Ada seorang gadis muda bernama Amira, tinggal di sebuah desa kecil pinggiran Sumatera. Sejak kedua orang tuanya berpisah, Amira harus mengambil alih tanggung jawab bagi keluarga.
Amira bermimpi untuk melanjutkan pendidikannya ke bangku kuliah. Namun, impian itu harus ia kubur dalam-dalam. Setelah lulus SMA, setiap hari Amira menjajakan kue buatannya ke pasar. Hasil dari berjualan itu, digunakannya untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, termasuk biaya sekolah ketiga orang adiknya.
Banyak orang yang menyarankan agar Amira tetap melanjutkan sekolah. Namun, Amira telah bertekad bulat, ia ingin ketiga adiknya tetap sekolah agar memiliki masa depan yang lebih cerah. Setiap kali melihat senyuman adik-adiknya saat berangkat ke sekolah, Amira merasa pengorbanannya tidak sia-sia.
Kadangkala, Amira merasa lelah, tetapi ia selalu mengingat satu hal, yaitu kebahagiaan adik-adiknya. Mereka berhak merasakan dan memiliki kehidupan yang lebih baik. Ia harus mengorbankan mimpinya demi mereka.
Suatu hari, ketika sang adik dinyatakan lulus dengan nilai terbaik dan mendapat beasiswa kuliah, air mata Amira tak terbendung. Ia tersenyum bahagia, hatinya merasakan kebanggaan. Bagi Amira, keberhasilan sang adik adalah pencapaian terbesar dalam hidupnya.
Pengorbanan Amira sangat
menginspirasi banyak orang. Hingga akhirnya, seorang guru di sebuah sekolah
memberikan tawaran beasiswa untuk Amira melanjutkan kuliah sambil bekerja paruh
waktu. Dengan doa dan dukungan adik-adiknya, Amira akhirnya dapat melangkah
menuju gerbang universitas. Bagi Amira, semua pengorbanan yang ia lakukan
adalah rasa cinta kepada adik-adiknya.
#latihan30harimenulis
#nestapaberujungbahagia_day_24
#miniproject
No comments:
Post a Comment