Friday, September 27, 2024

Ummul Mukminin Khadijah

Konten [Tampil]


Ibunda Sayyidah Khadijah adalah sosok wanita bangsawan masyarakat Mekkah yang sukses dalam membangun bisnisnya sendiri. Seorang wanita yang cerdas, tabah, bijaksana, dan sabar dalam menjalani kehidupannya. 

Beliau juga mendapat sebutan sebagai perempuan agung, ibu para mukminin hingga akhir zaman (Ummul Mukminin). Ummul Mukminin bukan hanya sekadar istri, tetapi beliau adalah teman setia, serta penasihat bijak bagi suaminya. Ketika Nabi menerima wahyu pertamanya, pulang dalam kondisi ketakutan dan keraguan. Namun, Ibunda Khadijah dengan tenang dan penuh keyakinan menyambutnya.

"Allah tidak akan membiarkanmu, wahai suamiku," katanya dengan penuh keyakinan.

"Engkau adalah orang yang jujur dan adil. Engkau selalu membantu orang lain, dan Allah pasti akan menolongmu." 

Ibunda Sayyidah Khadijah memberikan ketenangan dan keyakinan kepada Rasulullah SAW. Pada saat masyarakat menolak dan menghina mereka, ia tetap berdiri teguh memberikan dukungan di samping suaminya.

Ibunda Sayyidah Khadijah juga menggunakan semua kekayaan dan pengaruhnya untuk mendukung dakwah sang suami. Ia rela mengorbankan segala yang dimilikinya demi tujuan yang mulia.

Ia adalah contoh nyata bagaimana seorang wanita yang menjadi pilar kekuatan bagi suaminya. Beliau mendukung suaminya baik dalam suka maupun duka, serta tetap teguh meskipun badai kehidupan datang menghampiri.

Sosok Ibunda Sayyidah Khadijah adalah inspirasi bagiku. Aku ingin menjadi seperti Ibunda Sayyidah Khadijah, sebagai cahaya dalam kegelapan, sumber kekuatan dan kebijaksanaan, serta pendukung setia dalam setiap perjuangan suamiku.

Aamiin Ya Rabbal’alamiin


https://www.facebook.com/share/p/wVH892RnYkJFKnkP/ 

#latihan30harimenulis

#sosokyangmenginspirasi_Day27

#miniproject

Akhir Sebuah Badai

Konten [Tampil]


Rina menatap kosong ke luar jendela, memandangi hujan yang tak kunjung reda. Sudah hampir dua tahun, hidupnya berubah secara drastis. Semuanya bermula ketika suaminya Bimo, kehilangan pekerjaan. Kehidupan yang dulunya stabil, kini seakan-akan runtuh.

Dalam keterpurukan, Rina mencoba berbagai cara untuk membantu perekonomian keluarganya. Ia bekerja serabutan, mulai dari menjahit, menjual kue, hingga menjadi asisten rumah tangga. Meskipun ia telah berusaha sekuat tenaga, tetapi utang semakin bertambah.

"Mengapa hidup kita begini, Mas? Apa kita pernah berbuat salah?" ucap Rina lirih pada suatu malam.

Bimo yang duduk di sampingnya hanya bisa menggenggam tangan Rina. Ia mencoba menenangkan Rina, meski di dalam hatinya ia merasa bersalah karena tak mampu memberikan yang terbaik bagi keluarganya.

Namun, takdir Allah berkata lain. Suatu hari, Bimo mendapatkan telepon dari seorang mantan rekan kerjanya. Kini beliau telah mendirikan perusahaan baru. Bimo ditawari pekerjaan dengan posisi yang lebih baik. Bimo menerima tawaran tersebut dengan penuh syukur.

Kehidupan mereka perlahan berubah. Bimo berhasil melunasi sebagian besar utang mereka. Rina juga terus berusaha, memanfaatkan keterampilan menjahitnya, serta menjual hasil jahitannya secara online.

Hari demi hari berlalu, kesulitan itu perlahan-lahan berganti dengan kebahagiaan. Jalan yang mereka lalui begitu terjal, Rina dan Bimo sadar bahwa semua itu adalah bagian dari proses kehidupan. Kini, mereka lebih kuat, dan banyak bersyukur atas setiap nikmat yang diperoleh. 

Di bawah langit senja, Rina berdiri di halaman rumahnya. Melihat anak-anaknya bermain dengan senyuman bahagia terpancar dari wajah mereka.

 

https://www.facebook.com/share/p/sKmwnnMtZMEJSjyd/?mibextid=qi2Omg

#latihan30harimenulis

#nestapaberujungbahagia_day_26

#miniproject

Wednesday, September 25, 2024

Buah Manis Pengorbanan Amira

Konten [Tampil]


Ada seorang gadis muda bernama Amira, tinggal di sebuah desa kecil pinggiran Sumatera. Sejak kedua orang tuanya berpisah, Amira harus mengambil alih tanggung jawab bagi keluarga.

Amira bermimpi untuk melanjutkan pendidikannya ke bangku kuliah. Namun, impian itu harus ia kubur dalam-dalam. Setelah lulus SMA, setiap hari Amira menjajakan kue buatannya ke pasar. Hasil dari berjualan itu, digunakannya untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, termasuk biaya sekolah ketiga orang adiknya.

Banyak orang yang menyarankan agar Amira tetap melanjutkan sekolah. Namun, Amira telah bertekad bulat, ia ingin ketiga adiknya tetap sekolah agar memiliki masa depan yang lebih cerah. Setiap kali melihat senyuman adik-adiknya saat berangkat ke sekolah, Amira merasa pengorbanannya tidak sia-sia.

Kadangkala, Amira merasa lelah, tetapi ia selalu mengingat satu hal, yaitu kebahagiaan adik-adiknya. Mereka berhak merasakan dan memiliki kehidupan yang lebih baik. Ia harus mengorbankan mimpinya demi mereka.

Suatu hari, ketika sang adik dinyatakan lulus dengan nilai terbaik dan mendapat beasiswa kuliah, air mata Amira tak terbendung. Ia tersenyum bahagia, hatinya merasakan kebanggaan. Bagi Amira, keberhasilan sang adik adalah pencapaian terbesar dalam hidupnya.

Pengorbanan Amira sangat menginspirasi banyak orang. Hingga akhirnya, seorang guru di sebuah sekolah memberikan tawaran beasiswa untuk Amira melanjutkan kuliah sambil bekerja paruh waktu. Dengan doa dan dukungan adik-adiknya, Amira akhirnya dapat melangkah menuju gerbang universitas. Bagi Amira, semua pengorbanan yang ia lakukan adalah rasa cinta kepada adik-adiknya.

 

https://www.facebook.com/share/p/jExBMroNinJniBFp/

#latihan30harimenulis

#nestapaberujungbahagia_day_24

#miniproject

 

Menulis Sarana Meregulasi Emosi bagi Ibu Rumah Tangga

Konten [Tampil]


Sebagai ibu rumah tangga, kita pastinya memilikitugas yang penuh dengan berbagai tanggung jawab. Di tengah kesibukan mengurus rumah, anak-anak, dan berbagai aktivitas sehari-hari, tidak jarang seorang ibu mengalami berbagai emosi yang kompleks.Di mulai dari kebahagiaan, kelelahan, kecemasan, hingga stres. Dalam menghadapi ini semua, membutuhkan keterampilan dalam meregulasi emosi agar tetap tenang, sehat baik secara fisik maupun mental. Salah satu cara yang paling efektif untuk melakukannya adalah melalui menulis.

Manfaat Menulis

Apa saja sih manfaat menulis, berikut ini akan diulas beberapa manfaat dari menulis, antara lain:

1. Menulis untuk Menyalurkan Emosi

Sebagai ibu rumah tangga, ada banyak momen di mana perasaan bisa membuncah, baik itu rasa frustasi, kebahagiaan, atau bahkan perasaan sedih yang tak terungkap. Menulis memberi ruang untuk menyalurkan emosi tersebut tanpa harus menyimpannya terlalu lama di dalam diri. Dengan menulis, seorang ibu bisa menggambarkan apa yang sedang dirasakan, membantu melepaskan perasaan negatif seperti stres atau marah. Aktivitas ini mirip dengan berbicara kepada teman yang selalu siap mendengarkan.

2. Menulis Membantu Memahami Diri Sendiri

Menulis bukan hanya tentang mencurahkan emosi, tetapi juga tentang menggali lebih dalam apa yang sebenarnya sedang kita alami. Ketika seorang ibu mulai menuliskan perasaan-perasaannya, mungkin akan menemukan pola-pola tertentu dalam pikirannya yang tidak disadari. Misalnya, seorang ibu bisa memahami apa yang sebenarnya memicu stresnya atau bagaimana ia bisa merespons masalah dengan lebih baik. Dengan menulis secara teratur, seorang ibu rumah tangga bisa lebih memahami dirinya sendiri, yang berujung pada kemampuan untuk mengelola emosi dengan lebih baik.

3. Menulis Sebagai Bentuk Meditasi

Proses menulis secara tidak langsung juga bisa menjadi bentuk meditasi. Ketika seseorang duduk dengan tenang dan mulai menuangkan pikirannya ke dalam tulisan, ada momen di mana pikiran menjadi lebih fokus dan terkendali. Ini sangat membantu bagi ibu rumah tangga yang mungkin merasa kewalahan dengan rutinitas harian. Menulis memungkinkan mereka untuk berhenti sejenak, menarik napas dalam-dalam, dan memusatkan perhatian pada apa yang terjadi di dalam diri mereka. Ini dapat memberikan rasa tenang dan kedamaian yang sangat dibutuhkan di tengah padatnya aktivitas sehari-hari.

4. Menciptakan Ruang Aman untuk Berkata Jujur

Terkadang, seorang ibu mungkin merasa sulit untuk mengekspresikan emosi mereka secara langsung kepada orang lain, baik karena rasa takut akan penolakan, atau karena ingin menjaga keharmonisan keluarga. Menulis memberikan ruang yang aman untuk jujur dengan diri sendiri tanpa merasa dihakimi. Di atas kertas, seorang ibu bisa bebas mengekspresikan keluh kesah, kelelahan, atau bahkan rasa bahagia yang mungkin sulit diungkapkan. Ini bisa menjadi katarsis yang sangat melegakan, membantu meregulasi emosi dengan cara yang sehat.

5. Menulis Meningkatkan Kebahagiaan dan Mengurangi Stres

Banyak penelitian yang menunjukkan bahwa menulis tentang pengalaman emosional dapat meningkatkan kesejahteraan mental. Bagi ibu rumah tangga, menulis tentang perasaan-perasaan positif, seperti rasa syukur atau kebahagiaan kecil dalam kehidupan sehari-hari, bisa membantu mereka lebih menghargai momen-momen tersebut. Selain itu, menulis juga terbukti dapat mengurangi gejala depresi dan kecemasan, terutama ketika seseorang bisa mengidentifikasi sumber stres dan mulai mencari solusi melalui refleksi dalam tulisan.

6. Menulis sebagai Bentuk Penguatan Diri

Dengan menulis, seorang ibu rumah tangga dapat merefleksikan kekuatan dan keberhasilan yang sudah pernah dicapai dalam menjalani perannya. Ini bisa menjadi alat untuk mengingatkan diri sendiri bahwa meskipun banyak tantangan yang dihadapi, kita mampu mengatasinya. Perasaan ini bisa menambah rasa percaya diri dan memberikan kekuatan emosional untuk menghadapi hari-hari yang lebih sulit.


Tips Menulis untuk Meregulasi Emosi

Bagi ibu rumah tangga yang ingin mulai menjadikan menulis sebagai alat untuk meregulasi emosi, berikut beberapa tips yang bisa diterapkan:

   - Luangkan Waktu Sejenak

Cobalah untuk menyisihkan 10-15 menit setiap hari untuk menulis. Tidak perlu lama, yang penting konsisten.

   - Jangan Khawatirkan Tata Bahasa

Tujuan menulis di sini adalah untuk menyalurkan emosi, jadi jangan khawatir dengan aturan-aturan bahasa. Biarkan kata-kata mengalir apa adanya.

   - Tulis dengan Jujur

 Cobalah untuk benar-benar jujur dengan diri sendiri. Tuliskan apa yang Anda rasakan, meski itu tidak selalu indah.

   - Gunakan Jurnal Emosi

 Jika bingung harus mulai dari mana, gunakan jurnal emosi. Setiap hari, catat apa yang Anda rasakan dan apa yang memicunya.

   - Refleksi di Akhir Hari

Sebelum tidur, coba tuliskan tiga hal positif yang terjadi di hari itu. Ini akan membantu Anda untuk fokus pada hal-hal baik dan mengurangi stres.


Kesimpulan

Menulis adalah alat yang sederhana namun sangat kuat dalam membantu ibu rumah tangga meregulasi emosi mereka. Dengan menulis, seorang ibu bisa memahami perasaannya, mengurangi stres, dan meningkatkan kesejahteraan mentalnya. Menulis bukan hanya tentang menciptakan karya, tetapi juga tentang menciptakan ruang untuk diri sendiri, merasakan, memahami, dan akhirnya, menerima setiap emosi yang hadir.

Sebagai ibu rumah tangga, kita berhak memiliki waktu untuk diri sendiri. Menulis bisa menjadi cara efektif untuk menjaga kesehatan mental di tengah kesibukan sehari-hari.


Dipublikasikan melalui:

https://www.facebook.com/share/p/Fgc14dfKtVqpQ2rX/

Tuesday, September 24, 2024

Tirai Takdir Cinta Mira

Konten [Tampil]


Fatih dan Mira adalah dua orang dari latar belakang berbeda. Fatih adalah seorang dokter muda idealis, sedangkan Mira, seorang mahasiswi seni penuh kreativitas. Mereka bertemu di sebuah pameran seni. Dari sanalah, mulai tumbuh benih-benih cinta di antara mereka.


Namun, hubungan mereka tidak mudah. Fatih terikat oleh tradisi keluarganya sangat kental nilai agama. Ayahnya, telah menjodohkan Fatih dengan putri dari teman baiknya. Di sisi lain, Mira, mempunyai latar belakang keluarga berbeda keyakinan, sehingga tidak direstui oleh keluarga Fatih.

Suatu hari, di sudut sebuah kafe kecil, duduklah Fatih dan Mira. Mereka menikmati pemandangan hujan yang turun dengan derasnya. Dari luar terdengar suara riuh hujan. Pasangan ini tenggelam dalam pikirannya masing-masing.

Akhirnya, Mira memulai percakapan di antara keheningan ini.

"Fatih, sampai kapan kita bisa bertahan? Bukankah cinta seharusnya membuat bahagia, bukan tersiksa?" tanya Mira pelan.

Fatih menunduk, dengan suara bergetar ia berkata, "Aku tidak tahu, Mira. Cinta itu adalah tentang pengorbanan bagi orang yang kita cintai. Bahkan juga melepaskannya."

Mira menghela napas panjang, menatap Fatih dengan lembut, "Mungkin kita harus berpisah sementara.”

Fatih pun mengangguk sambil meneteskan air mata, "Mungkin itu yang terbaik, Mira."

Mira tersenyum lemah. "Aku akan selalu mencintaimu, Fatih," ucapnya lirih sambil menahan tangis.

Hujan di luar semakin deras, mengiringi kesedihan yang mereka rasakan. Mungkin ini akan menjadi pertemuan terakhir mereka.


https://www.facebook.com/share/p/3RCAXiwwFVSGtWLR/

#latihan30harimenulis
#tersanderacinta_day24
#miniproject

Monday, September 23, 2024

Teman Setiaku

Konten [Tampil]


Ada lelah yang tak terucap, menyelinap di sela-sela kesibukan hari. Kala mimpiku hancur berkeping-keping, rasanya seolah dunia ikut runtuh bersamanya.
Namun, pagi selalu datang dengan kesetiaannya. Ia hadir membawa kehangatan baru, membalut luka dan mengusir lelah yang menggerogoti hati.

Setiap kali mentari terbit, seakan ia berbisik, "Masih ada waktu untuk bangkit."

Itulah yang selalu kulakukan. Dengan hati yang remuk, kutata kembali serpihan-serpihan mimpi yang terserak. Aku sadar, jalanku tak selalu lurus, mungkin adakala langkahku terseok, tapi aku tak akan berhenti.

Ada hari-hari di mana fokusku mengabur, saat rencana yang kubuat tak berjalan mulus. Namun, hati yang lelah pun butuh jeda. Aku izinkan diri ini untuk berhenti sejenak. Bukan untuk menyerah, melainkan menyusun rencana dan strategi baru. Aku pun tahu, dalam setiap kejatuhan ada pelajaran, dan di balik setiap kegagalan ada pintu baru yang menunggu untuk dibuka.

Pagi hari akan selalu menjadi teman setiaku, menguatkan, membangkitkan semangat, agar aku tetap melangkah, meski lelah mengiringinya. Aku percaya, selama Allah meridhai langkahku. Harapan itu selalu ada, dan mimpiku masih bisa diperjuangkan.

Semangat menulis 😍😍😍

Sunday, September 22, 2024

Keteguhan Cinta Andi

Konten [Tampil]


Malam itu, hujan turun deras, seolah alam sedang mencurahkan segala kesedihannya. Dalam keheningan kamarnya, Andi duduk termenung menerawang jauh. Pikirannya terus melayang pada sosok Lili, wanita yang telah mengisi hatinya dengan cinta, namun berujung dengan luka.

Lili adalah cinta pertamanya. Seorang wanita cantik, dengan senyum menawan dan penuh perhatian. Mereka berdua adalah sahabat baik, sejak masa SMA. Namun, cinta Andi harus dipendamnya, karena Lili telah menerima cinta teman sekelas Andi, bernama Budi. Andi harus menjaga perasaan kedua temannya, baik Budi maupun juga Lili.

Beberapa tahun berlalu, setelah kelulusan SMA, Lili melanjutkan ke perguruan tinggi di kota besar. Sedangkan, Andi bercita-cita melanjutkan usaha perkebunan orang tuanya. Rasa cinta Andi masih begitu dalam kepada Lili. Meskipun jarak memisahkan diantara mereka, hubungan persahabatan Andi dan Lili tetap terjalin baik.

Hubungan Lili dan Budi telah lama usai, sejak Budi melanjutkan perguruan tinggi di luar daerah. Bukan hanya jarak jadi penghalang bagi mereka berdua, tetapi visi misi Budi telah berbeda dengan Lili.

Andi yang telah berharap lama dengan Lili, akhirnya mencoba untuk melamar kepada kedua orang tua Lili. Begitu banyak halangan dan hambatan yang harus dijalani Andi, agar mendapatkan persetujuan dari pihak kedua orang tua Lili.

Dengan keteguhan hati dan keyakinan Andi akan cintanya kepada Lili, mereka akhirnya mendapatkan persetujuan dari kedua orang tua Lili. Pernikahan mereka pun berlangsung khidmat dan berkah, hingga detik ini.


#latihan30harimenulis
#tersanderacinta_day23
#miniproject