Saturday, July 27, 2024

Melanjutkan Sebuah Impian

Konten [Tampil]


Pada suatu hari, ketika sedang membersihkan rumah, aku menemukan sebuah kotak  yang berisi berkas-berkas masa lalu. Aku membuka satu persatu, ada sebuah lembaran kertas berisi tulisan tangan, berusia tahunan lamanya. Terlihat dari warna lembaran kertasnya yang telah berwarna kecoklatan. Terkenang akan impian dari almarhum ayah anak-anak, yang ingin menjadi seorang penulis. Tanpa disadari, air mataku mengalir membasahi pipi.

Terinspirasi oleh temuan tersebut, aku memutuskan untuk mulai menulis. Setiap hari aku menyisihkan waktu untuk menulis dan membiarkan kata-kata mengalir. Awalnya sulit, tapi perlahan-lahan, aku menemukan kebahagiaan dalam menulis. Namun, aku membiarkan saja cerita itu tersimpan rapi dalam sebuah file.

Pada saat, berhenti bekerja, aku mulai mencari kegiatan agar tetap beraktivitas. Dari mulai mengikuti berapa program belajar peningkatan skill, webinar khusus muslimat, termasuk webninar belajar menulis dari Indscript Creative. Aku memutuskan untuk mengirimkan beberapa cerita lama melalui kelas kisah Indscript Creative. 

Betapa terkejutnya aku, ketika salah satu kisah diterbitkan dan mendapatkan banyak respons positif. Aku mulai menulis kembali, lebih banyak dan bahkan mencoba menulis sebuah novel. Meskipun kesibukanku sebagai ibu rumah tangga, tetapi sudah dapat menemukan cara untuk menyeimbangkan antara pekerjaan rumah tangga dan menulis.

Aku mungkin belum menjadi penulis terkenal seperti impian almarhum ayah anak-anak, tetapi setidaknya, dapat melanjutkan impiannya. Ada kebahagiaan dan kepuasan di dalam setiap kata yang aku tuliskan pada masing-masing kisah.

 

#latihan30harimenulis

#impianyangterlupakan_day6

#miniproject

https://www.facebook.com/share/p/qHU4e3GY3eZM4gWR/?mibextid=qi2Omg

 

 

 

Friday, July 26, 2024

Mengobati Kerinduan

Konten [Tampil]


Aku lahir di sebuah kota kecil yang dikelilingi pegunungan dan perbukitan yang hijau. Dahulu aku memiliki impian besar untuk melanjutkan perguruan tinggi di Fakultas Kedokteran. Impian masa sekolah, aku ingin menjadi seorang dokter. Hal sederhana terbesit saat itu, ingin membantu orang banyak. Semua terinspirasi dari seorang dokter yang ada di kotaku, yang selalu membantu orang-orang dengan tulus dan penuh kasih.

Setiap hari, aku belajar dengan tekun, membaca buku maupun artikel berkaitan dengan kesehatan. Namun, qadarullah, kehidupan tidak selalu berjalan mulus. Ketika lulus Sekolah Menengah Atas, keluargaku sedang menghadapi kesulitan finansial.  Selain itu, tidak lulusnya ujian masuk fakultas kedokteran membuatku terpaksa meninggalkan impian besar tersebut. 

Alhasil, aku melanjutkan sekolah pada sebuah perguruan tinggi di Bogor jurusan analis kimia. Setidaknya, ilmu kimia farmasi yang bisa aku pelajari yang hampir mendekati ilmu farmakologi termasuk bagian dari ilmu kedokteran. Aku bersyukur, dengan ilmu yang aku miliki, sangat membantu dalam proses pengobatan yang pernah aku jalani. Aku memahami obat-obatan yang di resepkan dokter serta cara kerja obat tersebut.

Sekarang, sebagai seorang penulis, aku sangat menyukai menulis artikel bertema kesehatan. Meskipun hanya bermodalkan pengetahuan yang diperoleh dari bacaan artikel maupun makalah kesehatan, aku berusaha memberikan informasi yang akurat dan bermanfaat bagi para pembaca. Artikel Kesehatan yang aku tulis, dapat mengobati kerinduan pada mimpi-mimpi lama.

 

#latihan30harimenulis

#impianyangterlupakan_day5

#miniproject

 https://www.facebook.com/share/p/Tkiom1QVxRqrrHky/

 

 

 

 

 

 

 

Sunday, July 21, 2024

Kekuatan Cinta

Konten [Tampil]

Terinspirasi dari sebuah film pendek pada media sosial yang menceritakan kisah seorang wanita tua, yang sangat begitu dalam mencintai suaminya.

Pada film tersebut, Nampak seorang wanita tua yang sedang duduk di kursi panjang pada sebuah ruang tunggu stasiun kereta api. Setiap tahun, tepat pada hari Valentine dengan berdandan cantik beliau pergi ke stasiun kereta api menunggu kepulangan sang suami tercinta. Hal ini, sesuai janji sang suami pada pertemuan terakhir mereka.
Kepergian sang suami ke medan perang, tidak membuat hati wanita tua itu tergoyahkan untuk senantiasa menanti kepulangannya. Walaupun ada telah datangnya sebuah surat yang mengatakan terbakarnya pesawat yang tumpangi prajurit perang termasuk sang suami. Wanita itu masih berharap menunggu kepulangan suaminya, karena belum tampak jasad sang suami dihadapannya.
Puluhan tahun lamanya, hal ini dilakukan oleh wanita tua itu. Begitu sabar menanti kedatangan sang suami. Hingga pada suatu waktu, kisah wanita tua ini dipublikasikan oleh sebuah media televisi dan mendapatkan titik jelas informasi dimana jasad sang suami.
Akhirnya, Wanita tua itu mendapatkan kunjungan kehormatan dari perwakilan kesatuan prajurit perang, mereka menyampaikan berita beserta barang-barang pribadi milik sang suami.

"Nanti suami ibu, akan datang menemuimu," begitu ujar seorang perwakilan kesatuan prajurit perang.
Masya Allah, pertemuan yang telah lama dinantikan oleh wanita tua itu akhirnya terwujud. Dengan menggunakan pakaian berwarna merah dan berdandan cantik seperti biasanya, wanita tua itu pergi ke stasiun kereta api tersebut. Disana telah hadirnya jasad sang suami di dalam peti dengan sebuah acara penghormatan terakhir sebagai prajurit perang.
Aku begitu terinspirasi, akan ketabahan dan kekuatan hati wanita tua itu, dalam menjaga kehormatan dan rasa cintanya kepada sang suami. Dahulu, jarak dan waktu tidak menjadi penghalang bagi orang-orang saling menjaga kesetiaan dan kehormatan cintanya. Apalagi saat itu, mereka hanya dapat terhubung melalui surat yang membutuhkan waktu sangat lama untuk mendapatkannya.
Dibandingkan dengan masa sekarang, banyak sekali polemik yang terjadi antara pasangan suami istri. Pastinya, setiap pasangan suami istri memiliki permasalahan dalam biduk rumah tangga mereka, bukan kekuatan cinta saja menjadi perekatnya hubungan ini.
Sebuah komunikasi dua arah sebagai hal penting sebagai penghubung utama antara pasangan suami istri, agar terciptanya keharmonisan dalam rumah tangga. Perlu sedikitnya menurunkan ego, dalam menjaga hubungan baik dengan pasangan pada saat mengalami perbedaan pandangan.
Sebagiamana indahnya, Allah mengatur hubungan suami istri di dalam sebuah pernikahan yang berlandaskan keimanan. Kekuatan cinta yang berlandaskan keimanan kepada Allah, SWT sebagai sandaran terkuat sebuah rumah tangga.
Ini hanya sebuah sudut pandang aku sebagai seorang manusia yang tidak luput dari khilaf dan kesalahan. Semoga Allah selalu menguatkan selalu tali ikatan pernikahan dalam perlindungan dan ridha-Nya Allah, SWT bagi kami dan siapapun yang membaca tulisan ini, Aamiin Ya Rabbal’alamiinπŸ‘
Wallahu'alam,

Saturday, July 20, 2024

Potongan Hati

Konten [Tampil]


Hampa: Hatiku terasa hampa bagaikan lahan kosong tanpa penghuni

Kelam: Jalan yang kulalui begitu kelam legam tanpa ujung

Bisu: Orang-orang sekelilingku membisu tanpa sepatah kata

Beku: Hatiku membeku tanpa tahu kapan mencair

Salju: Badai salju itu kembali hadir menerpa kehidupanku

Gelisah: Hati gelisah semakin melanda relung terdalam

Rindu: Aku rindu ya Rabb, rindu pada cinta dan kasih sayang-Mu

Kesal: Telah lama kesal melanda, begitu membuncah rindu mengadu kepada-Mu

Lelah: Aku lelah ya Rabb, begitu jauh hamba meninggalkan-Mu


Bogor, 21 Juli 2024


Thursday, July 18, 2024

Indscript Creative Meluncurkan Kembali Buku Antologi Terbaru

Konten [Tampil]

Sumber: Indscript Creative

Indscript Creative setelah sukses dengan buku antologi "Melintasi Badai dan Menolak Rapuh", menghadirkan kembali buku antologi "Memeluk Ibu dan Pelukan Ayah". Berkolaborasi dengan "Sekolah Perempuan dan BukuinAja", acara lauching buku antologi dilakukan secara zoominar pada hari Senin, tanggal 15 Juli 2024, jam 10.00 WIB-selesai. Zoominar ini dihadiri oleh para penulis, undangan, editor buku antologi beserta blogger liputan bedah buku dari Indscript Creative. 

Setiap kita pasti punya cerita sendiri akan figur ibu dan ayah, yang pastinya sangat membekas di hati. Dalam kedua buku antologi ini, menceritakan kisah-kisah tersebut, menghadirkan berbagai perspektif dan pengalaman yang dapat kita jadikan sebagai pelajaran maupun refleksi diri.


Mengenang Momen Indah dalam Menulis Buku Antologi

Zoominar bedah buku antologi dibuka langsung oleh pendiri Indscript Creative, Indari Mastuti. Dalam sambutannya beliau mengatakan bahwa buku antologi ini, sebagai bentuk penghargaan terhadap peran orang tua kita dalam kehidupan anak-anaknya. Setiap kisah dalam antologi ini menggambarkan berbagai momen manis, haru, dan inspiratif yang terjalin antara orang tua dan anak. 

Para penulis berbagi cerita di balik tulisan mereka, dimulai dari sejak proses penulisan, makna pribadi dari didikan, nasihat serta kasih sayang dari orang tua mereka.

Seorang penulis buku Pelukan Ayah menceritakan bagaimana sosok sang ayahnya, bagi Ibu Lela, S Permana, ayah seorang yang tidak banyak bicara. Namun, sesekali bicara ayah akan memberikan nasihat serta petuah yang bijak baginya. Begitu juga dengan pak Budi Hanoto, beliau menuturkan,

"Bapak tidak banyak ngomong tapi memberikan contoh-contoh yang sering diperlihatkannya."

Ibu Dini Masitah penulis yang mengenang masa lalunya, bagaimana sang ayah tercinta senantiasa mengajarkan anak-anaknya untuk salat berjamaah ke masjid. 

Bagi ibu Kustinah, semua perjalanan hidupnya dimulai dari memilih sekolah hingga pekerjaan berdasarkan permintaan dan dukungan kuat dari sang bapak. Didikan orangtuanya menekan, "Semua orang tua pastinya menginginkan yang terbaik bagi anaknya." Prinsip hidupnya selalu berpegang kepada, ridho Allah tergantung dari ridho orang tua.

Dengan menulis buku antalogi ini, penulis yang bernama ibu Shudrini Rahmi mengatakan, 

"Agar bisa mengenang seperti apa sosok figur kedua orangtuanya sehingga anak-anak lebih mengetahui lebih dalam profil dari Oma dan Opa nya."

Pada penutup sesi ini, seorang penulis yang saat ini masih tinggal bersama ayahnya, Ibu Husnandiarty menceritakan bagaimana ayah selalu mengingatkan ia agar menjaga kehormatan keluarga dengan mencari rezeki halal yang masih banyak tersebar di penjuru bumi.


Suasana Haru dalam Pembacaan Kisah

Dengan banjir air mata, Founder Indscript Creative, Indari Mastuti membacakan kisahnya dalam buku "Memeluk Ibu". Kisah yang menceritakan bagaimana detik-detik terakhir kepergian sang ibunda tercinta menghadap Allah, SWT serta pelukan terakhir yang telah dilakukannya untuk sang ibunda.

Suansana zoominar semakin terasa haru, dengan dibacanya cuplikan kisah dari penulis lain. Semua peserta zoominar merasakan keharuan dari setiap kalimat yang dibacakan oleh Teh Indari Mastuti dengan penuh penghayatan. Ada yang merasa takut akan kehilangan orang tuanya, ingin memeluk ayah atau bercerita kepada ibunya tetapi sudah tidak bisa, serta ada yang merasa tak sanggup berkata-kata lagi. 

Masya Allah, mendengarkan kisah orang tua, baik yang masih ada maupun sudah meninggal dunia pastinya akan penuh kenangan yang indah serta keharuan mendalam. Kisah orang tua, baik yang masih ada maupun sudah meninggal dunia pastinya tak akan habis dengan satu kisah saja. Hal ini, disebabkan besarnya peran kedua orang tua yang telah berjuang demi keberlangsung hidup, serta keberhasilan sang anak-anak. Tentunya kisah ini sangat membekas dihati bagi siapapun serta akan dikenang sepanjang masa. 

Sumber: Indscript Creative

Penutup

Lauchingnya buku antologi dari Indscript Creative ini, diharapkan pembaca dapat lebih menghargai peran orang tua dalam kehidupannya. Selain itu, buku antologi ini sebagai pengingat bagi kita semua akan pentingnya kasih sayang dan mengapresiasi orang tua.

Buku antologi sangat bermanfaat bagi siapapun terutama bagi penulis pemula. Selain itu, sebagai sumber inspirasi dan memotivasi untuk menuliskan buku antologi lainnya. 


 







Wednesday, July 17, 2024

Impian yang Pupus

Konten [Tampil]


Aku adalah seorang penyintas tumor otak yang telah melalui perjalanan panjang untuk mencapai kesembuhan. Selama puluhan tahun lamanya, aku berdamai dengan penyakit ini. Proses kesembuhan yang aku jalani, melalui dua kali proses operasi kraniotomi. Selepas operasi terakhir, butuh waktu cukup lama agar dapat berhenti mengonsumsi obat anti kejang.

Selama proses kesembuhan, aku bergabung di sebuah grup penyintas tumor otak. Di dalam grup ini, kami saling mendukung dan berbagi kisah inspiratif perjalanan panjang untuk mencapai sebuah kesembuhan.

Setiap kali berkumpul, aku mendengar banyak cerita tentang perjuangan, keberanian, keteguhan hati dari setiap anggota grup. Aku merasa terdorong untuk menulis sebuah buku yang akan mengabadikan kisah-kisah luar biasa perjuangan mereka. Aku berharap, buku ini bisa menjadi sumber inspirasi, serta kekuatan bagi orang-orang yang sedang berjuang menghadapi penyakit tersebut.

Namun, setelah beberapa tahun berlalu, kehidupan aku menjadi semakin sibuk. Aku harus bekerja untuk memenuhi kebutuhan keluarga, serta menghadapi berbagai tanggung jawab yang tidak pernah berhenti datang.

Setiap kali melihat sebuah tulisan yang ada pada sebuah blog lama, menceritakan awal terbentuknya grup tersebut, aku merasa kepedihan. Banyak kisah-kisah inspiratif mereka yang tidak sempat aku simpan rapi. Akibat kelalaianku, laptop lama mengalami kerusakan sehingga lenyap sudah π™›π’Šπ™‘𝒆 tersebut.

Aku merasa malu dan tidak punya kekuatan untuk mewujudkan impian tersebut. Waktu terus berlalu, pupus sudah impian untuk menulis buku itu. Namun, aku tetap bersyukur karena memiliki kenangan indah bersama teman-teman di grup penyintas.

 

#latihan30harimenulis

#impianyangterlupakan_day4

#miniproject

 https://www.facebook.com/share/p/xfYVgERDzam1npX1/

Tuesday, July 16, 2024

Bunga di Taman Kehidupan

Konten [Tampil]


Di sebuah kota kecil, hiduplah seorang gadis bernama Maya. Sejak kecil, Maya selalu merasa berbeda dari teman-temannya. Kulit berwarna kecokelatan, rambut keriting, serta matanya yang besar sering menjadi bahan ejekan di sekolah. Teman-temannya sering memanggil Maya, "Gadis Hutan". 

Setiap kali Maya melihat cermin, ia merasa tidak puas dengan dirinya sendiri. Maya sering berpikir bahwa jika ia berubah, pasti dapat diterima oleh orang-orang di sekitarnya.

Suatu hari, saat sedang berjalan-jalan di sebuah taman kota, Maya bertemu dengan seorang wanita tua yang merawat bunga-bunga di sana. Wanita tua itu memperhatikan Maya duduk sendirian dan tampak sedih. Ia mendekati Maya dan bertanya,

"Kenapa kamu terlihat begitu murung, Anakku?"

Maya menceritakan semua perasaannya kepada wanita tua itu. Wanita tua itu tersenyum, dan mengajak Maya untuk berjalan bersamanya ke taman bunga. 

"Lihatlah bunga-bunga ini," katanya.

"Ada mawar merah yang indah, bunga matahari yang cerah, dan anggrek yang anggun. Setiap bunga memiliki keindahannya sendiri."

Maya memandang bunga-bunga itu, dan mulai mengerti maksud wanita tua tersebut. Wanita itu melanjutkan, 

"Jika semua bunga di taman ini sama, bukankah taman akan menjadi membosankan? Keindahan taman ini terletak pada keanekaragamannya. Begitu juga dengan manusia, keindahanmu terletak pada keunikanmu. Terimalah dirimu apa adanya, karena itulah yang membuatmu istimewa."

Kata-kata wanita tua itu menyentuh hati Maya. Ia mulai melihat dirinya dengan cara yang berbeda. Seiring berjalannya waktu, Maya belajar mencintai dirinya sendiri.

 

#latihan30harimenulis

#kejadianyangmengubahhidupku_day3

#miniproject

https://www.facebook.com/share/p/L64FwehUE1zqvbU3/