Saturday, August 3, 2024

Salimah Medan Selayang

Konten [Tampil]


Lima belas tahun yang lalu, saat kami masih menetap di kota Medan, aku terlibat aktif di organisasi Salimah. Organisasi ini sangat memberdayakan para ibu-ibu majelis taklim di daerah kami tinggal, yaitu Kecamatan Medan Selayang. 

Sebagai bagian dari humas Salimah Kecamatan Medan Selayang, aku bertanggung jawab terhadap komunikasi dan publikasi organisasi. Setiap acara, seminar, dan kegiatan yang diselenggarakan oleh Salimah, wajib diketahui oleh masyarakat luas, dan aku memainkan peran kecil dalam hal ini.

Suatu hari, Salimah merencanakan acara besar menyambut bulan Ramadan. Aku akan melakukan publikasi yang menarik dan informatif, agar dapat memikat banyak peserta. Aku mulai bekerja dengan keahlian mengedit seadanya. Dengan sentuhan kreativitas, mengedit foto-foto anggota, dan kegiatan sebelumnya, sebagai material kelengkapan untuk π‘“π‘™π‘¦π‘’π‘Ÿ  dan poster acara.

Warna-warna cerah dan lembut menjadi pilihanku agar menghasilkan π‘™π‘Žπ‘¦π‘œπ‘’π‘‘ yang dinamis. Sehingga setiap informasi, dapat terlihat jelas dan menarik. Foto-foto yang digunakan, menampilkan senyum bahagia, dan semangat anggota Salimah sebagai daya tarik utama. Selain itu, aku juga bertanggung jawab mengelola akun media sosial Salimah Medan Selayang. Dimulai dari pengumuman hingga liputan acara, selalu dibuat menjadi postingan yang rapi dan menarik.

Aku merasa bersyukur dapat menggunakan sedikit keahlian mengedit pada setiap π‘“π‘™π‘¦π‘’π‘Ÿ, poster, dan video di dalam setiap acara. Itu semua aku lakukan sebagai bentuk rasa cinta terhadap Salimah Medan Selayang.

 

#latihan30harimenulis

#bakatterpendam_day9

#miniproject

https://www.facebook.com/share/p/2RZTR28LY7KT4tbN/?mibextid=qi2Omg

Thursday, August 1, 2024

Indahnya Rencana Allah

Konten [Tampil]


Aisyah adalah seorang penghafal Al-Qur'an yang tekun. Ia tinggal bersama kedua orang tuanya di sebuah kota kecil yang sejuk. Hidupnya penuh dengan cobaan, namun ia tetap berusaha istiqomah, sabar serta tabah dalam menghadapi segala ujian yang datang.

Pada saat mengandung anak pertamanya, suaminya, Abdullah, harus pergi ke luar negeri untuk bekerja. Mereka terpaksa menjalani hubungan jarak jauh. Aisyah sangat merindukan suaminya, terutama saat harus melahirkan anak mereka sendirian. Dalam masa-masa sulit itu, Aisyah merasa bahwa Allah tidak adil. Namun, Aisyah tetap berusaha ikhlas dan terus berdoa agar suaminya segera kembali.

Hari demi hari berlalu, Aisyah merawat anaknya dengan penuh kasih sayang. Di tengah kesibukannya sebagai ibu, ia tidak pernah lupa untuk terus menghafal Al-Qur'an dan mengajarkan anaknya nilai-nilai Islam sejak dini Meski hatinya sering dilanda kesedihan dan kesepian, Aisyah selalu berusaha mencari kekuatan dengan senantiasa bersama Al-Qur'an.

Beberapa bulan kemudian, kabar buruk datang menghampiri Aisyah. Suaminya mengalami kecelakaan tragis dan meninggal dunia. Hatinya hancur berkeping-keping. Ia merasa dunia ini begitu kejam, dan cobaan yang datang bertubi-tubi seolah menghancurkan seluruh harapannya.

Dalam kesedihan yang mendalam, Aisyah pernah merasa sangat kecewa kepada Allah. Alhamdulillah Aisyah diingatkan oleh nasehat seorang wanita buta yang tidak sengaja bertemu saat ia duduk di sebuah taman kota.

“Allah itu Maha Lembut, Neng.”

“Al Latif, insya Allah, kalau hati Neng rida, hatinya akan jernih. Kalau kata orang mah, pasti akan merasa tenang dan tentram dengan semua musibah yang terjadi. Rencana Allah itu selalu indah.”

Aisyah pun menyadari bahwa Allah memiliki rencana yang lebih besar dan baik untuknya. Meskipun, ia belum dapat memahami hikmah dibalik semua kejadian ini. Dengan segenap hati yang tersisa, Aisyah berusaha bangkit dari keterpurukan. Ia semakin mendekatkan diri kepada Allah.

Kini Aisyah menjalani hidup dengan penuh keyakinan bahwa Allah selalu ada di sisinya, mengawasi dan melindunginya dengan kasih sayang-Nya yang lembut. Aisyah juga merasakan, Allah yang memberinya kekuatan untuk terus melangkah dengan hidup penuh keberanian.

Sunday, July 28, 2024

Guru Relawan

Konten [Tampil]


Beberapa tahun lalu, aku pernah menjalani terapi untuk mengatasi rasa duka dan trauma kehilangan. Terapiku berjalan dengan baik, saran dari terapis adalah meminta aku agar mulai terlibat berinteraksi sosial. Hal ini, bisa membantuku menemukan dalam mengalihkan fokus pada sebuah tujuan baru untuk melanjutkan hidup. 

Ketika itu, aku disarankan menjadi relawan pada sebuah taman kanak-kanak di dekat rumah. Awalnya, aku ragu apakah bisa melakukannya. Berinteraksi dengan anak-anak kecil tentu tidaklah mudah, apalagi dalam kondisi emosionalku yang masih labil. Namun, dukungan dari keluarga dan teman-teman, membuatku mau mencobanya. 

Pada hari pertama menjadi guru relawan, aku disambut oleh keceriaan dan senyuman anak-anak yang penuh semangat. Rasa gugupku sedikit berkurang, mulai merasakan bahwa senyuman dan keceriaan anak-anak telah menghibur hati ini.

Setiap pagi, aku datang sebagai guru pendamping di kelas play group. Anak-anak tampak antusias di saat aku mendampingi mereka bernyanyi, belajar, ataupun mendengarkan cerita. Perlahan-lahan, aku mulai menemukan bagaimana menghadapi berbagai karakter anak-anak yang sangat beragam, dari yang sangat aktif hingga yang sangat pemalu. 

Kemampuan untuk mendidik dan memberikan inspirasi kepada anak-anak, adalah sesuatu yang tidak pernah aku sadari sebelumnya. Keceriaan dan semangat anak-anak memberikan energi positif yang sangat aku butuhkan. Melalui pengalaman ini, aku mulai menyadari dalam situasi yang paling sulit sekalipun, kita bisa menemukan bakat dan tujuan hidup yang baru.

#latihan30harimenulis

#bakatterpendam_day8

#miniproject

 https://www.facebook.com/share/p/8ZBEu53YzGNYBvhe/

Pidato Pertamaku

Konten [Tampil]


Setiap sore hari, sudah menjadi kewajiban bagi kami pada masa Sekolah Dasar untuk pergi sekolah mengaji Al Qur'an. Dari rumah menuju sekolah tempat kami mengaji, ditempuh lebih kurang 15 menit dengan berjalan kaki. Aku begitu menikmati sekolah mengaji ini, selain menambah ilmu tajwid Al-Qur’an, kami juga mendapat pelajaran lain seperti bahasa Arab, hadis, sirah, fiqih, dan masih banyak lagi.

Setiap memperingati hari besar Islam seperti Maulid Nabi atau Isra Mikraj, sekolah mengaji kami selalu mengadakan kegiatan dengan berbagai perlombaan, seperti lomba hapalan juzamma, puisi, azan, cerdas cermat, termasuk pidato.

Entah mengapa, pidato itu menjadi pilihan utamaku dalam mengikuti lomba. Pada saat itu, mungkin aku tertantang sekedar ingin mencoba. Mesikpun ada perasaan gugup, tetapi aku memutuskan untuk mengikuti perlombaan pidato.

Setiap hari sepulang sekolah, aku berusaha meluangkan waktu untuk membaca naskah pidato yang telah di bagikan, oleh guru mengaji kami. Dengan berlatih berbicara di depan cermin, aku memulai membaca naskah pidato dengan intonasi serta ekspresi wajah sesuai dengan isi pidatonya.

Pada hari perlombaan, ketika giliranku tiba. Aku menuju ke panggung dengan tubuh gemetaran, tetapi aku bisa berbicara mengeluarkan kata-kata, mengalir dengan lancarnya. Walaupun ada sedikit kalimat yang terlewatkan, tetapi aku dapat mengakhiri pidato itu dengan baik. Itulah pidato pertamaku, hal terpenting adalah aku pernah mencobanya, dan mengetahui ada bakat terpendam pada bidang ini.

 

#latihan30harimenulis

#bakatterpendam_day7

#miniproject

https://www.facebook.com/share/p/wzrXR1fhe7nEL8x4/ 

 

Saturday, July 27, 2024

Melanjutkan Sebuah Impian

Konten [Tampil]


Pada suatu hari, ketika sedang membersihkan rumah, aku menemukan sebuah kotak  yang berisi berkas-berkas masa lalu. Aku membuka satu persatu, ada sebuah lembaran kertas berisi tulisan tangan, berusia tahunan lamanya. Terlihat dari warna lembaran kertasnya yang telah berwarna kecoklatan. Terkenang akan impian dari almarhum ayah anak-anak, yang ingin menjadi seorang penulis. Tanpa disadari, air mataku mengalir membasahi pipi.

Terinspirasi oleh temuan tersebut, aku memutuskan untuk mulai menulis. Setiap hari aku menyisihkan waktu untuk menulis dan membiarkan kata-kata mengalir. Awalnya sulit, tapi perlahan-lahan, aku menemukan kebahagiaan dalam menulis. Namun, aku membiarkan saja cerita itu tersimpan rapi dalam sebuah file.

Pada saat, berhenti bekerja, aku mulai mencari kegiatan agar tetap beraktivitas. Dari mulai mengikuti berapa program belajar peningkatan skill, webinar khusus muslimat, termasuk webninar belajar menulis dari Indscript Creative. Aku memutuskan untuk mengirimkan beberapa cerita lama melalui kelas kisah Indscript Creative. 

Betapa terkejutnya aku, ketika salah satu kisah diterbitkan dan mendapatkan banyak respons positif. Aku mulai menulis kembali, lebih banyak dan bahkan mencoba menulis sebuah novel. Meskipun kesibukanku sebagai ibu rumah tangga, tetapi sudah dapat menemukan cara untuk menyeimbangkan antara pekerjaan rumah tangga dan menulis.

Aku mungkin belum menjadi penulis terkenal seperti impian almarhum ayah anak-anak, tetapi setidaknya, dapat melanjutkan impiannya. Ada kebahagiaan dan kepuasan di dalam setiap kata yang aku tuliskan pada masing-masing kisah.

 

#latihan30harimenulis

#impianyangterlupakan_day6

#miniproject

https://www.facebook.com/share/p/qHU4e3GY3eZM4gWR/?mibextid=qi2Omg

 

 

 

Friday, July 26, 2024

Mengobati Kerinduan

Konten [Tampil]


Aku lahir di sebuah kota kecil yang dikelilingi pegunungan dan perbukitan yang hijau. Dahulu aku memiliki impian besar untuk melanjutkan perguruan tinggi di Fakultas Kedokteran. Impian masa sekolah, aku ingin menjadi seorang dokter. Hal sederhana terbesit saat itu, ingin membantu orang banyak. Semua terinspirasi dari seorang dokter yang ada di kotaku, yang selalu membantu orang-orang dengan tulus dan penuh kasih.

Setiap hari, aku belajar dengan tekun, membaca buku maupun artikel berkaitan dengan kesehatan. Namun, qadarullah, kehidupan tidak selalu berjalan mulus. Ketika lulus Sekolah Menengah Atas, keluargaku sedang menghadapi kesulitan finansial.  Selain itu, tidak lulusnya ujian masuk fakultas kedokteran membuatku terpaksa meninggalkan impian besar tersebut. 

Alhasil, aku melanjutkan sekolah pada sebuah perguruan tinggi di Bogor jurusan analis kimia. Setidaknya, ilmu kimia farmasi yang bisa aku pelajari yang hampir mendekati ilmu farmakologi termasuk bagian dari ilmu kedokteran. Aku bersyukur, dengan ilmu yang aku miliki, sangat membantu dalam proses pengobatan yang pernah aku jalani. Aku memahami obat-obatan yang di resepkan dokter serta cara kerja obat tersebut.

Sekarang, sebagai seorang penulis, aku sangat menyukai menulis artikel bertema kesehatan. Meskipun hanya bermodalkan pengetahuan yang diperoleh dari bacaan artikel maupun makalah kesehatan, aku berusaha memberikan informasi yang akurat dan bermanfaat bagi para pembaca. Artikel Kesehatan yang aku tulis, dapat mengobati kerinduan pada mimpi-mimpi lama.

 

#latihan30harimenulis

#impianyangterlupakan_day5

#miniproject

 https://www.facebook.com/share/p/Tkiom1QVxRqrrHky/

 

 

 

 

 

 

 

Sunday, July 21, 2024

Kekuatan Cinta

Konten [Tampil]

Terinspirasi dari sebuah film pendek pada media sosial yang menceritakan kisah seorang wanita tua, yang sangat begitu dalam mencintai suaminya.

Pada film tersebut, Nampak seorang wanita tua yang sedang duduk di kursi panjang pada sebuah ruang tunggu stasiun kereta api. Setiap tahun, tepat pada hari Valentine dengan berdandan cantik beliau pergi ke stasiun kereta api menunggu kepulangan sang suami tercinta. Hal ini, sesuai janji sang suami pada pertemuan terakhir mereka.
Kepergian sang suami ke medan perang, tidak membuat hati wanita tua itu tergoyahkan untuk senantiasa menanti kepulangannya. Walaupun ada telah datangnya sebuah surat yang mengatakan terbakarnya pesawat yang tumpangi prajurit perang termasuk sang suami. Wanita itu masih berharap menunggu kepulangan suaminya, karena belum tampak jasad sang suami dihadapannya.
Puluhan tahun lamanya, hal ini dilakukan oleh wanita tua itu. Begitu sabar menanti kedatangan sang suami. Hingga pada suatu waktu, kisah wanita tua ini dipublikasikan oleh sebuah media televisi dan mendapatkan titik jelas informasi dimana jasad sang suami.
Akhirnya, Wanita tua itu mendapatkan kunjungan kehormatan dari perwakilan kesatuan prajurit perang, mereka menyampaikan berita beserta barang-barang pribadi milik sang suami.

"Nanti suami ibu, akan datang menemuimu," begitu ujar seorang perwakilan kesatuan prajurit perang.
Masya Allah, pertemuan yang telah lama dinantikan oleh wanita tua itu akhirnya terwujud. Dengan menggunakan pakaian berwarna merah dan berdandan cantik seperti biasanya, wanita tua itu pergi ke stasiun kereta api tersebut. Disana telah hadirnya jasad sang suami di dalam peti dengan sebuah acara penghormatan terakhir sebagai prajurit perang.
Aku begitu terinspirasi, akan ketabahan dan kekuatan hati wanita tua itu, dalam menjaga kehormatan dan rasa cintanya kepada sang suami. Dahulu, jarak dan waktu tidak menjadi penghalang bagi orang-orang saling menjaga kesetiaan dan kehormatan cintanya. Apalagi saat itu, mereka hanya dapat terhubung melalui surat yang membutuhkan waktu sangat lama untuk mendapatkannya.
Dibandingkan dengan masa sekarang, banyak sekali polemik yang terjadi antara pasangan suami istri. Pastinya, setiap pasangan suami istri memiliki permasalahan dalam biduk rumah tangga mereka, bukan kekuatan cinta saja menjadi perekatnya hubungan ini.
Sebuah komunikasi dua arah sebagai hal penting sebagai penghubung utama antara pasangan suami istri, agar terciptanya keharmonisan dalam rumah tangga. Perlu sedikitnya menurunkan ego, dalam menjaga hubungan baik dengan pasangan pada saat mengalami perbedaan pandangan.
Sebagiamana indahnya, Allah mengatur hubungan suami istri di dalam sebuah pernikahan yang berlandaskan keimanan. Kekuatan cinta yang berlandaskan keimanan kepada Allah, SWT sebagai sandaran terkuat sebuah rumah tangga.
Ini hanya sebuah sudut pandang aku sebagai seorang manusia yang tidak luput dari khilaf dan kesalahan. Semoga Allah selalu menguatkan selalu tali ikatan pernikahan dalam perlindungan dan ridha-Nya Allah, SWT bagi kami dan siapapun yang membaca tulisan ini, Aamiin Ya Rabbal’alamiinπŸ‘
Wallahu'alam,