Saturday, July 20, 2024

Potongan Hati

Konten [Tampil]


Hampa: Hatiku terasa hampa bagaikan lahan kosong tanpa penghuni

Kelam: Jalan yang kulalui begitu kelam legam tanpa ujung

Bisu: Orang-orang sekelilingku membisu tanpa sepatah kata

Beku: Hatiku membeku tanpa tahu kapan mencair

Salju: Badai salju itu kembali hadir menerpa kehidupanku

Gelisah: Hati gelisah semakin melanda relung terdalam

Rindu: Aku rindu ya Rabb, rindu pada cinta dan kasih sayang-Mu

Kesal: Telah lama kesal melanda, begitu membuncah rindu mengadu kepada-Mu

Lelah: Aku lelah ya Rabb, begitu jauh hamba meninggalkan-Mu


Bogor, 21 Juli 2024


Thursday, July 18, 2024

Indscript Creative Meluncurkan Kembali Buku Antologi Terbaru

Konten [Tampil]

Sumber: Indscript Creative

Indscript Creative setelah sukses dengan buku antologi "Melintasi Badai dan Menolak Rapuh", menghadirkan kembali buku antologi "Memeluk Ibu dan Pelukan Ayah". Berkolaborasi dengan "Sekolah Perempuan dan BukuinAja", acara lauching buku antologi dilakukan secara zoominar pada hari Senin, tanggal 15 Juli 2024, jam 10.00 WIB-selesai. Zoominar ini dihadiri oleh para penulis, undangan, editor buku antologi beserta blogger liputan bedah buku dari Indscript Creative. 

Setiap kita pasti punya cerita sendiri akan figur ibu dan ayah, yang pastinya sangat membekas di hati. Dalam kedua buku antologi ini, menceritakan kisah-kisah tersebut, menghadirkan berbagai perspektif dan pengalaman yang dapat kita jadikan sebagai pelajaran maupun refleksi diri.


Mengenang Momen Indah dalam Menulis Buku Antologi

Zoominar bedah buku antologi dibuka langsung oleh pendiri Indscript Creative, Indari Mastuti. Dalam sambutannya beliau mengatakan bahwa buku antologi ini, sebagai bentuk penghargaan terhadap peran orang tua kita dalam kehidupan anak-anaknya. Setiap kisah dalam antologi ini menggambarkan berbagai momen manis, haru, dan inspiratif yang terjalin antara orang tua dan anak. 

Para penulis berbagi cerita di balik tulisan mereka, dimulai dari sejak proses penulisan, makna pribadi dari didikan, nasihat serta kasih sayang dari orang tua mereka.

Seorang penulis buku Pelukan Ayah menceritakan bagaimana sosok sang ayahnya, bagi Ibu Lela, S Permana, ayah seorang yang tidak banyak bicara. Namun, sesekali bicara ayah akan memberikan nasihat serta petuah yang bijak baginya. Begitu juga dengan pak Budi Hanoto, beliau menuturkan,

"Bapak tidak banyak ngomong tapi memberikan contoh-contoh yang sering diperlihatkannya."

Ibu Dini Masitah penulis yang mengenang masa lalunya, bagaimana sang ayah tercinta senantiasa mengajarkan anak-anaknya untuk salat berjamaah ke masjid. 

Bagi ibu Kustinah, semua perjalanan hidupnya dimulai dari memilih sekolah hingga pekerjaan berdasarkan permintaan dan dukungan kuat dari sang bapak. Didikan orangtuanya menekan, "Semua orang tua pastinya menginginkan yang terbaik bagi anaknya." Prinsip hidupnya selalu berpegang kepada, ridho Allah tergantung dari ridho orang tua.

Dengan menulis buku antalogi ini, penulis yang bernama ibu Shudrini Rahmi mengatakan, 

"Agar bisa mengenang seperti apa sosok figur kedua orangtuanya sehingga anak-anak lebih mengetahui lebih dalam profil dari Oma dan Opa nya."

Pada penutup sesi ini, seorang penulis yang saat ini masih tinggal bersama ayahnya, Ibu Husnandiarty menceritakan bagaimana ayah selalu mengingatkan ia agar menjaga kehormatan keluarga dengan mencari rezeki halal yang masih banyak tersebar di penjuru bumi.


Suasana Haru dalam Pembacaan Kisah

Dengan banjir air mata, Founder Indscript Creative, Indari Mastuti membacakan kisahnya dalam buku "Memeluk Ibu". Kisah yang menceritakan bagaimana detik-detik terakhir kepergian sang ibunda tercinta menghadap Allah, SWT serta pelukan terakhir yang telah dilakukannya untuk sang ibunda.

Suansana zoominar semakin terasa haru, dengan dibacanya cuplikan kisah dari penulis lain. Semua peserta zoominar merasakan keharuan dari setiap kalimat yang dibacakan oleh Teh Indari Mastuti dengan penuh penghayatan. Ada yang merasa takut akan kehilangan orang tuanya, ingin memeluk ayah atau bercerita kepada ibunya tetapi sudah tidak bisa, serta ada yang merasa tak sanggup berkata-kata lagi. 

Masya Allah, mendengarkan kisah orang tua, baik yang masih ada maupun sudah meninggal dunia pastinya akan penuh kenangan yang indah serta keharuan mendalam. Kisah orang tua, baik yang masih ada maupun sudah meninggal dunia pastinya tak akan habis dengan satu kisah saja. Hal ini, disebabkan besarnya peran kedua orang tua yang telah berjuang demi keberlangsung hidup, serta keberhasilan sang anak-anak. Tentunya kisah ini sangat membekas dihati bagi siapapun serta akan dikenang sepanjang masa. 

Sumber: Indscript Creative

Penutup

Lauchingnya buku antologi dari Indscript Creative ini, diharapkan pembaca dapat lebih menghargai peran orang tua dalam kehidupannya. Selain itu, buku antologi ini sebagai pengingat bagi kita semua akan pentingnya kasih sayang dan mengapresiasi orang tua.

Buku antologi sangat bermanfaat bagi siapapun terutama bagi penulis pemula. Selain itu, sebagai sumber inspirasi dan memotivasi untuk menuliskan buku antologi lainnya. 


 







Wednesday, July 17, 2024

Impian yang Pupus

Konten [Tampil]


Aku adalah seorang penyintas tumor otak yang telah melalui perjalanan panjang untuk mencapai kesembuhan. Selama puluhan tahun lamanya, aku berdamai dengan penyakit ini. Proses kesembuhan yang aku jalani, melalui dua kali proses operasi kraniotomi. Selepas operasi terakhir, butuh waktu cukup lama agar dapat berhenti mengonsumsi obat anti kejang.

Selama proses kesembuhan, aku bergabung di sebuah grup penyintas tumor otak. Di dalam grup ini, kami saling mendukung dan berbagi kisah inspiratif perjalanan panjang untuk mencapai sebuah kesembuhan.

Setiap kali berkumpul, aku mendengar banyak cerita tentang perjuangan, keberanian, keteguhan hati dari setiap anggota grup. Aku merasa terdorong untuk menulis sebuah buku yang akan mengabadikan kisah-kisah luar biasa perjuangan mereka. Aku berharap, buku ini bisa menjadi sumber inspirasi, serta kekuatan bagi orang-orang yang sedang berjuang menghadapi penyakit tersebut.

Namun, setelah beberapa tahun berlalu, kehidupan aku menjadi semakin sibuk. Aku harus bekerja untuk memenuhi kebutuhan keluarga, serta menghadapi berbagai tanggung jawab yang tidak pernah berhenti datang.

Setiap kali melihat sebuah tulisan yang ada pada sebuah blog lama, menceritakan awal terbentuknya grup tersebut, aku merasa kepedihan. Banyak kisah-kisah inspiratif mereka yang tidak sempat aku simpan rapi. Akibat kelalaianku, laptop lama mengalami kerusakan sehingga lenyap sudah π™›π’Šπ™‘𝒆 tersebut.

Aku merasa malu dan tidak punya kekuatan untuk mewujudkan impian tersebut. Waktu terus berlalu, pupus sudah impian untuk menulis buku itu. Namun, aku tetap bersyukur karena memiliki kenangan indah bersama teman-teman di grup penyintas.

 

#latihan30harimenulis

#impianyangterlupakan_day4

#miniproject

 https://www.facebook.com/share/p/xfYVgERDzam1npX1/

Tuesday, July 16, 2024

Bunga di Taman Kehidupan

Konten [Tampil]


Di sebuah kota kecil, hiduplah seorang gadis bernama Maya. Sejak kecil, Maya selalu merasa berbeda dari teman-temannya. Kulit berwarna kecokelatan, rambut keriting, serta matanya yang besar sering menjadi bahan ejekan di sekolah. Teman-temannya sering memanggil Maya, "Gadis Hutan". 

Setiap kali Maya melihat cermin, ia merasa tidak puas dengan dirinya sendiri. Maya sering berpikir bahwa jika ia berubah, pasti dapat diterima oleh orang-orang di sekitarnya.

Suatu hari, saat sedang berjalan-jalan di sebuah taman kota, Maya bertemu dengan seorang wanita tua yang merawat bunga-bunga di sana. Wanita tua itu memperhatikan Maya duduk sendirian dan tampak sedih. Ia mendekati Maya dan bertanya,

"Kenapa kamu terlihat begitu murung, Anakku?"

Maya menceritakan semua perasaannya kepada wanita tua itu. Wanita tua itu tersenyum, dan mengajak Maya untuk berjalan bersamanya ke taman bunga. 

"Lihatlah bunga-bunga ini," katanya.

"Ada mawar merah yang indah, bunga matahari yang cerah, dan anggrek yang anggun. Setiap bunga memiliki keindahannya sendiri."

Maya memandang bunga-bunga itu, dan mulai mengerti maksud wanita tua tersebut. Wanita itu melanjutkan, 

"Jika semua bunga di taman ini sama, bukankah taman akan menjadi membosankan? Keindahan taman ini terletak pada keanekaragamannya. Begitu juga dengan manusia, keindahanmu terletak pada keunikanmu. Terimalah dirimu apa adanya, karena itulah yang membuatmu istimewa."

Kata-kata wanita tua itu menyentuh hati Maya. Ia mulai melihat dirinya dengan cara yang berbeda. Seiring berjalannya waktu, Maya belajar mencintai dirinya sendiri.

 

#latihan30harimenulis

#kejadianyangmengubahhidupku_day3

#miniproject

https://www.facebook.com/share/p/L64FwehUE1zqvbU3/

Friday, July 12, 2024

Secangkir π‘ƒπ‘–π‘π‘π‘œπ‘™π‘œ πΏπ‘Žπ‘‘π‘‘π‘’

Konten [Tampil]


Suatu pagi yang dingin, aku sekeluarga sedang berjalan menyelusuri jalan di kota Yogyakarta. Tampak sebuah kafe minimalis, terletak di sudut jalan. Tempatnya kecil dan begitu nyaman, dengan aroma kopi memenuhi udara. Tanpa banyak berpikir, aku memesan minuman yang belum pernah kucoba sebelum. π‘ƒπ‘–π‘π‘π‘œπ‘™π‘œ πΏπ‘Žπ‘‘π‘‘π‘’, namanya.

Sambil menunggu pesanan, kami berbincang-bincang untuk rencana hari ini. Yakni menemukan kost-an yang tepat untuk si bungsu, beserta catatan perlengkapannya. Tak lama kemudian pesanan kami telah disajikan.
Saat pertama kali menyeruput π‘ƒπ‘–π‘π‘π‘œπ‘™π‘œ πΏπ‘Žπ‘‘π‘‘π‘’, terasa begitu berbeda dari kopi-kopi yang biasa kuminum. Perpaduan campuran π‘’π‘ π‘π‘Ÿπ‘’π‘ π‘ π‘œ yang kuat dengan susu lembut menciptakan citarasa yang sempurna di lidahku. Setiap tegukan memberikan kehangatan dan kenyamanan yang belum pernah kurasakan sebelumnya.
Entah bagaimana, minuman itu membawaku berimajinasi tentang cita rasa, serta kenikmatan kopi ini. Aku mulai menyadari bahwa hidup yang dijalani setiap hari hanya sebatas rutinitas. Termasuk kesibukan sebagai ibu rumah tangga serta kegiatan menulis. Ada kebahagiaan dalam momen-momen kecil yang sederhana, Seperti menikmati pagi sambil minum kopi bersama keluarga di tempat berbeda. Walaupun hanya beberapa menit, aku menemukan ide untuk sebuah cerita mini.
Sekarang, setiap kali mulai merasa jenuh, aku selalu teringat momen indah di kafe kecil itu. Secangkir π‘ƒπ‘–π‘π‘π‘œπ‘™π‘œ πΏπ‘Žπ‘‘π‘‘π‘’, bisa membuat perubahan baik dalam hidupku. Inspirasi baru yang bermakna serta penuh warna. Dengan memberikan kesempatan jeda sejenak, sambil menikmati keajaiban kecil dari setiap tegukan kopi.

Thursday, July 11, 2024

Cahaya Baru bagi Aisha

Konten [Tampil]


"Ais ingin memperbaiki semuanya, Mas. Supaya kehidupan kita jadi lebih baik, insyaallah Ais akan berusaha berkontribusi maksimal," ucap lembut Aisha dengan mata berkaca-kaca.


Malam itu, Aisha mengungkapkan semua perasaan yang membuat gundah hatinya.

Amar menggenggam tangan Aisha sambil berkata, "Mas percaya kepadamu, Dek. Setiap orang pasti pernah melakukan kesalahan, tapi yang terpenting adalah bagaimana kita bangkit dan belajar dari semua yang telah terjadi. Mas akan selalu berada di sisimu."

Dengan dukungan penuh dari suaminya, Aisha mulai mencari cara untuk menghasilkan pendapatan. Dia begitu mencintai dunia kepenulisan, yang telah lama ditinggalkannya.

Selama bertahun-tahun, Aisha telah berjuang dengan rasa bersalah dan penyesalan atas keputusan yang pernah diambilnya di masa lalu.

Aisha pernah menjalankan sebuah usaha, tetapi sayangnya dia mengalami kegagalan. Kesalahan dalam pengelolaan dan pengambilan keputusan yang terburu-buru mengakibatkan terpuruknya perekonomian keluarga.

Tepat pada awal bulan Muharam, Aisha memutuskan untuk menjadikannya sebagai titik balik refleksi diri untuk sebuah perubahan. Setiap pagi, setelah salat Subuh, dia duduk di depan meja tulisnya dan mulai menulis. Dia menulis artikel, cerita pendek, dan puisi yang penuh dengan inspirasi dan semangat. Tulisan-tulisannya dipublikasikan pada blog pribadinya dan beberapa situs online.

Tidak lama kemudian, tulisan-tulisan Aisha mulai menarik banyak perhatian. Dia mendapatkan tawaran untuk menulis kolom di sebuah majalah lokal dan penulis lepas di beberapa website. Perlahan tapi pasti, pendapatan dari menulisnya mulai membantu perekonomi keluarga mereka.

Bulan Muharam bagi Aisha sebagai tanda sebuah kebangkitan dan perubahan hidup bagi dirinya. Dia belajar bahwa kesalahan masa, lalu tidak menentukan masa depan dan berserah diri semua usaha dengan kehendak Allah.

Dengan dukungan orang-orang tercinta, Aisha akhirnya dapat bangkit dan menciptakan perubahan positif.

Aisha kini menjalani hidup dengan penuh rasa syukur dan semangat tinggi. Setiap tulisan yang dihasilkannya bukan hanya sumber penghasilan, tetapi sebagai inspirasi dan harapan bagi banyak orang.

#latihan30harimenulis
#kejadianyangmengubahhidupku_day1
#miniproject

Wednesday, July 10, 2024

Ketulusan Hati Seorang Istri

Konten [Tampil]
Di sebuah sudut kota, hiduplah pasangan suami istri yang telah lama mengarungi bahtera rumah tangga. Ahmad adalah seorang suami yang baik, ia dikenal sebagai seorang yang teguh dengan pendiriannya. Namun ia jarang mengungkapkan perasaan cinta kepada Aisyah, istrinya, bahkan hampir tidak pernah menerima nasehat dari orang lain.

Aisyah adalah seorang istri shalihah dengan kesabarannya, selalu mencoba memahami dan mendukung suaminya. Setiap hari, Aisyah menyiapkan makanan kesukaan Ahmad dengan penuh cinta, menciptakan suasana rumah yang nyaman, serta menyambut suaminya dengan senyuman penuh kehangatan.

Suatu hari, Ahmad pulang dengan wajah yang sangat muram. Proyek besar yang ia kerjakan mengalami kegagalan. Aisyah mendekati suaminya, dan mencoba memberikan dukungan.
“Suamiku, mungkin ini saatnya kita mencoba mendengarkan saran dari yang lain,” ucap lembut Aisyah.
Ahmad, masih terdiam sambil menatap penuh wajah Aisyah.
 “Mungkin kamu benar, Aisyah,” kata Ahmad pelan. “Aku selama ini terlalu keras kepala.”
Ahmad biasanya akan menolak perkataan Aisyah, tetapi untuk pertama kalinya ia menyetujui saran yang diberikan Aisyah. 

Sejak kejadian itu, perubahan kecil terjadi kepada Ahmad. Ia mulai membuka diri, mendengarkan nasehat Aisyah, dan bahkan sesekali, mengucapkan terima kasih saat istrinya menyajikan makanan. Selain itu, Ahmad menyampaikan permintaan maaf ketika lupa memberikan kabar jika terlambat pulang ke rumah. Aisyah mulai merasakan kehangatan yang selama ini dirindukannya.

Pada suatu sore, Ahmad pulang lebih awal dengan membawa seikat bunga mawar merah. Ia menyerahkannya kepada Aisyah sambil berkata, “Untukmu, yang telah bersabar dengan segala kekuranganku.” Aisyahpun tersenyum, matanya berkaca-kaca. Ini adalah pertama kalinya Ahmad melakukan sesuatu yang begitu romantis.

Mereka berdua, duduk bersama di teras rumah menikmati secangkir teh hangat sambil menatap langit yang mulai berwarna jingga. Ahmad menggenggam tangan Aisyah sambil berkata, “Terima kasih Aisyah karena telah menjadi cahaya dalam hidupku. Aku mencintaimu, dan akan berusaha menjadi suami yang lebih baik.”

Sejak itu, hubungan mereka berdua adanya perubahan. Ahmad menjadi lebih terbuka dan lembut, serta Aisyah merasa dihargai dan dicintai. Mereka berdua belajar bahwa berkomunikasi terbuka, saling memahami serta memaafkan adalah kunci dari pernikahan yang mendatangkan sakinah, mawaddah warahmah.