Sunday, September 29, 2024

Mona si Pembawa Sial

Konten [Tampil]


Di sebuah kota kecil, hiduplah bocah cilik bernama Mona. Dia harus menghadapi kerasnya dunia tanpa dukungan kedua orang tuanya.  Kehidupan Mona berubah drastis setelah kecelakaan tragis yang merenggut nyawa kedua orang tuanya, sementara Mona menjadi satu-satunya korban yang selamat.

Keluarga besar justru mengucilkannya, mereka menganggap Mona sebagai anak pembawa sial. Sebuah cap yang selalu melekat dan menghantui hari-harinya. Akhirnya, Mona dibuang ke sebuah panti asuhan. Di panti asuhan ini, malah menambah penderitaan hidup bagi Mona.

Mona tidak hanya harus berjuang untuk bertahan hidup, tetapi juga melawan kekerasan yang diterimanya dari para pengasuh panti. Setiap hari adalah ujian bagi Mona, baik secara fisik maupun mental. Namun tidak sedikit pun kata menyerah keluar dari mulut mungil Mona. Ia terus berdo’a dan berharap dapat keluar dari gelapnya kehidupan ini.

Hingga pada suatu hari, ketika keluarga Farhan datang ke panti asuhan. Keluarga yang dikenal baik hati, akhirnya mengadopsi Mona. Mereka membawanya keluar dari penderitaan yang seolah tak pernah berakhir.

Dalam asuhan keluarga Farhan, Mona mulai merasakan kembali apa artinya cinta, kasih sayang, serta harapan. Meski luka masa lalunya tak bisa hilang begitu saja, Mona perlahan-lahan menemukan kekuatan dari dalam dirinya.

Dari seorang gadis yang penuh dengan cemoohan. Mona akhirnya tumbuh menjadi sosok yang kuat, penuh tekad, serta berusaha membuktikan bahwa dirinya bukanlah pembawa sial, melainkan pembawa kebaikan.

 

https://www.facebook.com/share/p/JQ9CvoLRyssoPDV9/

#latihan30harimenulis

#nestapaberujungbahagia_day30

#miniproject

Senandung di Akhir Pekan

Konten [Tampil]


Mentari pagi perlahan-lahan menyelinap masuk melalui celah-celah tirai kamar Dina. Terasa seperti ada energi baru menyusup dihatinya, setelah satu minggu begitu padat beraktivitas. Dina menghela napas panjang, meresapi keheningan akhir pekan yang akhirnya tiba. Dengan santai, ia bangkit dari tempat tidur, menyusuri lantai kayu yang dingin dengan langkah tenang. Tak ada rencana besar hari ini, hanya satu hal yang ia inginkan yaitu bersantai.

Secangkir kopi hangat yang masih mengepul di hadapannya, aroma kopi memenuhi ruang kerja kecil di sudut rumah. Dengan membiarkan jendela terbuka sedikit, membuat angin lembut membawa kesejukan dari luar. Tak ada bunyi dering telepon atau pesan yang harus ia balas. Hari ini, adalah waktu untuk dirinya sendiri.

Dina duduk di kursinya yang empuk, sambil mengusap layar laptop yang memantulkan bayangan lembut wajahnya. Jemarinya perlahan menyentuh 𝑡𝑢𝑡𝑠 𝑘𝑒𝑦𝑏𝑜𝑎𝑟𝑑, tanpa tekanan maupun tenggat waktu.

Hanya satu kalimat pembuka yang terlintas di benaknya, “Aku menulis untuk menikmatinya.”

Kalimat itu terus mengalir, membawa Dina berada ke dalam dunia kecil yang ia ciptakan sendiri.

Di luar rumah, burung-burung berkicau seolah-olah ikut bersorak gembira untuknya. Segala beban pekan lalu, memudar seiring dengan setiap kata yang telah ia ketik. Di halaman kosong laptopnya, kata demi kata tumbuh, seperti benih yang ia tanam tanpa buru-buru, dengan penuh cinta dan harapan.

Jam terus bergerak, tapi Dina tak merasa dikejar waktu. Ia tenggelam dalam setiap kalimat yang membebaskan. Terkadang, ia berhenti sejenak, menyeruput kopinya yang sudah dingin. Namun kehangatannya masih terasa di hati, pikiran yang tadinya penat kini mulai mereda. Setiap huruf menjadi terapi, alur cerita yang tercipta seakan memulihkan semangatnya yang hampir padam.

Saat senja tiba, Dina tersenyum. Tak banyak yang ia tulis hari ini, tapi itu semua bukan masalah. Yang terpenting, ia telah memberikan dirinya waktu untuk bernapas, menulis tanpa beban. Ketika matahari tenggelam di ufuk barat, ia tahu bahwa esok hari, Senin pagi akan disambutnya dengan penuh senyuman, dan hati yang siap menghadapi tantangan baru.


https://www.facebook.com/share/p/aTWogGvyq9YYCd1P/

Kisah Cinta Laila

Konten [Tampil]


Laila telah jatuh cinta pada Bima sejak masa SMA. Senyuman Bima selalu berhasil membuatnya merasa hangat, meski Bima tak pernah mengetahui perasaan itu. Waktu terus berlalu, Laila memilih untuk menyimpan perasaan cintanya. Bima melanjutkan hidupnya, serta menikah dengan orang lain. Sementara Laila tetap menyimpan hatinya untuk Bima.

Selama puluhan tahun, Laila selalu berusaha berada di sekitar Bima. Pada saat reuni sekolah, berkumpul bersama teman-teman lama, dan bahkan ketika Bima dirundung masalah rumah tangga. Namun, Bima tetap tidak menyadari cintanya Laila, atau mungkin sengaja tidak ingin mengetahuinya.

Perasaan cinta itu terus menyandera hidup Laila, sehingga membuatnya sulit membuka hati bagi orang lain. Bahkan ketika ada pria lain yang mencoba mendekatinya, bayangan Bima selalu ada menutupi segala kemungkinan.

Suatu hari, di usia yang tak lagi muda, Laila bertemu dengan Bima di acara reuni. Mereka berbicara lama, dan Laila akhirnya mengakui perasaannya.

Dengan lembut, Bima berkata, "Aku selalu menghargai perasaanmu, tapi mungkin kita memang tidak ditakdirkan bersama."

Jawaban Bima begitu menghancurkan hati Laila, tetapi sekaligus membebaskannya dari perasaan cinta itu. Untuk pertama kalinya dalam hidup Laila, dapat melanjutkan hidup tanpa terikat dengan masa lalu.

Setelah bertahun-tahun tersandera oleh cinta yang tak terucap. Akhirnya Laila bisa berdamai dengan hatinya dan membuka lembaran baru. Meskipun sisa-sisa perasaannya yang perlahan-lahan akan memudar.

 

https://www.facebook.com/share/p/BmznE7STQSiVsiWA/

#latihan30harimenulis

#tersanderacinta_Day29

#miniproject

 

Friday, September 27, 2024

Sosok Penulis Yang Menginspirasi

Konten [Tampil]


Aku mempunyai mimpi menjadi penulis, yang bisa menyebarkan inspirasi bagi orang banyak dengan nilai-nilai Islam. Setiap kali membaca tulisan Buya Hamka, hati ini seolah disirami air segar, serta bersemangat untuk selalu menulis.

Namun, jalan hidupku tidaklah mudah. Ketika mimpi ini mulai tumbuh, ujian datang satu per satu. Butuh perjuangan besar, merintis menjadi seorang penulis. Aku terus berusaha menulis, kadangkala muncul rasa menyerah. Namun, segera aku tepis dengan satu keyakinan bahwa Allah selalu bersamaku dalam menggapai mimpi ini.

Teringat pesan Buya Hamka yang pernah aku baca, "Hidup ini adalah perjuangan, dan dalam setiap langkah bersandarlah hanya kepada Allah."

Kata-kata itu yang menguatkan tekadku. Aku memulai dengan menulis kisah-kisah kecil, berbagi pengalaman hidup dan perjuangan dalam menghadapi ujian. Tak disangka, tulisan ini mulai mendapat perhatian dari banyak orang. 

Ketika kritik dan kegagalan menghampiri, aku tidak pernah berhenti menulis. Aku pun menyadari bahwa dunia kepenulisan adalah ladang perjuangan. Aku terus berjuang, menebarkan nilai-nilai Islam dengan caraku sendiri.

Hari demi hari berlalu, kini aku telah menjadi lebih kuat, bukan karena dunia mengakui karyaku. Hal ini, karena setiap kata yang aku tulis merupakan bentuk sebuah ibadah.

Aku tahu perjuangan ini, belum sebanding dengan perjuangan para penulis ternama. Namun, aku berharap, setiap kisah yang aku tulis menjadi saksi perjalanan panjang yang penuh ujian, air mata, dan doa.

 

https://www.facebook.com/share/p/gbMYEp4Qjv16s8EZ/

#latihan30harimenulis

#sosokyangmenginspirasi_Day28

#miniproject 

Ummul Mukminin Khadijah

Konten [Tampil]


Ibunda Sayyidah Khadijah adalah sosok wanita bangsawan masyarakat Mekkah yang sukses dalam membangun bisnisnya sendiri. Seorang wanita yang cerdas, tabah, bijaksana, dan sabar dalam menjalani kehidupannya. 

Beliau juga mendapat sebutan sebagai perempuan agung, ibu para mukminin hingga akhir zaman (Ummul Mukminin). Ummul Mukminin bukan hanya sekadar istri, tetapi beliau adalah teman setia, serta penasihat bijak bagi suaminya. Ketika Nabi menerima wahyu pertamanya, pulang dalam kondisi ketakutan dan keraguan. Namun, Ibunda Khadijah dengan tenang dan penuh keyakinan menyambutnya.

"Allah tidak akan membiarkanmu, wahai suamiku," katanya dengan penuh keyakinan.

"Engkau adalah orang yang jujur dan adil. Engkau selalu membantu orang lain, dan Allah pasti akan menolongmu." 

Ibunda Sayyidah Khadijah memberikan ketenangan dan keyakinan kepada Rasulullah SAW. Pada saat masyarakat menolak dan menghina mereka, ia tetap berdiri teguh memberikan dukungan di samping suaminya.

Ibunda Sayyidah Khadijah juga menggunakan semua kekayaan dan pengaruhnya untuk mendukung dakwah sang suami. Ia rela mengorbankan segala yang dimilikinya demi tujuan yang mulia.

Ia adalah contoh nyata bagaimana seorang wanita yang menjadi pilar kekuatan bagi suaminya. Beliau mendukung suaminya baik dalam suka maupun duka, serta tetap teguh meskipun badai kehidupan datang menghampiri.

Sosok Ibunda Sayyidah Khadijah adalah inspirasi bagiku. Aku ingin menjadi seperti Ibunda Sayyidah Khadijah, sebagai cahaya dalam kegelapan, sumber kekuatan dan kebijaksanaan, serta pendukung setia dalam setiap perjuangan suamiku.

Aamiin Ya Rabbal’alamiin


https://www.facebook.com/share/p/wVH892RnYkJFKnkP/ 

#latihan30harimenulis

#sosokyangmenginspirasi_Day27

#miniproject

Akhir Sebuah Badai

Konten [Tampil]


Rina menatap kosong ke luar jendela, memandangi hujan yang tak kunjung reda. Sudah hampir dua tahun, hidupnya berubah secara drastis. Semuanya bermula ketika suaminya Bimo, kehilangan pekerjaan. Kehidupan yang dulunya stabil, kini seakan-akan runtuh.

Dalam keterpurukan, Rina mencoba berbagai cara untuk membantu perekonomian keluarganya. Ia bekerja serabutan, mulai dari menjahit, menjual kue, hingga menjadi asisten rumah tangga. Meskipun ia telah berusaha sekuat tenaga, tetapi utang semakin bertambah.

"Mengapa hidup kita begini, Mas? Apa kita pernah berbuat salah?" ucap Rina lirih pada suatu malam.

Bimo yang duduk di sampingnya hanya bisa menggenggam tangan Rina. Ia mencoba menenangkan Rina, meski di dalam hatinya ia merasa bersalah karena tak mampu memberikan yang terbaik bagi keluarganya.

Namun, takdir Allah berkata lain. Suatu hari, Bimo mendapatkan telepon dari seorang mantan rekan kerjanya. Kini beliau telah mendirikan perusahaan baru. Bimo ditawari pekerjaan dengan posisi yang lebih baik. Bimo menerima tawaran tersebut dengan penuh syukur.

Kehidupan mereka perlahan berubah. Bimo berhasil melunasi sebagian besar utang mereka. Rina juga terus berusaha, memanfaatkan keterampilan menjahitnya, serta menjual hasil jahitannya secara online.

Hari demi hari berlalu, kesulitan itu perlahan-lahan berganti dengan kebahagiaan. Jalan yang mereka lalui begitu terjal, Rina dan Bimo sadar bahwa semua itu adalah bagian dari proses kehidupan. Kini, mereka lebih kuat, dan banyak bersyukur atas setiap nikmat yang diperoleh. 

Di bawah langit senja, Rina berdiri di halaman rumahnya. Melihat anak-anaknya bermain dengan senyuman bahagia terpancar dari wajah mereka.

 

https://www.facebook.com/share/p/sKmwnnMtZMEJSjyd/?mibextid=qi2Omg

#latihan30harimenulis

#nestapaberujungbahagia_day_26

#miniproject

Wednesday, September 25, 2024

Buah Manis Pengorbanan Amira

Konten [Tampil]


Ada seorang gadis muda bernama Amira, tinggal di sebuah desa kecil pinggiran Sumatera. Sejak kedua orang tuanya berpisah, Amira harus mengambil alih tanggung jawab bagi keluarga.

Amira bermimpi untuk melanjutkan pendidikannya ke bangku kuliah. Namun, impian itu harus ia kubur dalam-dalam. Setelah lulus SMA, setiap hari Amira menjajakan kue buatannya ke pasar. Hasil dari berjualan itu, digunakannya untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, termasuk biaya sekolah ketiga orang adiknya.

Banyak orang yang menyarankan agar Amira tetap melanjutkan sekolah. Namun, Amira telah bertekad bulat, ia ingin ketiga adiknya tetap sekolah agar memiliki masa depan yang lebih cerah. Setiap kali melihat senyuman adik-adiknya saat berangkat ke sekolah, Amira merasa pengorbanannya tidak sia-sia.

Kadangkala, Amira merasa lelah, tetapi ia selalu mengingat satu hal, yaitu kebahagiaan adik-adiknya. Mereka berhak merasakan dan memiliki kehidupan yang lebih baik. Ia harus mengorbankan mimpinya demi mereka.

Suatu hari, ketika sang adik dinyatakan lulus dengan nilai terbaik dan mendapat beasiswa kuliah, air mata Amira tak terbendung. Ia tersenyum bahagia, hatinya merasakan kebanggaan. Bagi Amira, keberhasilan sang adik adalah pencapaian terbesar dalam hidupnya.

Pengorbanan Amira sangat menginspirasi banyak orang. Hingga akhirnya, seorang guru di sebuah sekolah memberikan tawaran beasiswa untuk Amira melanjutkan kuliah sambil bekerja paruh waktu. Dengan doa dan dukungan adik-adiknya, Amira akhirnya dapat melangkah menuju gerbang universitas. Bagi Amira, semua pengorbanan yang ia lakukan adalah rasa cinta kepada adik-adiknya.

 

https://www.facebook.com/share/p/jExBMroNinJniBFp/

#latihan30harimenulis

#nestapaberujungbahagia_day_24

#miniproject