Mentari telah mulai menampakkan dirinya, langit nampak sangat cerah menambah suasana pagi hari ini penuh semangat sepertihalnya perasaan yang kurasakan. Bismillah, aku ingin segera melangkah kaki memasuki lobby sebuah gedung perkantoran di kota Bogor.
"Selamat Pagi, bu ", seorang laki-laki dengan perpakaian atribut lengkap menyapaku.
"Pagi pak”, balasku.
"Ada yang bisa kami bantu, bu", laki-laki itu menanyakan kembali kepadaku.
Aku menjawab, "saya mau bertemu dengan bu Athalia di lantai 3 Divisi Business Government Enterprise Service, tadi saya sudah buat janji bertemu"
"Baik bu, silahkan menunggu, kami konfirmasikan terlebih dahulu ya", balas laki-laki itu.
Aku membalas dengan anggukan kepala, menandakan menyetujui permintaan petugas pelayanan di sana.
Tidak lama kemudian, dia mengatakan,
"Bu, kata bu Athalia harap menunggu terlebih dahulu di bawah karena beliau masih mengikuti rapat".
Mari bu, silahkan menunggu di sini, jawab laki-laki itu sambil mengarahkan aku menuju ke tempat untuk menunggu.
"Oh baik, terima kasih pak", jawab aku sambil berjalan mengikuti arahan beliau.
Sambil menunggu, aku membuka telepon seluler dan membaca sebuah kisah dari postingan yang ada di sosial media. Beberapa postingan masa pandemi masih terkait semakin meningkatnya jumlah orang yang terpapar virus covid-19.
Tahun 2020 merupakan titik langkah awal aku untuk meniti sebuah karier baru yang selama ini selalu ingin kujalani. Alhamdulillah melalui teman alumni almarhum ayah anak-anak, hari ini aku akan bertemu dengan seorang Manager di sebuah perusahaan Telekomunikasi, yang akan menjadi atasan dan membimbing aku mengenal dunia kerja.
Aku tidak tahu bagaimana dan seperti apa pekerjaan yang akan dilimpahkan sang atasan, jujur sejak wisuda hingga hari ini merupakan pekerjaan yang berbeda akan digeluti.
Dulu aku sempat bekerja di sebuah perguruan tinggi swasta di kota Medan, sesuai dengan bidang lama sebagai seorang analis kimia tapi itu hanya bertahan 6 bulan lamanya. Pada saat itu, prioritasku masih kepada anak-anak yang masih membutuhkan asuhan dan bimbingan ibunya.
Tanpa terasa, 20 menit telah berlalu dan aku diminta oleh bagian pelayanan untuk menuju ruangan di lantai 3. Sesuai arahannya, alhamdulillah aku bisa bertemu dengan ibu Athalia dan kami saling bersalaman dan berpelukan seperti sudah lama saling mengenal.
Sebenarnya hari itu, aku baru pertama kali mengenal beliau, mungkin karena sudah lama bekerjasama dengan almarhum suami sehingga dia seperti telah lama mengenal aku.
Bu Athalia langsung menanyakan kepadaku, “Bagaimana kabarnya mba dan anak-anak?”
“Alhamdulillah sehat bu?”, aku menjawab pertanyaannya.
“Alhamdulillah kalau begitu, mohon maaaf saya baru selesai meeting, jadi mba kelamaan menunggu”, bu Athalia menuturkan permohonan maaf kepadaku.
Jujur aku membathin, “tidak masalah mau menunggu selama apapun, asalkan kita dapat bertemu karena aku yang sangat membutuhkan ibu”.
“ Tidak apa-apa bu, saya yang mohon maaf karena mengganggu waktu ibu?”, jawabku sambil memperbaiki posisi dudukku.
Sambil tersenyum, beliau mengatakan : “Oh, ya dulu apa pernah bekerja ?”
Akupun membalas menjawab, “pernah bu, saya pernah bekerja pada sebuah perguruan tinggi swasta pada saat kami tinggal di kota Medan, selain itu pernah sebagai freelance marketing sebuah asuransi syariah dan buku untuk anak balita”.
“
Oke, baiklah kalau begitu mba, untuk pertama kali bergabung mengelola projek produk digital yang akan dipromo oleh perusahaan. Mba akan dibimbing oleh mas Andri”, sambil menganggukkan kepala aku menjawab, “baik, bu”.
Muncullah seorang anak muda dari pintu ruangan beliau, kesan pertama anak muda yang santun, begitu energik dan pintar. Perkenalan kami berjalan lancar, beliau mengatakan merupakan karyawan baru dan penempatan kerja pertamanya berada di Bogor.
Hari itu aku diperkenalkan ke beberapa rekan yang hadir karena pada saat itu, masih masa cuti lebaran dan covid-19, sehingga adanya kebijakan pemerintah yakni terkait pembatasan jumlah karyawan pada sebuah ruangan tertutup. Kesan pertama perkenalan, semua mempunyai tanggapan baik dengan kehadiranku walau semua dalam kondisi menggunakan masker dan sedang fokus melakukan pekerjaannya.
Aku diminta bu Athalia, untuk memulai bekerja pada keesokan harinya dan hari ini aku diperbolehkan untuk pulang mempersiapkan diri dan perlengkapan bekerja. Akupun mohon izin untuk pulang ke rumah.
Di luar gedung, aku bersyukur dalam hati, “Alhamdulillah, besok aku memulai sebuah karir yang baru. Ada kebahagian begitu dalam kurasakan, di usia 40-an aku baru memulai sebuah karir sekaligus menjadi pejuang pencari nafkah untuk ketiga orang anak-anakku”.
Harapan terbesarku pada saat meninggalkan gedung perkantoran, “semoga di sini ada rezeki anak-anaku dan Allah ridho”. Aamiin .
“Ku sambut hari ini dan esok dengan senyuman termanis melangkah dengan demi menggapai sebuah Impian”.
Juni 2020, Bges Witel Bogor