Tuesday, May 13, 2025

Tips Efektif Mengelola Emosi bagi Ibu Rumah Tangga

Konten [Tampil]
Ibu dan anak sedang beraktivitas yang menyenangkan. (pexels.com/Ron Lach)

Temukan tips efektif mengelola emosi bagi ibu rumah tangga, agar tetap waras dan bahagia dalam menjalani perannya sehari-hari, serta menjadi pusat cinta di rumah.

Menjadi ibu rumah tangga bukanlah peran yang ringan. Tuntutan dari berbagai arah, mulai dari anak, suami, pekerjaan domestik, bahkan ekspektasi dari lingkungan sosial. Hal ini, seringkali menumpuk menjadi beban emosional. Jika tidak kita mengelolanya dengan baik, emosi yang menumpuk bisa meledak dan berdampak pada keharmonisan rumah tangga.

Berikut ini beberapa tips mengelola emosi yang efektif bagi ibu rumah tangga, agar tetap sehat secara mental dan mampu menjalani peran dengan bahagia.

1. Kenali dan Terima Emosi yang Muncul

Langkah pertama dalam mengelola emosi adalah menyadari perasaan yang sedang kita rasakan, baik itu marah, sedih, kecewa, lelah, ataupun frustrasi. Jangan menolak atau mengabaikan semua hal itu. Menerima emosi sebagai bagian dari pengalaman hidup manusia akan membuat kita lebih bijak dalam meresponsnya.

"Aku sedang marah, dan itu wajar. Tapi aku bisa memilih bagaimana meresponsnya."


2. Ambillah Jeda Saat Emosi Memuncak

Ketika emosi mulai memuncak, ambillah jeda. Menjauh sejenak dari sumber stres—misalnya masuk ke kamar dan menarik napas dalam hingga bisa membantu menjadi lebih baik. Jangan pernah ragu untuk mengatakan, “Ibu butuh waktu sebentar ya,” kepada anak atau pasangan.

Bernafas dalam selama 3–5 menit dengan teknik 4-7-8 (tarik napas 4 detik, tahan 7 detik, hembuskan 8 detik) bisa membantu meredakan ketegangan.


3. Tulis Perasaan dalam Jurnal

Menulis merupakan cara yang paling efektif dan mudah dilakukan untuk menyalurkan emosi kita. Dengan menuliskan semua keluh kesah yang ada, kita bisa lebih memahami akar masalah dan tidak langsung melampiaskannya kepada orang lain.

Coba meluangkan waktu 5–10 menit sebelum tidur untuk mencatat perasaan yang dirasakan hari itu, termasuk hal-hal yang disyukuri.


4. Jaga Keseimbangan Tubuh dan Pikiran

Kesehatan emosional sangat berkaitan dengan kondisi fisik. Ketika kurang tidur, kurang nutrisi, dan minim gerak bisa membuat emosi lebih mudah meledak. Pastikan agar kita: tidur cukup (minimal 6–7 jam), makan bergizi dan cukup air putih, serta berolahraga ringan, seperti jalan pagi atau senam 15 menit


5. Libatkan Dukungan Sosial

Berbagi cerita dengan teman, keluarga, atau komunitas sesama ibu rumah tangga bisa sangat membantu. kita tak perlu ragu untuk menemukan teman curhat yang bisa mendengarkan tanpa menghakimi.

Jika perlu, konsultasi dengan konselor atau psikolog merupakan langkah berani dan bijak, bukan tanda kelemahan kita.


6. Luangkan Waktu untuk Diri Sendiri

"Me time" bukan kemewahan, melainkan kebutuhan. Ibu yang bahagia akan lebih mudah menciptakan suasana rumah yang positif.

Berikut ini contoh cara "me time" sederhana yang bisa kita lakukan, diantaranya:

• Membaca buku favorit

• Menonton film tanpa gangguan

• Menyulam atau merajut

• Ngopi sendiri sambil mendengarkan musik tenang


7. Menguatkan Pondasi Spiritualitas

Bagi ibu yang beragama, memperkuat hubungan dengan Tuhan bisa menjadi sumber ketenangan. Salat yang khusyuk, tilawah Al-Qur’an, atau zikir bisa menjadi pelipur lara saat emosi melanda.

Berdoa seperti:

“Ya Allah, lapangkan hatiku dan sabarkan jiwaku dalam mengasuh keluarga ini,”

Hal ini, bisa menjadi penenang batin di tengah hari yang melelahkan.


Penutup

Setiap ibu rumah tangga adalah pejuang tangguh yang layak mendapatkan penghargaan, termasuk dari diri kita sendiri. Mengelola emosi bukan berarti menekan perasaan, tetapi belajar mengenal, memahami, dan merawat diri agar tetap sehat secara mental. Keluarga yang bahagia berawal dari ibu yang bahagia. Semangat buat para ibu hebat!✊✊✊

Dua Tahun Bersama: Refleksi dari Hati

Konten [Tampil]



Dua tahun bukan waktu yang panjang, tetapi cukup untuk mengajarkan kami makna keteguhan. Baik dalam suka maupun duka, kami belajar bahwa pernikahan bukan tentang siapa yang paling kuat, tetapi tentang bagaimana kami saling menguatkan. 


Aku semakin percaya, bahwa ketika dua hati saling bersandar dalam keimanan kepada Allah, segala badai bisa dilalui. Kami bukan pasangan sempurna, tetapi kami berusaha untuk saling menerima, saling memahami, dan saling memperbaiki. 


Setiap tawa dan air mata menjadi bukti perjalanan ini merupakan anugerah dari Allah. Dan di balik setiap tantangan, ada tangan Allah yang selalu menggenggam, menuntun kami untuk tetap bersama dalam kebaikan. 


Anniversary ini bukan hanya selebrasi, tapi pengingat bahwa cinta kami terus bertumbuh—bukan karena kami hebat, tetapi karena kami mau terus belajar mencintai dalam ridha-Nya. 


Semoga Allah senantiasa menjaga hati kami, menyatukan langkah kami, dan menjadikan rumah tangga ini bagian dari jalan menuju surga-Nya. Aamiin Ya Rabbal'alamiin 👐


Selamat milad cinta, kita.

💗💖

Bogor, 13 Mei 2025

Tuesday, May 6, 2025

Pesan Cinta di Ujung Ramadan

Konten [Tampil]
Ilustrasi sebuah pesan, (Canva.com/cindianafamelia06)

Lebaran tahun ini membawa kejutan yang tak terduga. Awalnya, aku dan suami tidak memiliki rencana untuk mudik ke kampung halaman di Curup, Bengkulu. Namun, Allah berkehendak lain. Tanpa diduga, kami akhirnya bisa kembali ke tanah kelahiran untuk merayakan Idulfitri bersama keluarga besar.

Malam pertama Lebaran, suasana rumah orang tuaku terasa hangat. Setelah seharian bersilaturahmi, Ibu dan Apak mengumpulkan semua anak dan menantu. Aku tidak tahu apa yang akan mereka sampaikan, tetapi firasatku mengatakan bahwa ini bukan sekadar obrolan biasa.

Ketika mereka mulai berbicara, hatiku bergetar. "Kami sudah tua," ujar Apak, suaranya berat namun penuh ketegasan. "Kami tidak tahu kapan Allah akan memanggil kami."

Aku membeku. Kata-kata itu menyentakku seperti angin dingin yang menusuk. Tiba-tiba, ruangan terasa begitu hening. Apak dan Ibu melanjutkan pembicaraan tentang warisan yang mereka tinggalkan diatur sesuai syariah Islam. Hatiku semakin sesak ketika Ibu mengeluarkan perhiasan emas yang selama ini disimpannya dengan penuh kasih sayang. Satu per satu, perhiasan itu diberikan kepada anak perempuan dan menantu perempuan.

Tanganku gemetar saat menerimanya. Ada kehangatan di sana, tapi juga rasa sakit yang sulit dijelaskan. Aku masih memiliki luka yang belum sembuh tentang kehilangan orang tercinta. Mendengar orang tuaku berbicara tentang kepergian mereka membuatku merasa seolah-olah duniaku runtuh seketika.

Beberapa hari setelahnya, aku masih terguncang. Setiap kali melihat perhiasan itu, hatiku kembali perih. Aku bertanya dalam doa, "Ya Allah, apa yang harus aku lakukan dengan ini?"

Dalam keheningan malam, aku merenung. Mungkin ini bukan sekadar pemberian materi. Ini adalah simbol kasih sayang, amanah, dan doa dari seorang ibu kepada anak-anaknya. Aku sadar, perhiasan ini bukan hanya tentang emas, tetapi tentang warisan nilai-nilai, cinta, dan harapan.

Dengan hati yang mulai lapang, aku memutuskan untuk memanfaatkannya dengan bijak. Mungkin sebagian bisa menjadi tabungan masa depan, mungkin juga bisa digunakan untuk hal-hal yang lebih bermanfaat bagi keluarga dan sesama. Yang pasti, aku ingin menjadikannya sesuatu yang bernilai bukan hanya di dunia, tetapi juga di akhirat. Bisa menjadi amal jariyah yang tak akan putus bagi kedua orangtuaku.

Aku belajar bahwa setiap pemberian, sekecil apa pun, memiliki makna lebih dalam jika kita melihatnya dengan hati yang terbuka. Dan mungkin, inilah cara Allah mengajarkan aku tentang arti kehilangan, penerimaan, dan keberkahan di balik setiap takdir-Nya.

Wednesday, April 30, 2025

Mengelola Perubahan Mood Wanita Menjelang Menopause

Konten [Tampil]
 
Ilustrasi seorang wanita sedang tersenyum bahagia. (pexels.com/shkrabaanthony)

Perjalanan Fase Kehidupan yang Unik
Menopause merupakan fase alami dalam kehidupan setiap wanita yang ditandai dengan berhentinya menstruasi selama 12 bulan berturut-turut. Namun, peralihan menuju menopause seringkali membawa perubahan emosional yang signifikan, terutama terkait perubahan mood. Menyadari perubahan ini adalah langkah pertama untuk mengelola kesehatan emosional dan fisik selama fase tersebut.

 

Apa Itu Menopause?

Menopause terjadi ketika ovarium berhenti memproduksi hormon estrogen dan progesteron, dua hormon yang penting dalam regulasi siklus menstruasi. Proses ini umumnya berlangsung pada rentang usia 45 sampai 55 tahun. Menopause tidak hanya memengaruhi fisik wanita, tetapi juga bisa menimbulkan perubahan psikologis yang signifikan, terutama dalam hal mood dan emosi.

 

Menurut Alodokter, perubahan hormon yang tajam ini memengaruhi sistem saraf pusat, yang berhubungan langsung dengan emosi dan suasana hati seseorang. Beberapa wanita mungkin merasakan perasaan cemas, mudah marah, bahkan depresi saat memasuki masa perimenopause (periode transisi menuju menopause).

 

Penyebab Perubahan Mood Menjelang Menopause

Seiring berjalannya waktu, kadar hormon estrogen dan progesteron wanita menurun, yang memicu serangkaian perubahan fisik dan emosional. Hal ini sering kali menyebabkan wanita merasa lebih sensitif terhadap stres atau perubahan suasana hati yang mendalam.

 

·         Penurunan Hormon Estrogen

Estrogen memiliki peran penting dalam mengatur mood. Ketika kadar estrogen menurun, wanita cenderung merasa lebih mudah tersinggung atau bahkan mengalami gejala depresi. Hormon ini juga berperan dalam mengatur neurotransmitter di otak, termasuk serotonin, yang berhubungan langsung dengan suasana hati.

 

·         Stres dan Kelelahan

Selama perimenopause, wanita kerap mengalami kelelahan yang lebih cepat. Fluktuasi hormon dapat mengganggu kualitas tidur, yang kemudian berdampak negatif pada suasana hati dan meningkatkan stres.

 

·         Fluktuasi Hormon

Fluktuasi hormon estrogen dan progesteron selama masa transisi menopause juga berperan dalam perubahan mood. Mengutip dari KlikDokter, penurunan kadar hormon ini dapat membuat wanita merasa cemas, cemas berlebihan, atau bahkan mengalami perasaan depresi.

 

Gejala Perubahan Mood yang Sering Ditemui

Perubahan mood pada wanita yang memasuki masa perimenopause atau menopause dapat bervariasi, tetapi beberapa gejala umum yang ditemukan adalah:

 

1.    Irritabilitas dan Marah

Salah satu perubahan yang kerap dirasakan adalah meningkatnya rasa mudah marah atau iritabilitas yang muncul tanpa sebab yang jelas.

 

2.    Cemas dan Khawatir Berlebihan

Banyak wanita mengalami kecemasan yang meningkat, terutama ketika perasaan itu datang tanpa pemicu yang jelas.

 

3.    Depresi atau Melankolis

Beberapa wanita melaporkan merasa sangat sedih atau tidak bersemangat untuk menjalani aktivitas sehari-hari. Kondisi ini bisa berlangsung selama beberapa minggu atau bulan.

 

4.    Fluktuasi Suasana Hati

Gejala mood yang berubah secara tiba-tiba, dari merasa sangat bahagia menjadi sangat tertekan, merupakan gejala yang juga umum terjadi.

 

Menurut Alodokter, gejala-gejala tersebut biasanya disebabkan oleh ketidakseimbangan hormon yang memengaruhi kinerja neurotransmitter di otak, yang bertanggung jawab untuk mengatur suasana hati.

 

Mengelola Perubahan Mood Menjelang Menopause

Menangani perubahan mood selama perimenopause dan menopause bisa menjadi tantangan, tetapi dengan pendekatan yang tepat, wanita bisa lebih mudah menjalani fase ini. Berikut adalah beberapa cara untuk mengelola perubahan mood yang terjadi:

 

1.    Pola Hidup Sehat

Menerapkan pola hidup sehat seperti makan makanan bergizi, rutin berolahraga, dan cukup tidur dapat membantu menjaga keseimbangan hormon dan mengurangi gejala yang berhubungan dengan perubahan mood. Olahraga juga dapat meningkatkan produksi endorfin yang berfungsi untuk memperbaiki suasana hati.

 

2.    Mengelola Stres

Menghindari stres berlebihan sangat penting. Teknik relaksasi seperti meditasi, yoga, atau pernapasan dalam dapat membantu menenangkan pikiran dan menjaga kestabilan emosi.

 

3.    Konsultasi dengan Dokter

Jika gejala perubahan mood terasa mengganggu, disarankan untuk berkonsultasi dengan dokter. Pengobatan, termasuk terapi hormon atau antidepresan, dapat membantu mengelola gejala mood yang berlebihan. Sesuai dengan informasi yang ditemukan di KlikDokter, terapi hormon (HT) seringkali digunakan untuk mengatasi gejala fisik dan emosional yang terjadi selama menopause.

 

4.    Dukungan Sosial

Menjaga hubungan yang baik dengan keluarga dan teman-teman juga penting. Wanita yang merasa didukung oleh orang-orang terdekat cenderung lebih mudah menjalani perubahan ini dengan ketenangan.


Kapan Harus Mencari Bantuan Medis?

Perubahan mood selama masa perimenopause dan menopause adalah hal yang wajar, tetapi jika gejala semakin berat atau mempengaruhi kualitas hidup, maka sebaiknya mencari bantuan medis. Beberapa tanda yang perlu diwaspadai adalah:

 

·           Gejala depresi yang berlangsung lama.

 

·           Kecemasan yang berlebihan sehingga mengganggu kegiatan sehari-hari.

 

·           Kesulitan tidur atau gangguan tidur yang terus-menerus.

 

·           Perasaan terisolasi atau kesulitan menjalani aktivitas sosial.

 

 

Penutup

Perubahan mood pada wanita menjelang menopause adalah hal yang alami dan sering kali disebabkan oleh perubahan hormon yang terjadi dalam tubuh. Meskipun gejala tersebut bisa terasa berat, dengan pendekatan yang tepat, seperti menjaga pola hidup sehat, mengelola stres, dan mencari dukungan medis, wanita dapat menghadapinya dengan lebih baik. Menopause bukanlah akhir dari perjalanan hidup, tetapi sebuah fase transisi yang perlu dipahami dan diterima dengan bijak.

 

Referensi:

 

Alodokter. (2022). Menopause: Penyebab dan Gejalanya. Diakses dari https://www.alodokter.com.

 

KlikDokter. (2022). Perubahan Mood Menjelang Menopause: Apa yang Harus Diketahui?. Diakses dari https://www.klikdokter.com.

 

Jurnal Psikologi Klinis Indonesia. (2020). Perubahan Mood pada Wanita Menjelang Menopause dan Dampaknya terhadap Kualitas Hidup. Jurnal Psikologi Indonesia, 13(2), 45-52.

Monday, April 21, 2025

Belajar, Berbagi, dan Beribadah sebagai Perempuan Masa Kini

Konten [Tampil]


Peringati Hari Kartini dengan menggali inspirasi dari perjuangan putri Rasululllah SAW Fatimah Az-Zahra, Ibunda Aisyah RA, dan juga Ibu Kartini. Tulisan ini mengajak perempuan masa kini untuk terus menimba ilmu, berbagi kebaikan, dan mendekatkan diri pada Allah sebagai bentuk syukur dan semangat kebebasan.

Hari Kartini bukan hanya tentang mengenang sosok R.A. Kartini yang memperjuangkan hak perempuan di masa lalu. Namun lebih dari itu, Hari Kartini adalah momentum untuk merefleksikan peran perempuan masa kini yang bisa belajar, berbagi, dan beribadah tanpa batasan seperti dulu.

Sosok Teladan Terbaik Bagi Perempuan Masa Kini

Berikut ini adalah sosok teladan terbaik bagi perempuan masa kini, yakni:

1. Fatimah: Teladan Kesederhanaan dan Kemuliaan

Fatimah Az-Zahra, putri Rasulullah SAW, hidup dalam kesederhanaan. Namun, dari beliaulah kita belajar bahwa kemuliaan bukan soal harta, melainkan tentang akhlak, pengabdian, dan ketulusan. Ia menjadi simbol bahwa perempuan kuat bisa tetap lembut dan penuh kasih.

2. Aisyah: Simbol Kecerdasan dan Kritis

Aisyah RA adalah sosok perempuan yang tajam dalam ilmu dan aktif dalam berdiskusi. Ia meriwayatkan banyak hadits dan menjadi rujukan dalam keilmuan Islam. Dari Aisyah, perempuan belajar bahwa berpikir kritis dan cerdas adalah bagian dari identitas yang perlu dirawat.

3. Kartini: Pena di Tengah Keterbatasan

Di tengah keterbatasan akses pendidikan, Kartini menulis surat yang menjadi cahaya bagi perempuan Indonesia. Ia memperjuangkan hak belajar, bukan hanya untuk dirinya, tapi untuk semua perempuan. Hari ini, cita-citanya telah jadi kenyataan bagi jutaan perempuan Indonesia.

Perempuan Masa Kini: Merdeka Belajar, Merdeka Bermimpi

Kini, perempuan bebas mengejar ilmu, membangun karier, atau memilih untuk menjadi ibu rumah tangga yang penuh cinta. Setiap langkah adalah bentuk perjuangan yang layak dihargai. Kita bersyukur karena bisa berdiri di atas pijakan yang telah dibangun oleh para perempuan hebat sebelumnya.

Bersyukur dan Terus Melangkah

Menjadi perempuan hari ini adalah tentang bersyukur dan terus melangkah. Belajar dari masa lalu, berbagi untuk sekitar, dan berdoa agar selalu diberi kekuatan. Inilah makna perjuangan sejati: menjadi cahaya bagi diri sendiri dan orang lain.

Dalam langkah Fatimah, ada sebuah ketulusan.

Dalam suara Aisyah, tanda kecerdasan.

Dalam pena Kartini, ada sebuah harapan.

Hari ini, perempuan berjalan dengan cahaya mereka.
Teruslah belajar, berbagi, dan beribadah.

Selamat Hari Kartini untuk seluruh perempuan Indonesia.


Sunday, April 13, 2025

7 Rahasia Kembali Produktif Setelah Liburan Panjang

Konten [Tampil]

Ilustrasi seorang wanita mengalami burnout sedang duduk di kursi sambil bersandar di laptop. (pexels.com/Andrea Piacquadio) 

Temukan 7 rahasia kembali produktif setelah liburan panjang, agar hari-harimu jadi lebih produktif. Pastinya, pernah merasakan malas bekerja setelah liburan atau burnout sehingga banyak orang merasa kehilangan semangat untuk kembali bekerja. Rasanya malas, tidak fokus, bahkan mood pun ikut kacau. 

Tenang, kamu tidak sendiri! Yuk, simak artikel ini yang akan mengulas lebih lanjut beberapa penyebab mood bisa hilang setelah liburan dan tips agar semangat bekerja kembali menjalani hari dengan lebih produktif


Kenapa Mood Bisa Hilang Setelah Liburan?

Sebelum membahas tipsnya, penting untuk memahami kenapa mood bisa hilang setelah liburan. Ini dia beberapa penyebab umumnya:

 1. Transisi Mendadak dari Santai ke Sibuk

Liburan memberi kebebasan dan relaksasi, sedangkan kerja menuntut fokus dan tanggung jawab. Perubahan mendadak ini membuat tubuh dan pikiran “kaget” dan sulit beradaptasi.

 2. Pola Tidur yang Berantakan

Saat liburan, kamu mungkin terbiasa tidur larut malam dan bangun lebih siang dari biasanya. Saat kembali ke rutinitas, tubuh belum siap bangun pagi atau bekerja seharian, akibatnya energi dan mood menurun.

3. Rasa Kehilangan Momen Menyenangkan

Kebersamaan dengan keluarga, momen traveling, atau sekadar bebas dari tekanan membuatmu merasa berat saat kembali ke realita kerja.

4. Tumpukan Pekerjaan yang Menunggu

Mengetahui banyaknya tugas yang harus diselesaikan bisa menimbulkan stres, bahkan sebelum kamu mulai bekerja kembali.

5. Hilangnya Motivasi

Jika kamu belum menemukan makna dari pekerjaanmu, liburan bisa terasa jauh lebih berharga dibanding rutinitas harian. Ini bisa membuat semangat kerja hilang seketika.

7 Tips agar Semangat Kerja Kembali

Setelah tahu penyebabnya, sekarang saatnya mencari solusinya. Coba terapkan beberapa tips berikut untuk memulihkan semangat kerja secara perlahan tapi pasti.

1. Mulai Hari dengan Rutinitas Ringan

Jangan langsung menyelam ke pekerjaan berat. Mulailah dengan tugas sederhana seperti mengecek email, merapikan meja kerja, atau menyusun jadwal harian.

2. Sisihkan Waktu untuk Me Time

Sebelum mulai bekerja, luangkan waktu 10–15 menit untuk aktivitas yang kamu nikmati. Bisa minum kopi, baca buku ringan, atau meditasi singkat.

3. Buat To-Do List Harian

Menulis daftar tugas membantu kamu tetap fokus dan termotivasi. Pecah tugas besar jadi langkah kecil agar terasa lebih ringan dan bisa dikerjakan bertahap.

4. Dengarkan Musik yang Meningkatkan Mood

Musik bisa jadi penyemangat alami. Putarlah lagu-lagu favoritmu agar suasana kerja terasa lebih menyenangkan dan bisa meningkatkan produktivitas.

5. Rencanakan Sesuatu yang Menyenangkan

Punya rencana kecil seperti nonton film atau jalan-jalan akhir pekan bisa jadi motivasi untuk melewati hari-hari kerja dengan semangat.

6. Bangun Koneksi Positif di Tempat Kerja

Berinteraksi dengan rekan kerja bisa meningkatkan mood. Obrolan ringan atau sekadar bercanda bisa jadi energi positif tambahan.

7. Ingat Kembali Tujuanmu

Saat rasa malas datang, ingat kembali alasan kamu bekerja—untuk keluarga, impian pribadi, atau masa depan yang lebih baik.

Kesimpulan

Mood yang hilang setelah liburan itu wajar, tapi jangan biarkan berlarut-larut. Dengan mengenali penyebabnya dan menerapkan tips di atas, kamu bisa kembali semangat dan menikmati rutinitas kerja secara perlahan.

Tuesday, April 8, 2025

Dear Allah

Konten [Tampil]


Dear Allah, 

Sampaikan do'a panjangku ini kepada suamiku

Aku memang belum bisa menjadi istri yang sholihah baginya. 

Aku memang belum menjadi istri yang terbaik baginya.

Sampai detik ini, aku terus berusaha untuk memperbaiki diri ini 


Ya Allah, Yang Maha Membolak-balikkan hati,

Engkau yang telah menakdirkan kami bersatu dalam pernikahan ini.
Aku yakin, bukan tanpa maksud Engkau mempertemukan kami—dua hati, dua masa lalu, dua cara mencintai yang berbeda.
Ya Allah, aku bersyukur atas suamiku, atas kehadirannya yang Engkau utus dalam hidupku.
Meski jalan kami tidak selalu mudah, aku yakin Engkau tidak pernah salah memberi takdir.

Ya Allah, lembutkan hati suamiku,
Lunakkanlah segala beban yang mungkin tersembunyi dalam diamnya,
Jernihkanlah pikirannya saat marah,
Berikan padanya rasa tenang dan kasih sayang yang lapang terhadap istrinya.
Ajarkan ia untuk memaafkan, seperti Engkau selalu memaafkan hamba-hamba-Mu yang berdosa.

Ya Allah, kuatkan hatiku sebagai istri,
Berikan aku kesabaran dalam menghadapi luka yang tak terlihat,
Berikan aku kekuatan untuk tidak membalas dingin dengan dingin,
Tapi untuk terus menjadi pelita, meski kadang rasanya cahaya ini hampir padam.

Ya Allah, perbaiki kami, bimbing kami,
Satukan hati kami dalam cinta yang Kau ridhoi,
Jadikan rumah tangga ini jalan ibadah menuju surga-Mu,
Bukan hanya dalam bahagia, tapi juga dalam sabar dan perjuangan.

Ya Allah, jangan biarkan kami saling menjauh karena luka dan diam.
Jika ada keras dalam dirinya, ajarkan aku cara melembutkannya.
Jika ada keras dalam diriku, ajarkan aku cara meredakannya.
Karena aku ingin mencintainya bukan hanya di dunia, tapi juga sampai jannah-Mu.

Aamiin ya Rabbal ‘alamiin.


Bogor, 08 April 2025