Friday, September 13, 2024

Dukungan Penuh Cinta

Konten [Tampil]


Seperti biasa, pagi hariku dimulai dengan menikmati secangkir kopi hangat. Di ruang kamar sederahana ini terasa begitu hangat dari sinar matahari yang masuk melalui jendela. Meja kayu mungil, mempunyai banyak cerita dalam menemaniku merangkai kata demi kata. Dalam menulis, aku sangat membutuhkan suasana hati penuh ketenangan, kenyaman, serta dedikasi yang kuat. Hal paling terpenting bagiku adalah mendapatkan dukungan dari orang-orang tercinta.

Suamiku, seorang pria cukup penyabar, selalu tahu bagaimana memberikan semangat yang kubutuhkan. Di sela-sela kesibukannya bekerja, ia akan selalu menanyakan.
"Menulis kisah apa hari ini, Dek?" tanyanya dengan senyuman hangat.
Hanya dengan pertanyaan sederhana itu, aku merasa lebih bersemangat untuk melanjutkan aktivitas menulis. Kadang-kadang aku akan meminta sarannya, terkait ide cerita mana yang terbaik dari dua tema yang akan aku tulis.
Begitu juga dengan anak-anak, mereka akan memberi bantuan masukan terkait gambar pendukung untuk cerita yang aku buat. Kadangkala saat aku tidak menemukan ide, merekalah yang menjadi sumber inspirasi bagiku.
Orang tuaku pun selalu menjadi pendukung setiaku. Ibu, yang tak pernah lelah menyemangati, sering membaca dan memberi komentar pada setiap tulisanku. Begtu juga Apaku, menyempatkan membaca setiap tulisanku dengan seksama.
"Tulisannya makin bagus," komentarnya suatu hari.
Kata-kata sederhana itu begitu berarti bagiku.
Aku tahu, tanpa dukungan mereka semua, aku mungkin sudah menyerah pada dunia kepenulisan ini.
Namun, berkat cinta dan dukungan yang mereka berikan, aku merasa semakin kuat untuk melangkah. Mereka adalah penopang hidupku, menguatkan setiap langkah yang akan ditempuh dalam perjuangan ini.
Di balik setiap tulisan yang kubuat, ada cinta hangat mereka yang menyertainya. Di sinilah aku, di sebuah ruang kamar hangat, akan terus melanjutkan cerita perjuangan ini.
Menulis bukan hanya dengan kata-kata, tetapi dengan cinta yang terus mengalir dari mereka orang-orang tersayang. Untuk itulah, aku akan terus menulis. Selama aku bisa dan diberi kemampuan, semua ini untuk mereka, serta karena mereka.


Berselimut Duka

Konten [Tampil]


Hari ini, masuk hari ketiga suamiku mengalami koma. Sejak kemarin, aku dan anak-anak telah menemaninya, di sebuah ruangan ICU rumah sakit di kota Bogor. Sejak suami mengalami koma, kami hanya bisa memasrahkan diri, dan memohon agar beliau diberikan kesembuhan terbaik menurut Allah.

Seperti biasa, dokter jaga memantau perkembangan suami dan memintaku mempersiapkan diri, untuk kemungkinan terburuk. Pada detik-detik terakhirnya, ketika dia akan meninggalkan kami, aku sudah tak berdaya. Namun hati ini, seperti mengikhlaskan dan berbisik di dalam hati, “pergilah, Mas menghadap 𝑅𝑎𝑏𝑏-Mu, aku dan anak-anak telah rida.”

Selepas itu, beriringan suara alat pemantau kondisi pasien pun, berbunyi tanpa henti. Tangisan ketiga anak-anakku semakin menjadi-jadi, dan aku hanya terdiam terpaku. Para medis, telah membacakan jam kepergiannya dan mengucapkan bela sungkawa. 

Segera aku memeluk ketiga anak-anakku, dan kami menangis bersama, aku mengatakan kepada anak-anak, “berduka dan menangislah sepuas-puasnya, setelah itu kita harus segera mempersiapkan pemakaman ayah.”

Anak-anak pun hanya menganggukkan kepalanya, menandakan memahami maksudku.

Pada hari itu, hujan menyelimuti kota Bogor, sepertinya alam memahami suasana hati kami. Tak terasa mendung pun bergelayut di pelupuk mata ini, bulir-bulir air mata jatuh membasahi pipiku. Mobil 𝑎𝑚𝑏𝑢𝑙𝑎𝑛𝑐𝑒 yang kami tumpangi terus melaju cepat, tanpa terasa telah memasuki pintu gerbang perumahan tempat kami tinggal. Suasana duka semakin terasa, dengan berjejernya karangan bunga di sepanjang jalan menuju rumah.

 https://www.facebook.com/share/p/cWGH54eRVDvfuSgN/


#latihan30harimenulis

#kenanganhujan_day17

#miniproject

  

Friday, August 30, 2024

Aktivitas Akhir Pekan

Konten [Tampil]

Minggu pagi ini, matahari perlahan mulai menampakkan wajahnya. Menyambut dunia dengan cahayanya yang begitu hangat. Udara pagi terasa segar, membawa aroma dedaunan basah dan embun yang masih menggantung di ujung rumput. Aku dan suami memulai hari, mengenakan sepatu kets melangkahkan kaki menyusuri jalan setapak yang dikelilingi pepohonan hijau. Kami menikmati setiap langkah, berbincang tentang mimpi-mimpi dan harapan besar dalam hidup. Sementara mata kami di suguhi keindahan pemandangan alam yang mempesona.

Setelah satu jam yang menyegarkan, kami kembali ke rumah dengan tubuh terasa bugar. Kami menyiapkan sarapan sederhana, pisang rebus, dan secangkir kopi. Kopi tak hanya menghangatkan tubuh, tapi juga hati kami. Sehingga menciptakan momen-momen kebersamaan yang tak terlupakan.

Selesai sarapan, kami menuju ke halaman belakang. Aku mengambil sarung tangan berkebun, sementara suami mulai membersihkan dedaunan yang gugur, serta rumput liar yang mengganggu. Kebun kecil kami masih berisi pohon pisang dan cabe. Aku menata bunga-bunga, dan suami menanam bibit-bibit tanaman baru dengan harapan akan melihatnya tumbuh subur.

Menjelang siang, kami menikmati makan siang. Hidangan sederhana tersaji, terasa begitu nikmat setelah pagi yang penuh aktivitas. Makan siang kami, penuh dengan tawa dan cerita-cerita ringan.

Setelahnya, aku meluangkan waktu untuk bersantai. Duduk di sudut favoritku di ruang baca, aku mengambil sebuah buku dan terhanyut dalam ceritanya. Kadang, aku membuka laptop dan melanjutkan menulis beberapa paragraf cerita.

Sore hari, aku mempersiapkan kudapan ringan sambil menunggu waktu maghrib, aku dan suami duduk di teras. Menikmati senja dengan perubahan warna langit menjadi orange keemasan. Masya Allah lukisan Sang Maha Pencipta begitu indah dan menenangkan hati.

Ketika malam tiba, kami merasa puas dan bersyukur atas hari yang kami lalui. Akhir pekan ini benar-benar menjadi waktu yang menyegarkan dan mengisi ulang energi kami. Alhamdulillah, kami siap menghadapi aktivitas esok harinya.

Bagaimana dengan aktivitas akhir pekan bunda?




Thursday, August 29, 2024

Mengapa Perlunya Aktivitas Refreshing

Konten [Tampil]


Alasan Pentingnya Refreshing setelah Aktivitas Menulis  

Bunda berikut beberapa alasan mengapa 𝑟𝑒𝑓𝑟𝑒𝑠ℎ𝑖𝑛𝑔 diperlukan setelah kita menulis atau beraktivitas penuh sehari-hari, diantaranya:

1.      Mengurangi Stres dan Kelelahan Menulis

Menulis terutama jika dilakukan untuk waktu yang lama, dapat menyebabkan kelelahan mental. 𝑅𝑒𝑓𝑟𝑒𝑠ℎ𝑖𝑛𝑔, seperti berjalan-jalan singkat, jogging, atau melakukan aktivitas yang menyenangkan. Hal ini, dapat membantu bunda meredakan stres dan memberikan istirahat yang dibutuhkan oleh otak kita.

2.     Membantu Meningkatkan Kreativitas

Bunda jeda sejenak dari aktivitas menulis dapat memberikan waktu bagi otak kita, untuk mengumpulkan ide-ide dan menemukan perspektif baru.

3.      Mencegah Writer’s Block

Writer’s block atau kebuntuan menulis sering kali terjadi ketika terlalu lama fokus pada satu proyek menulis. Perlunya bunda mengambil waktu sejenak untuk 𝑟𝑒𝑓𝑟𝑒𝑠ℎ𝑖𝑛𝑔, sehingga dapat membantu memecahkan kebuntuan ini, serta memberikan ruang bagi ide-ide baru untuk mengalir.

4.      Menjaga Kesehatan Fisik

Duduk terlalu lama saat bunda menulis dapat mempengaruhi kesehatan fisik, seperti menyebabkan masalah punggung atau mata lelah. 𝑅𝑒𝑓𝑟𝑒𝑠ℎ𝑖𝑛𝑔 dengan bergerak atau melakukan aktivitas fisik ringan dapat membantu menjaga kesehatan tubuh.

5.     Meningkatkan Konsentrasi

Setelah melakukan 𝑟𝑒𝑓𝑟𝑒𝑠ℎ𝑖𝑛𝑔, biasanya akan meningkatkan fokus dan konsentrasi bagi bunda. Ini sangat membantu bunda, sebagai penulis agar dapat kembali bekerja dengan lebih efisien dan efektif.

Selamat refeshing bunda
😍🥰😀



Kesempatan Kedua

Konten [Tampil]


"Semua akan baik-baik saja," kata dr. Arya dengan suara yang lembut. "Siap Aisyah, kita akan segera melakukan operasi."

Dengan satu anggukan pelan, Aisyah memberi tanda bahwa ia siap. Dokter Arya mengenakan masker bedahnya dan memimpin tim yang telah bersiap di sekitar meja operasi.

Hari ini pelaksanaan operasi kraniotomi Aisyah, ia telah bersiap di ruang operasi. Terbaring di atas ranjang dengan perasaan was-was, di ruangan yang dingin dan penuh alat-alat canggih.

Operasi dimulai dengan penuh konsentrasi. Cahaya lampu operasi menyinari kepala Aisyah yang telah dipersiapkan sesuai prosedur. Tangan Dokter Arya bekerja sangat hati-hati, mengikuti setiap alur dengan teliti. Instrumen alat bedah yang rumit dan canggih digunakan untuk membuka tulang tengkorak Aisyah, memberikan akses ke otak di mana tumor berada.

Selama berjam-jam, Dokter Arya dan timnya bekerja tanpa henti. Setiap detik begitu berharga, terkadang muncul ketegangan. Di balik masker, Dokter Arya berdoa dalam hati, meminta petunjuk dan kekuatan agar dapat menyelesaikan operasi dengan sempurna.

Akhirnya, setelah berjam-jam dalam ketegangan, dr. Arya berhasil mengangkat tumor dengan sempurna. Aisyah perlahan-lahan terbangun di ruang pemulihan. Rasa pusing masih terasa, namun ia merasakan bahwa sesuatu telah berubah. Dokter Arya mendekatinya sambil tersenyum.

"Kamu telah melewatinya dengan sangat baik, Aisyah," katanya. "Tumornya sudah berhasil diangkat semua, dan sekarang tinggal proses pemulihan."

Air mata bahagia mengalir di pipi Aisyah. Ia merasa bersyukur, bukan hanya karena tumor itu sudah hilang, tetapi juga karena telah dipertemukan dengan Dokter Arya. Seorang dokter, juga penyelamat yang memberikan kesempatan kedua dalam hidupnya.


https://www.facebook.com/share/p/Q7VLj7DHFFwBYeKH/?mibextid=qi2Omg

#latihan30harimenulis

#pahlawanhidupku_day16

#miniproject

  

Wednesday, August 28, 2024

Tiga Sosok Lelakiku

Konten [Tampil]


Di sepanjang hidupku, Allah menghadirkan tiga sosok lelaki dengan peran yang berbeda. Mereka adalah tiga sosok lelaki yang penuh kasih sayang, perlindungan, kekuatan, serta selalu berada di sisiku melalui setiap tantangan kehidupan.

Sejak kecil, aku selalu merasa nyaman berada di dalam dekapan apaku. Dia adalah sosok pelindung sejati, tidak pernah ragu berdiri di antara aku dengan dunia luar. Apaku, dengan segala kebijaksanaan dan nasihatnya, merupakan bentuk perlindungannya padaku. Ia tidak hanya menjaga tubuh ini, tetapi juga hatiku.

Dalam babak kehidupan berikutnya, aku bertemu dengan lelaki yang merupakan sosok ayah dari anak-anakku. Almarhum adalah sosok lelaki yang merawatku penuh kasih sayang ketika aku menjalani masa-masa sulit, terutama menghadapi proses kesembuhan yang panjang. Dia merawatku dengan cinta dan kesabaran. Setiap sentuhannya adalah ungkapan kasih sayang, serta memberi kekuatan agar aku terus berjuang.

Di masa sekarang, dalam perjalanan hidup yang terus berlanjut. Dia adalah sosok suamiku saat ini, pelindung sekaligus rekan seperjuangan. Bersamanya, aku menemukan kekuatan untuk melanjutkan hidup. Dia tidak hanya menjaga tubuh dan jiwa ini, tetapi juga berjuang bersamaku membangun masa depan. Di dalam setiap langkah, dia selalu berada di sisiku, serta saling menguatkan. 

Mereka itu adalah sosok pahlawanku, yang mengajarkan bahwa cinta sejati itu hadir di setiap tahap kehidupan. Aku bersyukur atas kehadiran mereka. Tanpa mereka, aku tidak akan menjadi diriku seperti saat ini.

 

https://www.facebook.com/share/p/dgAF9JhiGSAsYfoc/

#latihan30harimenulis

#pahlawanhidupku_day15

#miniproject

Tuesday, August 27, 2024

Pahlawan Sejatiku

Konten [Tampil]


Ibuku adalah sosok yang berbeda, dibandingkan para ibu di bumi ini. Bagiku, dia adalah pahlawan sejati. Dalam setiap langkahnya, ada ketulusan dan pengorbanan yang tak terhitung. Dia adalah orang yang selalu ada, di setiap suka dan duka. Dengan senyumannya yang mampu menghangatkan hati, meski dunia terasa dingin kepadaku.

Setiap pagi, dia bangun lebih awal dari siapapun di rumah. Menyiapkan semuanya, dimulai dari sarapan hingga hidangan harian. Dia selalu memastikan, semua kebutuhan kami terpenuhi, dan tanpa lelah menjalani rutinitasnya. Berperan sebagai istri, ibu, serta guru bagi para muridnya.

Ibuku adalah orang yang selalu tahu, apa yang semua anggota keluarga butuhkan, bahkan sebelum kami menyadarinya sendiri. Ibuku juga seorang yang kuat, dia telah melewati banyak cobaan dalam hidupnya. Dia pernah kehilangan orang-orang yang dicintainya, serta menghadapi tantangan begitu besar, tetapi tetap berdiri teguh dengan keimanan kuat.

Ketika hidupnya diterpa badai, dia tidak pernah menyerah. Dia tetap maju, menantang gelombang, serta melindungi kami dari kerasnya kehidupan. Dia mengajarkanku untuk selalu bersyukur, untuk melihat kebaikan di setiap keadaan, serta selalu percaya bahwa Allah punya rencana terbaik. Dialah yang membentuk diriku sekuat ini.

Aku tidak akan pernah bisa membalas, semua yang telah dia lakukan. Tapi aku berjanji, untuk selalu berusaha menjadi anak yang bisa membuatnya bangga. Bagiku, ibuku adalah cahaya penerang, dan penopang di saat aku rapuh. Dialah pahlawan dalam hidupku, kehadirannya, menjadikan dunia ini tempat lebih indah dan penuh cinta.

 

https://www.facebook.com/share/p/mrGnhoriV3w1dLBn/

#latihan30harimenulis

#pahlawanhidupku_day14

#miniproject