Arumi adalah cucu pertamaku, saat ini sudah berumur 3 tahun. Dia adalah anak yang cerdas dan memiliki tingkat keingintahuan yang sangat tinggi. Banyak sekali pertanyaan dan cerita yang sering dilontarkan dengan gaya khas cadelnya. Bagi siapapun yang pertama kali bertemu dengannya, mungkin akan merasa terganggu dengan kebawelannya.
Suatu hari, ketika Arumi berkunjung ke rumahku, Arumi seperti biasa tidak berhenti berbicara. Dia bertanya tentang segala hal yang dilihatnya di sekitar rumahku. "Nena, ucing masuk? Nena, cicak di dinding? Nena, neng mau main sama cicak?"
Terkadang rasa lelah muncul, namun aku dan semua anggota keluarga lain selalu berusaha menjawab pertanyaan-pertanyaan Arumi dengan sabar. Kami percaya bahwa dengan menjawab pertanyaan-pertanyaan itu, kami membantu Arumi untuk belajar banyak hal baru.
Pada suatu malam, ketika aku dan arumi sedang duduk santai di ruang tengah, Arumi tiba-tiba berteriak, "Nena, ada tikus di dinding!" Aku hanya merespon dengan jawaban iya, tanpa segera melihat ke arah yang ditunjuk Arumi. Namun, Arumi tidak puas dan kesal belum ada respon dari nenanya.
Arumi, mulai menarik-narik lenganku agar mau melihat ke arah yang ditunjuknya. Dan benar saja, saat aku memaling kepala melihat sesuai petunjuk arumi, ada seekor tikus kecil yang sedang memasuki lubang kecil di atas plafon rumah. Respon aku langsung teriak saat melihat tikus kecil tersebut.
Akupun langsung meminta bantuan kepada suami agar segera menangkap si tikus kecil itu agar tidak berkembang biak di dalam rumah. Aku begitu merasa geli dan jijik jika ada binatang pengerat itu. Selain membawa bibit penyakit dan merusak perabotan di rumah termasuk koleksi bukuku. Akhirnya pertualangan memburu tikus segera dilancarkan, dari perangkap dan memperbaiki plafon rumah yang berlubang.
Alhamdulillah, jika Arumi tidak
begitu bawel dan selalu memperhatikan sekelilingnya, mungkin tikus kecil itu
akan berkembangbiak dan merusak buku-buku yang ada di lemari. Dari kejadian
itu, kami sekeluarga semakin menyadari bahwa perlunya segera merespon kebawelan
Arumi. Kebawelan Arumi bukan hanya tentang bertanya dan berbicara tanpa henti,
tapi tentang kepekaannya terhadap lingkungan sekitar.