 |
(Sumber: Indscript Creative) |
Dalam suasana yang begitu mengharukan,
pada tanggal 1 Juni 2024 Indscript Creative berkolaborasi dengan Sekolah
Perempuan dan BukuinAja mengadakan launching buku antologi yang telah lama
dinanti-nantikan semua hadirin. Acara
yang diselenggarakan melalui zoom meeting dibuka sendiri oleh founder Indscript Creative,
dihadiri 75 orang peserta dari berbagai kalangan, mulai dari para penulis,
peserta kelas menulis Indscript dan beberapa tamu undangan.
Menyoroti kedua karya antologi terbaru
ini yang berjudul “Melintasi Badai dan Menolak Rapuh”, sebagai bentuk kisah-kisah
nyata yang sangat menginspirasi bagi para perempuan di mana pun berada agar dapat
berdiri tegak melewati setiap badai yang sedang menimpanya.
Pengalaman Penulis Dalam Kelas Menulis
Buku
Indscript Creative merupakan
perusahaan yang sering menjembatani para perempuan Indonesia agar dapat menjadi
seorang yang produktif melalui tulisannya. Salah satunya melalui kelas menulis buku
antologi, menjadi penulis tidaklah mudah, agar dapat menghasilkan karya
tulisan yang indah dan menarik, dibutuhkan latihan menulis yang rutin dan
ekstra. Dengan menulis buku antologi merupakan hal yang sangat mudah
dibandingkan menulis buku solo.
Dalam sambutan acara launcing buku
antologi yang disampaikan Fouder Indscript Creative Indari Mastuti, beliau
mulai memperkenalkan satu per satu para penulis dari kedua buku antologi. Para penulis ini adalah para perempuan tangguh yang memiliki berbagai latar
belakang yang berbeda. Salah satunya ibu Diah Andika Sari, yang merupakan dosen
PG PAUD FIP Universitas Muhammmadiyah Jakarta. Dia mengenal seorang Indari
Mastuti melalui media sosial instagram. Beliau memang memiliki hobi menulis,
namun menulis buku bersama teh Indari merupakan suatu hal yang berbeda. Menulis
kisah pengalaman sendiri dapat mengeluarkan emosi dan ide dibandingkan menuliskan
karya ilmiah sebagai dosen.
Kemudian ada ibu Cut Sera seorang doktor
perkapalan, yang telah lama menulis buku solo dalam kelas bimbingan teh Indari masih
tersendat untuk menyelesaikannya, sehingga sangat mengapresiasinya untuk mengikuti menulis buku antologi.
Kekuatan Kata Dalam Melintasi Badai
Buku Melintasi Badai merupakan sebuah refleksi mendalam tentang
bagaimana seseorang dapat menghadapi tantangan hidup dengan keberanian dan
ketabahan. Melalui serangkaian kisah-kisah inspiratif, buku ini mengajak pembaca
untuk tidak hanya sekadar bertahan dalam badai, tetapi juga untuk tumbuh dan
berkembang dari setiap ujian yang dihadapi.
Inilah yang melatarbelakangi teh Indari membuat event menulis bersama buku antologi Melintasi Badai. Melalui sebuah tulisan sehingga dapat merangkul bagi para perempuan dimanapun berada yang sedang mengalami badai dalam kehidupannya.
Teh Indari mengatakan menulis adalah hal yang termudah untuk dilakukan. Seperti menuliskan kisah pengalaman kita sendiri. Di dalam kelas menulis kisah yang dipandunya khusus bagi para ibu rumahtangga atau perempuan, mereka menuliskan kisah sebanyak 300 kata kisah pengalaman hidup yang sangat meninggalkan kesan mendalam. Namun, tulisan kisah yang hasilkan tidak dibukukan, akan tetapi dipublikasikan melalui media sosial seperti instagram dan facebook. Sehingga dapat menginspirasi bagi para pembaca di mana pun mereka berada.
Kisah seorang penulis yang juga menjadi salah satu pilihan dari editor Indscript Creative adalah pengalaman ibu Maria Sofia sebagai seorang survivor kanker payudara stadium lanjut hingga sekarang yang dibacakan oleh teh Indari pada acara lauching buku antologi. Kekuatan kata-kata dalam kisahnya makin mengharukan suasana saat itu. Begitu juga dengan kisah bu Dwi Harmini yang menceritakan kisah perjuangan dalam menghadapi tumor otaknya serta jatuh bangun dalam merintis bisnisnya.
 |
(Sumber : Indscript Creative) |
Menolak Rapuh Mengharukan Suasana
Kisah pilihan editor yang lainnya, dibacakan pada acara itu adalah kisah seorang Ibu Marisa yang telah mendaki berbagai gunung yang ada di Indonesia dan dunia. Hal ini, sebagai bentuk ungkapan rasa syukur karena pernah mengalami kelumpuhan pada sebagian tubuhnya.
Ada juga kisah ibu Aida yang membuat para peserta zoominar meneteskan air mata, beliau menceritakan secara langsung kisah hidupnya selama mengalami sakit berkepanjangan terbaring lemah tak berdaya serta diagnosis yang tak pasti. Selain itu perjuangannya ketika toko yang dimilikinya hangus habis terbakar tanpa tersisa serta rumah yang terendam habis oleh banjir bandang. Kekuatan
terbesar saya adalah tidak pernah ada kejadian yang dialami saya, tidak seatas izin dari
Allah. Ujian orang di luar sana, banyak yang mengalami ujian lebih berat dari saya.“Saya adalah manusia pilihan Allah, yang
dipilih untuk menjalani selama menghadapi ujian hidup. Kepasrahan karena banyak
orang di luar sana yang memiliki ujian, bisa dan mau bangkit. "
Itulah jawaban yang disampaikan oleh ibu Aida, saat ditanyakan oleh peserta acara tentang kekuatan terbesarnya saat melewati semua cobaan hidupnya yang bertubi-tubi.
 |
(Sumber: Indscript Creative) |
Penutup
Buku antologi ini diharapkan dapat menjadi pelajaran bagi orang banyak ketika membaca kisah-kisah perjuangan penulisnya dan sebagai penguat untuk seluruh perempuan yang sedang menjalani badai kehidupannya.
Sebagai hamba Allah, kita hanya dapat menerima semua ujian dan cobaan sebagai takdir yang telah ditetapkan-Nya, dengan menjalani dengan penuh kesabaran dan keikhlasan. Semua kisah perjuangan ini sebagai ujian kenaikan bagi kita agar menjadi hamba yang lebih baik lagi. Perjuangan ini masih terus berlanjut, melalui kisah-kisah yang telah dituliskan. Kedua buku antologi ini dapat dipesan langsung kepada para penulis.
 |
(Sumber: Indscript Creative) |