Friday, October 11, 2024

Manfaat Berjalan Kaki Selama 30 Menit Bagi Kesehatan Tubuh

Konten [Tampil]

Ilustrasi: pexels_Andrea Piacquadio

Berolahraga secara rutin sangat membantu kita dalam meningkatkan imunitas tubuh sehingga tubuh tidak mudah terserang penyakit. Salah satu olahraga yang begitu mudah untuk dilakukan adalah berjalan kaki.

Setiap orang pasti melakukan aktivitas berjalan kaki. Meskipun terkesan biasa, berjalan kaki begitu memiliki banyak manfaat bagi kesehatan. Banyak orang tidak mengetahui manfaat dari berjalan kaki. Bila dilakukan secara konsisten setiap hari selama 30 menit, bukan hanya menjadikan tubuh kita lebih segar tetapi juga dapat memberi manfaat bagi kesehatan otot, tulang, paru-paru, dan jantung.

Mengapa Harus Berjalan Kaki?

Berjalan kaki merupakan aktivitas yang sangat efektif bagi mereka yang memiliki aktivitas yang padat. Meskipun terlihat begitu sederhana, tetapi dengan rutin berjalan kaki dan diimbangi dengan pola hidup sehat sehingga begitu banyak manfaatnya diperoleh bagi tubuh kita.

Dengan berjalan kaki membantu kita terlihat lebih bugar, dapat mengubah penampilan, serta membuat tubuh kita bertambah sehat.

Berbagai Manfaat Jalan Kaki Bagi Kesehatan Tubuh

Berikut ini beberapa manfaat jalan kaki yang diperoleh untuk kesehatan tubuh kita, diantaranya: 

1.    Membantu menjaga kesehatan jantung

Berjalan kaki dapat meningkatkan detak jantung secara perlahan, aktivitas ini sangat membantu memperbaiki sirkulasi darah, menurunkan tekanan darah, mengurangi risiko penyakit jantung, serta stroke.

2.    Menurunkan berat badan

Dengan rutin melakukan jalan kaki juga dapat membantu kita untuk menurunkan berat badan. Aktivitas berjalan kaki, dapat membantu tubuh dalam membakar kalori secara efisien yang akhirnya membantu menjaga berat badan ideal tubuh kita.

3.    Meningkatkan kesehatan mental

 Berjalan kaki terbukti dapat mengurangi maupun mencegah kita mengalami stres. Saat berjalan kaki, tubuh kita melepaskan hormon endorphin sehingga dapat memperbaiki suasana hati serta membantu mengurangi cemas dan depresi. Hal ini, sering membuat orang merasa lebih rileks ketika berjalan kaki. Selain itu, berjalan kaki juga membantu tidur kita jadi lebih nyenyak.

4.    Menghindari osteoporosis pada tulang

   Bukan hanya meningkatkan kekuatan otot dan tulang, berjalan kaki secara rutin juga bisa menjaga otot tetap aktif dan mencegah pengeroposan tulang. Terutama pada wanita seiring bertambahnya usia.

5.    Menurunkan kadar gula darah

   Dengan secara konsisten melakukan olahraga ini dapat menghindari kita terkena risiko penyakit diabetes tipe 2. Secara umum, dengan berjalan kaki selama 15 menit dalam sehari dapat menyeimbangkan kadar gula darah dalam tubuh kita.

6.    Memperkuat sistem imunitas tubuh

   Berjalan kaki secara rutin setiap hari dapat meningkatkan imun tubuh sehingga kita terhindar dari beberapa jenis bibit penyakit. Bagi yang rutin berjalan kaki selama 30 menit setiap hari, bila mengalami sakit setidaknya memiliki gejala yang lebih ringan.

   Sinar matahari pagi, sangat berpotensi dalam mengoptimalkan proses memproduksi vitamin D yang sangat peran penting bagi kekebalan tubuh kita.

7.    Meningkatkan energi

   Berjalan kaki sangat membantu memperlancar peredaran darah sehingga membantu sirkulasi oksigen ke seluruh tubuh. Selain itu, berjalan kaki mengaktifkan beberapa hormon terutama kortisol, epinefrin, dan norepinefrin di dalam tubuh. Hal ini, membuat tubuh kita lebih berenergi.


Penutup

Membiasakan diri melakukan jalan kaki rutin selama 30 menit setiap hari sangat membantu menjaga Kesehatan tubuh kita. Jika tidak terbiasa berolaraga perlu menyesuaikan terlebih dahulu dengan membagi waktu berjalan kaki, misalnya 10 menit di pagi hari, 10 menit di siang hari, dan 10 menit di sore hari sehingga menghindari risiko mengalami cedera.

Namun, perlu mengimbanginya juga dengan pola makan yang sehat, seperti konsumsi makanan bernutrisi seimbang, minum air dan tidur yang cukup, serta mengelola stres dengan baik.


Dipublikasikan melalui:

http://bintang5.id/manfaat-berjalan-kaki-selama-30-menit-bagi-kesehatan-tubuh/

https://www.facebook.com/share/p/wLY8tf8EoGLR6VBA/

Akhir Dilemaku

Konten [Tampil]


Aisyah memandangi laptopnya yang terbuka di atas meja. Jari-jarinya, seakan-akan menggantung di atas keyboard, tetapi tidak ada kata-kata yang keluar. Di sudut lain ruangan, ponselnya bergetar lembut, mengingatkan bahwa proyek video yang dia edit di CapCut belum selesai. Di satu sisi, menulis adalah panggilan jiwanya, impiannya yang telah lama tertanam menjadi seorang penulis. Namun di sisi lain, CapCut adalah ruang kreativitas barunya, tempat dia mengekspresikan ide-ide visual yang segar dan modern.

"Apa yang harus aku kerjakan dulu?" Aisyah bertanya dalam hati. Tenggat waktu untuk naskah artikel dari penerbit semakin dekat, sementara video CapCut yang tengah viral bisa menjadi peluang besar bagi akun kreatornya untuk berkembang pesat.

Dia menatap jam dinding. Waktu terasa bergerak terlalu cepat, seolah tak memberinya cukup kesempatan untuk menyelesaikan semuanya. Sudah beberapa hari ini, Aisyah merasa terjebak di antara dunia kata-kata dan dunia visual. Dia suka menulis, tetapi editing video juga memberikan kebahagiaan tersendiri. Rasanya seperti berjalan di atas tali yang sangat tipis. Ketika salah satu langkahnya terlalu miring dapat mengakibatkan dia bisa jatuh ke satu sisi dan meninggalkan sisi lainnya.

Pagi itu, Aisyah memutuskan untuk menyelesaikan artikel yang menunggunya. Namun, tak lama setelah mulai menulis, pikirannya mengembara. Suara-suara kecil di dalam benaknya mulai menyusup, 

“Bagaimana dengan CapCut? Video kamu bisa jadi tren jika kamu mengerjakannya sekarang.” 

Dia merasa terpanggil oleh peluang untuk menciptakan konten yang viral, sesuatu yang bisa menghibur dan dilihat oleh banyak orang dengan cepat. Namun, hatinya masih tertarik pada naskah yang setengah jadi di depannya.

Waktu terus berjalan dan pikiran Aisyah terus bertarung. Dia mencoba menulis, tetapi bayangan proyek video terus menghantui. Setiap kalimat yang Aisyah ketik terasa berat, tidak mengalir seperti biasa. Dia mencintai dunia tulisan, tetapi mengedit video memberinya rasa pencapaian kepuasan yang berbeda.

“Kenapa harus memilih? Kenapa tidak bisa keduanya?” gumamnya, perasaan frustrasi mulai muncul. 

Aisyah tahu, jika dia terus memaksakan semuanya dalam satu waktu, justru yang akan terjadi adalah kelelahan. Seringkali, ketika dia terlalu memikirkan CapCut, tulisan-tulisannya menjadi datar. Di sisi lain, ketika dia fokus menulis, video-videonya kehilangan kesempatan untuk mencapai tugas-tugas pertumbuhan level creatornya.

Pada sore hari, Aisyah memutuskan untuk mengambil istirahat sejenak. Dia sedang duduk di balkon rumah, memandangi langit yang perlahan berubah warna. Pikiran-pikirannya perlahan mereda, memberikan ruang untuk refleksi. Dalam ketenangan sore itu, Aisyah menyadari sesuatu. 

"Aku harus memilih antara menulis atau menjadi creator, " gumamnya, suara hatinya kembali bertanya, Apa tujuan utamanya sejak awal?". Aisyah pun akhirnya, merenungi perjalanan di dalam dunia penulisan selama ini. 

Dia mulai berpikir, "Solusinya aku memilih menulis sebagai tujuan utama dan masih banyak lagi perjuangan yang harus aku persiapkan untuk ke depan. Biarlah, creator CapCut bukan prioritas utamaku." 

Malam itu, dengan pikiran yang lebih tenang, Aisyah mengambil selembar kertas. Dia mulai membuat perencanaan. Aisyah akan membagi waktunya secara bergantian, setiap pagi hari akan dia gunakan untuk menulis, akhir pekan dan di sela waktu senggangnya akan digunakan untuk membuat template video CapCut. Dengan langkah ini, dia tidak mengalami dilema yang selalu menghantuinya.

Dia tahu, ke depannya nanti tantangannya dalam dunia kepenulisan pasti semakin berat. Namun, dengan rencana yang lebih jelas, Aisyah merasa siap untuk terus bertahan memperjuangkan impiannya. Kini, Aisyah melanjutkan perjalanan untuk mewujudkan impian lamanya agar semakin tumbuh dan berkembang di dunia yang dicintai.

https://www.facebook.com/share/p/HoSjFWbaeJKNG2VS/

Wednesday, October 9, 2024

Rindu yang Membelenggu

Konten [Tampil]


Ada yang berbeda hari ini. Langit tetap biru, angin masih berhembus lembut, dan kesibukan kota pun tampak tak berubah. Namun, di dalam hati Yasmin terdapat ruang yang terasa sunyi. Ia duduk di teras rumah, menatap kosong ke jalan yang sepi. Bukan masalah jarak maupun waktu yang terbentang lama memisahkannya dari seseorang yang dirindukan.

Mereka masih berada di kota yang sama, bahkan mungkin hanya beberapa kilometer jaraknya. Namun, hati Yasmin tahu bahwa jarak sejauh apa pun tak akan bisa menandingi rasa rindu yang mengalir dalam raganya. Rasa rindu hadir begitu saja, tanpa peringatan, mengisi setiap sudut ruang hatinya. Rindu ini bukan disebabkan oleh lamanya mereka tak bertemu, melainkan karena sosok itu begitu dalam tertanam di hatinya.

Seakan-akan setiap kenangan, tawa, maupun percakapan mereka berdua masih menari-nari di pikirannya. Meskipun ia bisa melihatnya besok atau bahkan hari ini, rasa rindu itu tak akan pernah lenyap.

"Apa kabar ya dia sekarang?" gumam Yasmin pelan, lebih kepada dirinya sendiri.

Pertanyaan sederhana itu membawanya kembali mengingat kenangan manis saat pertemuan pertama mereka. 

Percakapan panjang tak berkesudahan, dengan penuh senyuman yang menghangatkan hati mereka. Lelaki itu tak pernah benar-benar pergi dari hidupnya. Namun, rasa rindu yang ada di hati Yasmin bukan tentang jarak yang memisahkan fisik, melainkan tentang perasaan yang tumbuh diam-diam, menjalar ke dalam hati hingga tak mampu dibendungnya.

Ia merindukan sosok itu, bukan karena ketidakhadirannya, melainkan seseorang itu telah menjadi bagian dari hidupnya. Di dalam hatinya, selalu ada ruang khusus untuk seseorang yang sangat berarti. Ruang itu, selalu menunggu saat mereka bisa berbicara lagi, tertawa, bercanda, serta berbagi kebahagiaan bersama.

Yasmin menarik napas dalam-dalam, sambil tersenyum kecil. Ia tahu, rindu ini tak akan pernah hilang sepenuhnya, bahkan bukan pula sesuatu yang menyakitkan. Rindu ini lahir dari cinta dan rasa sayang yang tulus. Selama seseorang itu bersemayam di relung hatinya, rindu itu akan selalu ada. Rindu yang menghangatkan ruang-ruang kosong yang ada di dalam sanubarinya.


 https://www.facebook.com/share/p/w4qGPR4N9HCk37Ny/

 

Saturday, October 5, 2024

Mimpiku Bukan Ilusi

Konten [Tampil]



#GHS_TEMA_HARIAN

#BUKAN_ILUSI

Saat ini langit berwarna kelabu
Hatiku tak pernah membeku
Meski kenyataan pahit berseru
Mimpiku bukanlah ilusi yang semu

Harapan terkubur di lubuk hati ini
Namun semangat tak pernah mati
Meski badai datang silih berganti
Langkah ini terus kuarungi

Bukan sekadar fatamorgana
Cita-cita terukir nyata di dada
Tak goyah meski dunia berkata nista
Karena mimpi ini, tak hanya ada di angan saja

Biarlah waktu yang akan membuktikan
Bahwa perjuangan ini bukan hanya angan
Setiap detik dan pengorbanan
Menjadi saksi bahwa ini adalah nyata

~Melia~
Bogor, 02 Oktober 2024

Wednesday, October 2, 2024

Bangkit dari Titik Nol

Konten [Tampil]


Danu duduk termenung di sudut ruangan kecil rumahnya, sambil menatap langit-langit yang tampak kusam. Di dalam pikirannya berputar berbagai hal, termasuk rencananya untuk bangkit kembali setelah usaha yang dirintisnya selama bertahun-tahun hancur. 

Danu mengenang bahwa ia pernah memiliki rumah lebih besar, mobil, dan sejumlah tabungan. Danu memilih untuk menjual semua yang tersisa demi memenuhi kebutuhan keluarganya.

"Istri dan anak-anakku harus tetap makan," kata Danu dalam hati. 

Itulah yang menjadi motivasinya. Bukan tentang dirinya sendiri, tapi bagaimana keluarganya agar tetap berdiri kuat. Meskipun semuanya tampak suram, Danu tetap tidak pernah kehilangan keyakinan. Setiap pagi, setelah menunaikan salat Subuh, Danu berzikir sejenak. Danu memohon kepada Allah agar segala usahanya diridai dan membawa berkah.

“Rizki itu tak selalu datang dari apa yang kita rencanakan,” Danu terkenang akan kata-kata bijak ayahnya dulu. Maka ia pun mulai bekerja serabutan. Terkadang sebagai pengantar barang, tukang ojek, bahkan pekerja bangunan saat ada proyek di kampungnya.

Berkat kegigihannya, lambat laun Danu mulai menemukan peluang. Seseorang menawarinya untuk bergabung dalam bisnis kecil penyediaan kebutuhan pokok di lingkungan sekitar. Meskipun kecil, Danu melihat ini sebagai awal dari sesuatu yang besar.

Setiap hari, Danu bangun lebih awal dan bekerja hingga larut malam demi membangun bisnis kecil tersebut. Setiap tetes keringat yang jatuh adalah bentuk sebuah perjuangan yang ia niatkan sebagai ibadah. Istrinya, Sinta, selalu ada di sisinya. Meskipun keadaan mereka jauh dari mewah, senyuman dan dukungan Sinta membuat Danu merasa seperti memiliki kekayaan terbesar di dunia.

Waktu pun terus berlalu, perlahan tapi pasti, usaha yang dijalankan Danu mulai berkembang. Dari bisnis kecil penyediaan sembako, ia kini berhasil membuka toko kelontong. Meski belum besar, keberkahan yang Danu rasakan jauh lebih dari apa yang pernah ia miliki dulu.

Kini, Danu tidak lagi merasa berada di titik nol. Meskipun perjalanannya masih panjang, ia merasa bahwa setiap langkah yang ditempuh penuh dengan pelajaran dan hikmah.

 

Sunday, September 29, 2024

Mona si Pembawa Sial

Konten [Tampil]


Di sebuah kota kecil, hiduplah bocah cilik bernama Mona. Dia harus menghadapi kerasnya dunia tanpa dukungan kedua orang tuanya.  Kehidupan Mona berubah drastis setelah kecelakaan tragis yang merenggut nyawa kedua orang tuanya, sementara Mona menjadi satu-satunya korban yang selamat.

Keluarga besar justru mengucilkannya, mereka menganggap Mona sebagai anak pembawa sial. Sebuah cap yang selalu melekat dan menghantui hari-harinya. Akhirnya, Mona dibuang ke sebuah panti asuhan. Di panti asuhan ini, malah menambah penderitaan hidup bagi Mona.

Mona tidak hanya harus berjuang untuk bertahan hidup, tetapi juga melawan kekerasan yang diterimanya dari para pengasuh panti. Setiap hari adalah ujian bagi Mona, baik secara fisik maupun mental. Namun tidak sedikit pun kata menyerah keluar dari mulut mungil Mona. Ia terus berdo’a dan berharap dapat keluar dari gelapnya kehidupan ini.

Hingga pada suatu hari, ketika keluarga Farhan datang ke panti asuhan. Keluarga yang dikenal baik hati, akhirnya mengadopsi Mona. Mereka membawanya keluar dari penderitaan yang seolah tak pernah berakhir.

Dalam asuhan keluarga Farhan, Mona mulai merasakan kembali apa artinya cinta, kasih sayang, serta harapan. Meski luka masa lalunya tak bisa hilang begitu saja, Mona perlahan-lahan menemukan kekuatan dari dalam dirinya.

Dari seorang gadis yang penuh dengan cemoohan. Mona akhirnya tumbuh menjadi sosok yang kuat, penuh tekad, serta berusaha membuktikan bahwa dirinya bukanlah pembawa sial, melainkan pembawa kebaikan.

 

https://www.facebook.com/share/p/JQ9CvoLRyssoPDV9/

#latihan30harimenulis

#nestapaberujungbahagia_day30

#miniproject

Senandung di Akhir Pekan

Konten [Tampil]


Mentari pagi perlahan-lahan menyelinap masuk melalui celah-celah tirai kamar Dina. Terasa seperti ada energi baru menyusup dihatinya, setelah satu minggu begitu padat beraktivitas. Dina menghela napas panjang, meresapi keheningan akhir pekan yang akhirnya tiba. Dengan santai, ia bangkit dari tempat tidur, menyusuri lantai kayu yang dingin dengan langkah tenang. Tak ada rencana besar hari ini, hanya satu hal yang ia inginkan yaitu bersantai.

Secangkir kopi hangat yang masih mengepul di hadapannya, aroma kopi memenuhi ruang kerja kecil di sudut rumah. Dengan membiarkan jendela terbuka sedikit, membuat angin lembut membawa kesejukan dari luar. Tak ada bunyi dering telepon atau pesan yang harus ia balas. Hari ini, adalah waktu untuk dirinya sendiri.

Dina duduk di kursinya yang empuk, sambil mengusap layar laptop yang memantulkan bayangan lembut wajahnya. Jemarinya perlahan menyentuh 𝑡𝑢𝑡𝑠 𝑘𝑒𝑦𝑏𝑜𝑎𝑟𝑑, tanpa tekanan maupun tenggat waktu.

Hanya satu kalimat pembuka yang terlintas di benaknya, “Aku menulis untuk menikmatinya.”

Kalimat itu terus mengalir, membawa Dina berada ke dalam dunia kecil yang ia ciptakan sendiri.

Di luar rumah, burung-burung berkicau seolah-olah ikut bersorak gembira untuknya. Segala beban pekan lalu, memudar seiring dengan setiap kata yang telah ia ketik. Di halaman kosong laptopnya, kata demi kata tumbuh, seperti benih yang ia tanam tanpa buru-buru, dengan penuh cinta dan harapan.

Jam terus bergerak, tapi Dina tak merasa dikejar waktu. Ia tenggelam dalam setiap kalimat yang membebaskan. Terkadang, ia berhenti sejenak, menyeruput kopinya yang sudah dingin. Namun kehangatannya masih terasa di hati, pikiran yang tadinya penat kini mulai mereda. Setiap huruf menjadi terapi, alur cerita yang tercipta seakan memulihkan semangatnya yang hampir padam.

Saat senja tiba, Dina tersenyum. Tak banyak yang ia tulis hari ini, tapi itu semua bukan masalah. Yang terpenting, ia telah memberikan dirinya waktu untuk bernapas, menulis tanpa beban. Ketika matahari tenggelam di ufuk barat, ia tahu bahwa esok hari, Senin pagi akan disambutnya dengan penuh senyuman, dan hati yang siap menghadapi tantangan baru.


https://www.facebook.com/share/p/aTWogGvyq9YYCd1P/