorong oleh pendampingnya. Meskipun tidak bisa berjalan, tetapi dia terus berputar mengelilingi Ka'bah dengan penuh ketulusan. Ketika sa'i antara bukit Shafa dan Marwah, ia merasakan kesulitan yang luar biasa. Namun, setiap kali dia merasa lelah dan hampir menyerah, selalu teringat akan tujuan utamanya adalah menjalankan ibadah kepada Allah.
Ketika suhu di padang Arafah mencapai 50 C, dilaluinya dengan penuh kesabaran. Begitujuga tempat suci lainnya. Pak rahman selalu berdoa, memohon kekuatan dan keteguhan hati. Rasa sakit dan keterbatasan fisik tidak menghalangi kekhusyukan ibadahnya. Dia yakin bahwa Allah Maha Kuasa akan membalas setiap usaha serta pengorbanannya.
Pada ibadah terakhir untuk melempar jumrah, pak Rahman merasakan kebahagiaan yang tak terhingga. Dia berhasil menjalankan seluruh rangkaian ibadah haji meskipun dengan segala keterbatasan. Hatinya dipenuhi rasa syukur sangat mendalam, merasa lebih dekat dengan Allah. Dengan keyakinan semakin kuat bahwa Allah selalu memberikan jalan bagi hamba-Nya yang bersungguh-sungguh.
Kisah perjuangan pak rahman dalam
menunaikan ibadah haji di tengah keterbatasan fisik menjadi bukti bahwa dengan
ketulusan hati dan keyakinan kepada Allah, tidak ada yang tidak mungkin. Selain
itu mengajarkan kita bahwa kekuatan sebenarnya bukan terletak pada fisik,
tetapi pada iman dan tekad yang kuat.
No comments:
Post a Comment