Sunday, July 28, 2024

Guru Relawan

Konten [Tampil]


Beberapa tahun lalu, aku pernah menjalani terapi untuk mengatasi rasa duka dan trauma kehilangan. Terapiku berjalan dengan baik, saran dari terapis adalah meminta aku agar mulai terlibat berinteraksi sosial. Hal ini, bisa membantuku menemukan dalam mengalihkan fokus pada sebuah tujuan baru untuk melanjutkan hidup. 

Ketika itu, aku disarankan menjadi relawan pada sebuah taman kanak-kanak di dekat rumah. Awalnya, aku ragu apakah bisa melakukannya. Berinteraksi dengan anak-anak kecil tentu tidaklah mudah, apalagi dalam kondisi emosionalku yang masih labil. Namun, dukungan dari keluarga dan teman-teman, membuatku mau mencobanya. 

Pada hari pertama menjadi guru relawan, aku disambut oleh keceriaan dan senyuman anak-anak yang penuh semangat. Rasa gugupku sedikit berkurang, mulai merasakan bahwa senyuman dan keceriaan anak-anak telah menghibur hati ini.

Setiap pagi, aku datang sebagai guru pendamping di kelas play group. Anak-anak tampak antusias di saat aku mendampingi mereka bernyanyi, belajar, ataupun mendengarkan cerita. Perlahan-lahan, aku mulai menemukan bagaimana menghadapi berbagai karakter anak-anak yang sangat beragam, dari yang sangat aktif hingga yang sangat pemalu. 

Kemampuan untuk mendidik dan memberikan inspirasi kepada anak-anak, adalah sesuatu yang tidak pernah aku sadari sebelumnya. Keceriaan dan semangat anak-anak memberikan energi positif yang sangat aku butuhkan. Melalui pengalaman ini, aku mulai menyadari dalam situasi yang paling sulit sekalipun, kita bisa menemukan bakat dan tujuan hidup yang baru.

#latihan30harimenulis

#bakatterpendam_day8

#miniproject

 https://www.facebook.com/share/p/8ZBEu53YzGNYBvhe/

Pidato Pertamaku

Konten [Tampil]


Setiap sore hari, sudah menjadi kewajiban bagi kami pada masa Sekolah Dasar untuk pergi sekolah mengaji Al Qur'an. Dari rumah menuju sekolah tempat kami mengaji, ditempuh lebih kurang 15 menit dengan berjalan kaki. Aku begitu menikmati sekolah mengaji ini, selain menambah ilmu tajwid Al-Qur’an, kami juga mendapat pelajaran lain seperti bahasa Arab, hadis, sirah, fiqih, dan masih banyak lagi.

Setiap memperingati hari besar Islam seperti Maulid Nabi atau Isra Mikraj, sekolah mengaji kami selalu mengadakan kegiatan dengan berbagai perlombaan, seperti lomba hapalan juzamma, puisi, azan, cerdas cermat, termasuk pidato.

Entah mengapa, pidato itu menjadi pilihan utamaku dalam mengikuti lomba. Pada saat itu, mungkin aku tertantang sekedar ingin mencoba. Mesikpun ada perasaan gugup, tetapi aku memutuskan untuk mengikuti perlombaan pidato.

Setiap hari sepulang sekolah, aku berusaha meluangkan waktu untuk membaca naskah pidato yang telah di bagikan, oleh guru mengaji kami. Dengan berlatih berbicara di depan cermin, aku memulai membaca naskah pidato dengan intonasi serta ekspresi wajah sesuai dengan isi pidatonya.

Pada hari perlombaan, ketika giliranku tiba. Aku menuju ke panggung dengan tubuh gemetaran, tetapi aku bisa berbicara mengeluarkan kata-kata, mengalir dengan lancarnya. Walaupun ada sedikit kalimat yang terlewatkan, tetapi aku dapat mengakhiri pidato itu dengan baik. Itulah pidato pertamaku, hal terpenting adalah aku pernah mencobanya, dan mengetahui ada bakat terpendam pada bidang ini.

 

#latihan30harimenulis

#bakatterpendam_day7

#miniproject

https://www.facebook.com/share/p/wzrXR1fhe7nEL8x4/ 

 

Saturday, July 27, 2024

Melanjutkan Sebuah Impian

Konten [Tampil]


Pada suatu hari, ketika sedang membersihkan rumah, aku menemukan sebuah kotak  yang berisi berkas-berkas masa lalu. Aku membuka satu persatu, ada sebuah lembaran kertas berisi tulisan tangan, berusia tahunan lamanya. Terlihat dari warna lembaran kertasnya yang telah berwarna kecoklatan. Terkenang akan impian dari almarhum ayah anak-anak, yang ingin menjadi seorang penulis. Tanpa disadari, air mataku mengalir membasahi pipi.

Terinspirasi oleh temuan tersebut, aku memutuskan untuk mulai menulis. Setiap hari aku menyisihkan waktu untuk menulis dan membiarkan kata-kata mengalir. Awalnya sulit, tapi perlahan-lahan, aku menemukan kebahagiaan dalam menulis. Namun, aku membiarkan saja cerita itu tersimpan rapi dalam sebuah file.

Pada saat, berhenti bekerja, aku mulai mencari kegiatan agar tetap beraktivitas. Dari mulai mengikuti berapa program belajar peningkatan skill, webinar khusus muslimat, termasuk webninar belajar menulis dari Indscript Creative. Aku memutuskan untuk mengirimkan beberapa cerita lama melalui kelas kisah Indscript Creative. 

Betapa terkejutnya aku, ketika salah satu kisah diterbitkan dan mendapatkan banyak respons positif. Aku mulai menulis kembali, lebih banyak dan bahkan mencoba menulis sebuah novel. Meskipun kesibukanku sebagai ibu rumah tangga, tetapi sudah dapat menemukan cara untuk menyeimbangkan antara pekerjaan rumah tangga dan menulis.

Aku mungkin belum menjadi penulis terkenal seperti impian almarhum ayah anak-anak, tetapi setidaknya, dapat melanjutkan impiannya. Ada kebahagiaan dan kepuasan di dalam setiap kata yang aku tuliskan pada masing-masing kisah.

 

#latihan30harimenulis

#impianyangterlupakan_day6

#miniproject

https://www.facebook.com/share/p/qHU4e3GY3eZM4gWR/?mibextid=qi2Omg

 

 

 

Friday, July 26, 2024

Mengobati Kerinduan

Konten [Tampil]


Aku lahir di sebuah kota kecil yang dikelilingi pegunungan dan perbukitan yang hijau. Dahulu aku memiliki impian besar untuk melanjutkan perguruan tinggi di Fakultas Kedokteran. Impian masa sekolah, aku ingin menjadi seorang dokter. Hal sederhana terbesit saat itu, ingin membantu orang banyak. Semua terinspirasi dari seorang dokter yang ada di kotaku, yang selalu membantu orang-orang dengan tulus dan penuh kasih.

Setiap hari, aku belajar dengan tekun, membaca buku maupun artikel berkaitan dengan kesehatan. Namun, qadarullah, kehidupan tidak selalu berjalan mulus. Ketika lulus Sekolah Menengah Atas, keluargaku sedang menghadapi kesulitan finansial.  Selain itu, tidak lulusnya ujian masuk fakultas kedokteran membuatku terpaksa meninggalkan impian besar tersebut. 

Alhasil, aku melanjutkan sekolah pada sebuah perguruan tinggi di Bogor jurusan analis kimia. Setidaknya, ilmu kimia farmasi yang bisa aku pelajari yang hampir mendekati ilmu farmakologi termasuk bagian dari ilmu kedokteran. Aku bersyukur, dengan ilmu yang aku miliki, sangat membantu dalam proses pengobatan yang pernah aku jalani. Aku memahami obat-obatan yang di resepkan dokter serta cara kerja obat tersebut.

Sekarang, sebagai seorang penulis, aku sangat menyukai menulis artikel bertema kesehatan. Meskipun hanya bermodalkan pengetahuan yang diperoleh dari bacaan artikel maupun makalah kesehatan, aku berusaha memberikan informasi yang akurat dan bermanfaat bagi para pembaca. Artikel Kesehatan yang aku tulis, dapat mengobati kerinduan pada mimpi-mimpi lama.

 

#latihan30harimenulis

#impianyangterlupakan_day5

#miniproject

 https://www.facebook.com/share/p/Tkiom1QVxRqrrHky/

 

 

 

 

 

 

 

Sunday, July 21, 2024

Kekuatan Cinta

Konten [Tampil]

Terinspirasi dari sebuah film pendek pada media sosial yang menceritakan kisah seorang wanita tua, yang sangat begitu dalam mencintai suaminya.

Pada film tersebut, Nampak seorang wanita tua yang sedang duduk di kursi panjang pada sebuah ruang tunggu stasiun kereta api. Setiap tahun, tepat pada hari Valentine dengan berdandan cantik beliau pergi ke stasiun kereta api menunggu kepulangan sang suami tercinta. Hal ini, sesuai janji sang suami pada pertemuan terakhir mereka.
Kepergian sang suami ke medan perang, tidak membuat hati wanita tua itu tergoyahkan untuk senantiasa menanti kepulangannya. Walaupun ada telah datangnya sebuah surat yang mengatakan terbakarnya pesawat yang tumpangi prajurit perang termasuk sang suami. Wanita itu masih berharap menunggu kepulangan suaminya, karena belum tampak jasad sang suami dihadapannya.
Puluhan tahun lamanya, hal ini dilakukan oleh wanita tua itu. Begitu sabar menanti kedatangan sang suami. Hingga pada suatu waktu, kisah wanita tua ini dipublikasikan oleh sebuah media televisi dan mendapatkan titik jelas informasi dimana jasad sang suami.
Akhirnya, Wanita tua itu mendapatkan kunjungan kehormatan dari perwakilan kesatuan prajurit perang, mereka menyampaikan berita beserta barang-barang pribadi milik sang suami.

"Nanti suami ibu, akan datang menemuimu," begitu ujar seorang perwakilan kesatuan prajurit perang.
Masya Allah, pertemuan yang telah lama dinantikan oleh wanita tua itu akhirnya terwujud. Dengan menggunakan pakaian berwarna merah dan berdandan cantik seperti biasanya, wanita tua itu pergi ke stasiun kereta api tersebut. Disana telah hadirnya jasad sang suami di dalam peti dengan sebuah acara penghormatan terakhir sebagai prajurit perang.
Aku begitu terinspirasi, akan ketabahan dan kekuatan hati wanita tua itu, dalam menjaga kehormatan dan rasa cintanya kepada sang suami. Dahulu, jarak dan waktu tidak menjadi penghalang bagi orang-orang saling menjaga kesetiaan dan kehormatan cintanya. Apalagi saat itu, mereka hanya dapat terhubung melalui surat yang membutuhkan waktu sangat lama untuk mendapatkannya.
Dibandingkan dengan masa sekarang, banyak sekali polemik yang terjadi antara pasangan suami istri. Pastinya, setiap pasangan suami istri memiliki permasalahan dalam biduk rumah tangga mereka, bukan kekuatan cinta saja menjadi perekatnya hubungan ini.
Sebuah komunikasi dua arah sebagai hal penting sebagai penghubung utama antara pasangan suami istri, agar terciptanya keharmonisan dalam rumah tangga. Perlu sedikitnya menurunkan ego, dalam menjaga hubungan baik dengan pasangan pada saat mengalami perbedaan pandangan.
Sebagiamana indahnya, Allah mengatur hubungan suami istri di dalam sebuah pernikahan yang berlandaskan keimanan. Kekuatan cinta yang berlandaskan keimanan kepada Allah, SWT sebagai sandaran terkuat sebuah rumah tangga.
Ini hanya sebuah sudut pandang aku sebagai seorang manusia yang tidak luput dari khilaf dan kesalahan. Semoga Allah selalu menguatkan selalu tali ikatan pernikahan dalam perlindungan dan ridha-Nya Allah, SWT bagi kami dan siapapun yang membaca tulisan ini, Aamiin Ya Rabbal’alamiin👐
Wallahu'alam,

Saturday, July 20, 2024

Potongan Hati

Konten [Tampil]


Hampa: Hatiku terasa hampa bagaikan lahan kosong tanpa penghuni

Kelam: Jalan yang kulalui begitu kelam legam tanpa ujung

Bisu: Orang-orang sekelilingku membisu tanpa sepatah kata

Beku: Hatiku membeku tanpa tahu kapan mencair

Salju: Badai salju itu kembali hadir menerpa kehidupanku

Gelisah: Hati gelisah semakin melanda relung terdalam

Rindu: Aku rindu ya Rabb, rindu pada cinta dan kasih sayang-Mu

Kesal: Telah lama kesal melanda, begitu membuncah rindu mengadu kepada-Mu

Lelah: Aku lelah ya Rabb, begitu jauh hamba meninggalkan-Mu


Bogor, 21 Juli 2024


Thursday, July 18, 2024

Indscript Creative Meluncurkan Kembali Buku Antologi Terbaru

Konten [Tampil]

Sumber: Indscript Creative

Indscript Creative setelah sukses dengan buku antologi "Melintasi Badai dan Menolak Rapuh", menghadirkan kembali buku antologi "Memeluk Ibu dan Pelukan Ayah". Berkolaborasi dengan "Sekolah Perempuan dan BukuinAja", acara lauching buku antologi dilakukan secara zoominar pada hari Senin, tanggal 15 Juli 2024, jam 10.00 WIB-selesai. Zoominar ini dihadiri oleh para penulis, undangan, editor buku antologi beserta blogger liputan bedah buku dari Indscript Creative. 

Setiap kita pasti punya cerita sendiri akan figur ibu dan ayah, yang pastinya sangat membekas di hati. Dalam kedua buku antologi ini, menceritakan kisah-kisah tersebut, menghadirkan berbagai perspektif dan pengalaman yang dapat kita jadikan sebagai pelajaran maupun refleksi diri.


Mengenang Momen Indah dalam Menulis Buku Antologi

Zoominar bedah buku antologi dibuka langsung oleh pendiri Indscript Creative, Indari Mastuti. Dalam sambutannya beliau mengatakan bahwa buku antologi ini, sebagai bentuk penghargaan terhadap peran orang tua kita dalam kehidupan anak-anaknya. Setiap kisah dalam antologi ini menggambarkan berbagai momen manis, haru, dan inspiratif yang terjalin antara orang tua dan anak. 

Para penulis berbagi cerita di balik tulisan mereka, dimulai dari sejak proses penulisan, makna pribadi dari didikan, nasihat serta kasih sayang dari orang tua mereka.

Seorang penulis buku Pelukan Ayah menceritakan bagaimana sosok sang ayahnya, bagi Ibu Lela, S Permana, ayah seorang yang tidak banyak bicara. Namun, sesekali bicara ayah akan memberikan nasihat serta petuah yang bijak baginya. Begitu juga dengan pak Budi Hanoto, beliau menuturkan,

"Bapak tidak banyak ngomong tapi memberikan contoh-contoh yang sering diperlihatkannya."

Ibu Dini Masitah penulis yang mengenang masa lalunya, bagaimana sang ayah tercinta senantiasa mengajarkan anak-anaknya untuk salat berjamaah ke masjid. 

Bagi ibu Kustinah, semua perjalanan hidupnya dimulai dari memilih sekolah hingga pekerjaan berdasarkan permintaan dan dukungan kuat dari sang bapak. Didikan orangtuanya menekan, "Semua orang tua pastinya menginginkan yang terbaik bagi anaknya." Prinsip hidupnya selalu berpegang kepada, ridho Allah tergantung dari ridho orang tua.

Dengan menulis buku antalogi ini, penulis yang bernama ibu Shudrini Rahmi mengatakan, 

"Agar bisa mengenang seperti apa sosok figur kedua orangtuanya sehingga anak-anak lebih mengetahui lebih dalam profil dari Oma dan Opa nya."

Pada penutup sesi ini, seorang penulis yang saat ini masih tinggal bersama ayahnya, Ibu Husnandiarty menceritakan bagaimana ayah selalu mengingatkan ia agar menjaga kehormatan keluarga dengan mencari rezeki halal yang masih banyak tersebar di penjuru bumi.


Suasana Haru dalam Pembacaan Kisah

Dengan banjir air mata, Founder Indscript Creative, Indari Mastuti membacakan kisahnya dalam buku "Memeluk Ibu". Kisah yang menceritakan bagaimana detik-detik terakhir kepergian sang ibunda tercinta menghadap Allah, SWT serta pelukan terakhir yang telah dilakukannya untuk sang ibunda.

Suansana zoominar semakin terasa haru, dengan dibacanya cuplikan kisah dari penulis lain. Semua peserta zoominar merasakan keharuan dari setiap kalimat yang dibacakan oleh Teh Indari Mastuti dengan penuh penghayatan. Ada yang merasa takut akan kehilangan orang tuanya, ingin memeluk ayah atau bercerita kepada ibunya tetapi sudah tidak bisa, serta ada yang merasa tak sanggup berkata-kata lagi. 

Masya Allah, mendengarkan kisah orang tua, baik yang masih ada maupun sudah meninggal dunia pastinya akan penuh kenangan yang indah serta keharuan mendalam. Kisah orang tua, baik yang masih ada maupun sudah meninggal dunia pastinya tak akan habis dengan satu kisah saja. Hal ini, disebabkan besarnya peran kedua orang tua yang telah berjuang demi keberlangsung hidup, serta keberhasilan sang anak-anak. Tentunya kisah ini sangat membekas dihati bagi siapapun serta akan dikenang sepanjang masa. 

Sumber: Indscript Creative

Penutup

Lauchingnya buku antologi dari Indscript Creative ini, diharapkan pembaca dapat lebih menghargai peran orang tua dalam kehidupannya. Selain itu, buku antologi ini sebagai pengingat bagi kita semua akan pentingnya kasih sayang dan mengapresiasi orang tua.

Buku antologi sangat bermanfaat bagi siapapun terutama bagi penulis pemula. Selain itu, sebagai sumber inspirasi dan memotivasi untuk menuliskan buku antologi lainnya. 


 







Wednesday, July 17, 2024

Impian yang Pupus

Konten [Tampil]


Aku adalah seorang penyintas tumor otak yang telah melalui perjalanan panjang untuk mencapai kesembuhan. Selama puluhan tahun lamanya, aku berdamai dengan penyakit ini. Proses kesembuhan yang aku jalani, melalui dua kali proses operasi kraniotomi. Selepas operasi terakhir, butuh waktu cukup lama agar dapat berhenti mengonsumsi obat anti kejang.

Selama proses kesembuhan, aku bergabung di sebuah grup penyintas tumor otak. Di dalam grup ini, kami saling mendukung dan berbagi kisah inspiratif perjalanan panjang untuk mencapai sebuah kesembuhan.

Setiap kali berkumpul, aku mendengar banyak cerita tentang perjuangan, keberanian, keteguhan hati dari setiap anggota grup. Aku merasa terdorong untuk menulis sebuah buku yang akan mengabadikan kisah-kisah luar biasa perjuangan mereka. Aku berharap, buku ini bisa menjadi sumber inspirasi, serta kekuatan bagi orang-orang yang sedang berjuang menghadapi penyakit tersebut.

Namun, setelah beberapa tahun berlalu, kehidupan aku menjadi semakin sibuk. Aku harus bekerja untuk memenuhi kebutuhan keluarga, serta menghadapi berbagai tanggung jawab yang tidak pernah berhenti datang.

Setiap kali melihat sebuah tulisan yang ada pada sebuah blog lama, menceritakan awal terbentuknya grup tersebut, aku merasa kepedihan. Banyak kisah-kisah inspiratif mereka yang tidak sempat aku simpan rapi. Akibat kelalaianku, laptop lama mengalami kerusakan sehingga lenyap sudah 𝙛𝒊𝙡𝒆 tersebut.

Aku merasa malu dan tidak punya kekuatan untuk mewujudkan impian tersebut. Waktu terus berlalu, pupus sudah impian untuk menulis buku itu. Namun, aku tetap bersyukur karena memiliki kenangan indah bersama teman-teman di grup penyintas.

 

#latihan30harimenulis

#impianyangterlupakan_day4

#miniproject

 https://www.facebook.com/share/p/xfYVgERDzam1npX1/

Tuesday, July 16, 2024

Bunga di Taman Kehidupan

Konten [Tampil]


Di sebuah kota kecil, hiduplah seorang gadis bernama Maya. Sejak kecil, Maya selalu merasa berbeda dari teman-temannya. Kulit berwarna kecokelatan, rambut keriting, serta matanya yang besar sering menjadi bahan ejekan di sekolah. Teman-temannya sering memanggil Maya, "Gadis Hutan". 

Setiap kali Maya melihat cermin, ia merasa tidak puas dengan dirinya sendiri. Maya sering berpikir bahwa jika ia berubah, pasti dapat diterima oleh orang-orang di sekitarnya.

Suatu hari, saat sedang berjalan-jalan di sebuah taman kota, Maya bertemu dengan seorang wanita tua yang merawat bunga-bunga di sana. Wanita tua itu memperhatikan Maya duduk sendirian dan tampak sedih. Ia mendekati Maya dan bertanya,

"Kenapa kamu terlihat begitu murung, Anakku?"

Maya menceritakan semua perasaannya kepada wanita tua itu. Wanita tua itu tersenyum, dan mengajak Maya untuk berjalan bersamanya ke taman bunga. 

"Lihatlah bunga-bunga ini," katanya.

"Ada mawar merah yang indah, bunga matahari yang cerah, dan anggrek yang anggun. Setiap bunga memiliki keindahannya sendiri."

Maya memandang bunga-bunga itu, dan mulai mengerti maksud wanita tua tersebut. Wanita itu melanjutkan, 

"Jika semua bunga di taman ini sama, bukankah taman akan menjadi membosankan? Keindahan taman ini terletak pada keanekaragamannya. Begitu juga dengan manusia, keindahanmu terletak pada keunikanmu. Terimalah dirimu apa adanya, karena itulah yang membuatmu istimewa."

Kata-kata wanita tua itu menyentuh hati Maya. Ia mulai melihat dirinya dengan cara yang berbeda. Seiring berjalannya waktu, Maya belajar mencintai dirinya sendiri.

 

#latihan30harimenulis

#kejadianyangmengubahhidupku_day3

#miniproject

https://www.facebook.com/share/p/L64FwehUE1zqvbU3/

Friday, July 12, 2024

Secangkir 𝑃𝑖𝑐𝑐𝑜𝑙𝑜 𝐿𝑎𝑡𝑡𝑒

Konten [Tampil]


Suatu pagi yang dingin, aku sekeluarga sedang berjalan menyelusuri jalan di kota Yogyakarta. Tampak sebuah kafe minimalis, terletak di sudut jalan. Tempatnya kecil dan begitu nyaman, dengan aroma kopi memenuhi udara. Tanpa banyak berpikir, aku memesan minuman yang belum pernah kucoba sebelum. 𝑃𝑖𝑐𝑐𝑜𝑙𝑜 𝐿𝑎𝑡𝑡𝑒, namanya.

Sambil menunggu pesanan, kami berbincang-bincang untuk rencana hari ini. Yakni menemukan kost-an yang tepat untuk si bungsu, beserta catatan perlengkapannya. Tak lama kemudian pesanan kami telah disajikan.
Saat pertama kali menyeruput 𝑃𝑖𝑐𝑐𝑜𝑙𝑜 𝐿𝑎𝑡𝑡𝑒, terasa begitu berbeda dari kopi-kopi yang biasa kuminum. Perpaduan campuran 𝑒𝑠𝑝𝑟𝑒𝑠𝑠𝑜 yang kuat dengan susu lembut menciptakan citarasa yang sempurna di lidahku. Setiap tegukan memberikan kehangatan dan kenyamanan yang belum pernah kurasakan sebelumnya.
Entah bagaimana, minuman itu membawaku berimajinasi tentang cita rasa, serta kenikmatan kopi ini. Aku mulai menyadari bahwa hidup yang dijalani setiap hari hanya sebatas rutinitas. Termasuk kesibukan sebagai ibu rumah tangga serta kegiatan menulis. Ada kebahagiaan dalam momen-momen kecil yang sederhana, Seperti menikmati pagi sambil minum kopi bersama keluarga di tempat berbeda. Walaupun hanya beberapa menit, aku menemukan ide untuk sebuah cerita mini.
Sekarang, setiap kali mulai merasa jenuh, aku selalu teringat momen indah di kafe kecil itu. Secangkir 𝑃𝑖𝑐𝑐𝑜𝑙𝑜 𝐿𝑎𝑡𝑡𝑒, bisa membuat perubahan baik dalam hidupku. Inspirasi baru yang bermakna serta penuh warna. Dengan memberikan kesempatan jeda sejenak, sambil menikmati keajaiban kecil dari setiap tegukan kopi.

Thursday, July 11, 2024

Cahaya Baru bagi Aisha

Konten [Tampil]


"Ais ingin memperbaiki semuanya, Mas. Supaya kehidupan kita jadi lebih baik, insyaallah Ais akan berusaha berkontribusi maksimal," ucap lembut Aisha dengan mata berkaca-kaca.


Malam itu, Aisha mengungkapkan semua perasaan yang membuat gundah hatinya.

Amar menggenggam tangan Aisha sambil berkata, "Mas percaya kepadamu, Dek. Setiap orang pasti pernah melakukan kesalahan, tapi yang terpenting adalah bagaimana kita bangkit dan belajar dari semua yang telah terjadi. Mas akan selalu berada di sisimu."

Dengan dukungan penuh dari suaminya, Aisha mulai mencari cara untuk menghasilkan pendapatan. Dia begitu mencintai dunia kepenulisan, yang telah lama ditinggalkannya.

Selama bertahun-tahun, Aisha telah berjuang dengan rasa bersalah dan penyesalan atas keputusan yang pernah diambilnya di masa lalu.

Aisha pernah menjalankan sebuah usaha, tetapi sayangnya dia mengalami kegagalan. Kesalahan dalam pengelolaan dan pengambilan keputusan yang terburu-buru mengakibatkan terpuruknya perekonomian keluarga.

Tepat pada awal bulan Muharam, Aisha memutuskan untuk menjadikannya sebagai titik balik refleksi diri untuk sebuah perubahan. Setiap pagi, setelah salat Subuh, dia duduk di depan meja tulisnya dan mulai menulis. Dia menulis artikel, cerita pendek, dan puisi yang penuh dengan inspirasi dan semangat. Tulisan-tulisannya dipublikasikan pada blog pribadinya dan beberapa situs online.

Tidak lama kemudian, tulisan-tulisan Aisha mulai menarik banyak perhatian. Dia mendapatkan tawaran untuk menulis kolom di sebuah majalah lokal dan penulis lepas di beberapa website. Perlahan tapi pasti, pendapatan dari menulisnya mulai membantu perekonomi keluarga mereka.

Bulan Muharam bagi Aisha sebagai tanda sebuah kebangkitan dan perubahan hidup bagi dirinya. Dia belajar bahwa kesalahan masa, lalu tidak menentukan masa depan dan berserah diri semua usaha dengan kehendak Allah.

Dengan dukungan orang-orang tercinta, Aisha akhirnya dapat bangkit dan menciptakan perubahan positif.

Aisha kini menjalani hidup dengan penuh rasa syukur dan semangat tinggi. Setiap tulisan yang dihasilkannya bukan hanya sumber penghasilan, tetapi sebagai inspirasi dan harapan bagi banyak orang.

#latihan30harimenulis
#kejadianyangmengubahhidupku_day1
#miniproject

Wednesday, July 10, 2024

Ketulusan Hati Seorang Istri

Konten [Tampil]
Di sebuah sudut kota, hiduplah pasangan suami istri yang telah lama mengarungi bahtera rumah tangga. Ahmad adalah seorang suami yang baik, ia dikenal sebagai seorang yang teguh dengan pendiriannya. Namun ia jarang mengungkapkan perasaan cinta kepada Aisyah, istrinya, bahkan hampir tidak pernah menerima nasehat dari orang lain.

Aisyah adalah seorang istri shalihah dengan kesabarannya, selalu mencoba memahami dan mendukung suaminya. Setiap hari, Aisyah menyiapkan makanan kesukaan Ahmad dengan penuh cinta, menciptakan suasana rumah yang nyaman, serta menyambut suaminya dengan senyuman penuh kehangatan.

Suatu hari, Ahmad pulang dengan wajah yang sangat muram. Proyek besar yang ia kerjakan mengalami kegagalan. Aisyah mendekati suaminya, dan mencoba memberikan dukungan.
“Suamiku, mungkin ini saatnya kita mencoba mendengarkan saran dari yang lain,” ucap lembut Aisyah.
Ahmad, masih terdiam sambil menatap penuh wajah Aisyah.
 “Mungkin kamu benar, Aisyah,” kata Ahmad pelan. “Aku selama ini terlalu keras kepala.”
Ahmad biasanya akan menolak perkataan Aisyah, tetapi untuk pertama kalinya ia menyetujui saran yang diberikan Aisyah. 

Sejak kejadian itu, perubahan kecil terjadi kepada Ahmad. Ia mulai membuka diri, mendengarkan nasehat Aisyah, dan bahkan sesekali, mengucapkan terima kasih saat istrinya menyajikan makanan. Selain itu, Ahmad menyampaikan permintaan maaf ketika lupa memberikan kabar jika terlambat pulang ke rumah. Aisyah mulai merasakan kehangatan yang selama ini dirindukannya.

Pada suatu sore, Ahmad pulang lebih awal dengan membawa seikat bunga mawar merah. Ia menyerahkannya kepada Aisyah sambil berkata, “Untukmu, yang telah bersabar dengan segala kekuranganku.” Aisyahpun tersenyum, matanya berkaca-kaca. Ini adalah pertama kalinya Ahmad melakukan sesuatu yang begitu romantis.

Mereka berdua, duduk bersama di teras rumah menikmati secangkir teh hangat sambil menatap langit yang mulai berwarna jingga. Ahmad menggenggam tangan Aisyah sambil berkata, “Terima kasih Aisyah karena telah menjadi cahaya dalam hidupku. Aku mencintaimu, dan akan berusaha menjadi suami yang lebih baik.”

Sejak itu, hubungan mereka berdua adanya perubahan. Ahmad menjadi lebih terbuka dan lembut, serta Aisyah merasa dihargai dan dicintai. Mereka berdua belajar bahwa berkomunikasi terbuka, saling memahami serta memaafkan adalah kunci dari pernikahan yang mendatangkan sakinah, mawaddah warahmah.

Monday, July 8, 2024

Luna, Betapa Berharganya Dirimu

Konten [Tampil]


Namaku Luna, aku seekor kupu-kupu yang meraasa rendah diri dan selalu menyendiri. Aku hidup di sebuah taman yang indah Di taman ini, aku hidup dengan berbagai jenis kupu-kupu yang lain, mereka memiliki warna dan corak yang sangat memukau. Namun, aku merasa tidak secantik kupu-kupu lainnya. Sayapku berwarna cokelat polos, berbeda dengan kupu-kupu lain yang memiliki sayap yang berwarna-warni. Hal ini, sering membuatku merasa nyaman menyendiri di dekat tepian kolam yang terletak di pinggir taman.

Suatu hari, aku bertemu dengan seekor burung kecil yang sedang terjebak dalam jaring laba-laba. Tanpa ragu, aku segera terbang mendekati dengan hati-hati membantu burung kecil itu bebas. Burung kecil itu sangat berterima kasih dan berkata, "Luna, kau mungkin tidak melihatnya, tetapi kebaikan dan keberanianmu jauh lebih indah dibandingkan warna-warni sayap kupu-kupu lainnya."

Aku hanya tersenyum malu, dan segera pergi untuk melanjutkan aktivitas di tepian kolam. Begitulah kegiatan sehari-hariku, selain mencari bunga yang bisa aku hisap nektarnya.

Beberapa hari kemudian, terjadilah badai besar yang merusak banyak tanaman yang ada di taman. Kupu-kupu lain mengalami kesulitan menemukan bunga untuk mencari makan. Aku, yang sering terbang rendah dan mengenal setiap sudut taman, membantu teman-temanku menemukan bunga yang masih tersisa. 

Mereka mulai memandangku dengan cara yang berbeda dan baru menyadari meskipun sayapku tidak berwarna-warni, tetapi memiliki hati yang besar dan kepedulian tulus. Teman-teman menghargaiku bukan karena penampilan, tetapi karena kebaikan dan ketulusan hati. 

Aku pun menyadari bahwa menilai diri, tidak selalu apa yang terlihat dari luar tetapi dari tindakan dan hati yang tulus. Aku mulai belajar untuk mencintai diri sendiri dan merasa bangga dengan apa adanya diri ini.

Akhirnya, aku mulai membuka diri untuk ikut bergabung dengan teman-teman lain. Hidupku mulai berwarna dan memiliki rasa kepercayaan diri yang tinggi, walaupun dengan bentuk corak sayapku yang berbeda. 

Hikmah yang bisa diambil dari cerita ini, bahwa setiap orang memiliki kelebihan yang berbeda. Tampilan bukan sebagai standar kebaikan seseorang tetapi tindakan kebaikan, keberanian, serta kepedulian adalah hal-hal yang membuatmu lebih berharga dan istimewa. Jangan biarkan perasaan rendah diri menghalangi dirimu untuk maju, lihatlah betapa berharganya dirimu.

Pembangkit semangat takala insecure itu datang ... 

Saturday, July 6, 2024

Merajut Asa Menggapai Mimpi

Konten [Tampil]


Namaku Rio, aku lahir dan besar di sebuah desa kecil dekat pinggiran kota. Ayahku seorang supir antar jemput sebuah sekolah dan ibuku sebagai penulis. Keluargaku, hidup dengan keterbatasan ekonomi dan kehidupan sehari-hari. Namun, di balik segala keterbatasan itu, aku memiliki mimpi besar menjadi seorang pengacara yang handal.

Sejak duduk di bangku sekolah dasar, aku selalu mempunyai semangat belajar yang tinggi. Selain itu, aku sering membantu teman-teman yang mengalami kesulitan dalam matapelajaran serta turut aktif dalam berbagai kegiatan sekolah. Aku sadar, untuk mewujudkan mimpi itu, harus melanjutkan pendidikan hingga perguruan tinggi. Hal itu tampak seperti sesuatu yang mustahil bagi keluargaku.

Selepas SMA, aku berusaha belajar dengan keras agar dapat lulus ujian masuk perguruan tinggi negeri. Selain itu, aku juga mendaftarkan beasiswa untuk biaya kuliah. Akhirnya, aku berhasil lulus seleksi masuk ke perguruan tinggi negeri di kota Yogyakarta pada fakultas hukum. Berlanjut dengan pengumuman beasiswa, alhamdulillah aku juga lulus. Namun, itu semua tetap menjadi tantangan besar bagiku selama masa perkuliahan. 

Dengan berbekal tekad dan semangat, aku menjadi mahasiswa berprestasi di kampus, berusaha keras mendapatkan bantuan dari berbagai beasiswa lainnya dan bekerja sebagai asisten dosen maupun guru privat pada sebuah bimbingan belajar.

Setiap hari, aku berusaha mengatur waktu dengan displin. Dari pagi hingga sore hari aku mengikuti perkuliahan, pada malam harinya bekerja di bimbingan belajar serta mengerjakan tugas-tugas kuliah hingga larut malam. Di sela-sela waktu luang, aku memanfaatkan membaca buku-buku tentang hukum.

Kehidupan yang penuh perjuangan, membuat aku belajar menghargai setiap detik waktu dan memperkuat tekad untuk meraih sukses. Tahun demi tahunpun berlalu, kerja kerasku selama ini membuahkan hasil. Aku lulus dengan predikat nilai terbaik, dan mendapatkan kesempatan magang pada salah satu firma hukum terkemuka di Indonesia.

Di firma hukum tersebut, aku menunjukkan kemampuan dalam menangani kasus-kasus sulit, serta tekun dan berintegritas tinggi dalam bekerja. Tidak butuh waktu lama bagiku, akhirnya mendapatkan pengakuan dan promosi sebagai salah satu pengacara muda di firma hukum tersebut.

 

 

Friday, July 5, 2024

Rumah Impian Masa Tua

Konten [Tampil]


Rumah impian masa tua kami, terletak di ujung sebuah desa yang tenang. Rumah mungil yang begitu indah, memberikan ketenangan dan kedamaian yang sangat kami idamkan. Rumah mungil, dengan desain minimalis yang memberikan kesan bersih dan rapi.

Tampak dari luar, dinding rumah dicat berwarna hijau lembut yang menyatu dengan lingkungan sekitar. Atap genteng memberikan kesan tradisional yang begitu hangat, mengingatkan pada rumah-rumah zaman dahulu yang penuh kenangan. Teras luas di depan rumah adalah tempat favorit untuk bersantai di pagi hari maupun sore hari sambil menikmati secangkir teh hangat. Terasnya dilengkapi dengan beberapa kursi bambu dan meja kayu, dikelilingi oleh pot-pot tanaman hias menambah suasana menjadi lebih segar.
Salah satu yang paling menarik dari rumah ini, adanya pintu geser besar yang menghubungkan antara ruang bagian dalam dengan kebun yang ada di luar. Pada saat pintu dibuka, akan terasa udara segar dan aroma bunga langsung memenuhi ruangan. Kebunnya akan kami tanami dengan berbagai tanaman sayur-sayuran hijau dan rempah-rempah yang tumbuh subur. Ada sayur bayam, kangkung, cabai, tomat, hingga daun kemangi, sereh serta kunyit yang harum. Semua tanaman ini tertata dengan rapi, sehingga memanjakan mata yang memandangnya.
Di halaman belakang, terdapat kolam ikan kecil yang dipenuhi ikan air tawar. Kolam ini sebagai tempat relaksasi sambil mendengarkan suara gemericik air dan menyaksikan ikan-ikan berenang dengan riang. Di sebelah kolam ikan, berdiri sebuah kandang ayam yang sederhana namun bersih. Ayam-ayam yang dipelihara tidak hanya menghasilkan telur segar setiap harinya, tetapi juga menambahkan kehidupan serta kehangatan di halaman belakang.
Ruang bagian dalam rumah ini, didesain dengan konsep terbuka, sehingga setiap sudut rumah nampak luas dan lapang. Warna-warna netral dan perabotan sederhana mendominasi interior ruangan, memberikan kesan minimalis yang elegan. Di ruang keluarga, terdapat sofa nyaman dan rak buku penuh dengan koleksi buku-buku kesayangan sebagai tempat favorit untuk membaca atau ruang kumpul bersama keluarga maupun teman-teman.
Rumah ini tidak hanya menjadi tempat tinggal, tetapi sebagai cerminan kehidupan yang damai dan sederhana. Setiap sudutnya dipenuhi dengan cinta dan kehangatan, tempat sempurna untuk menikmati masa tua yang tenang dalam menjalankan ibadah, bagi kami berdua.

Thursday, July 4, 2024

Rahasia Di Balik Surat Tua

Konten [Tampil]


Saat matahari sore menembus jendela kaca toko barang antik, aku mulai merasakan ketenangan yang khas dari tempat itu. Tanpa sengaja saat menarik sebuah buku, aku menjatuhkan buku lain. Dengan sigap aku mengambil buku yang berjatuhan. Buku ini nampak unik sehingga menggelitik hatiku.

Pada lembaran pertama buku itu, membangkitkan rasa keingintahuanku. Nampak di antara halaman buku kuning dan berdebu, terselip sebuah surat tua yang masih tersegel rapi. Segera aku mencari keberadaan Alex, pemilik toko barang antik itu. Sosok pria tua yang sangat bijkasana, sebagai teman diskusi tentang barang antik yang sering kucari.

"Pak, aku menemukan sebuah surat dari buku ini”, ucapku sambil memperlihatkan surat yang ada di dalam buku. Alex hanya tersenyum dan mengatakan, " surat itu sudah ada di toko lima puluh tahun lebih lamanya."

"Apakah kamu tertarik untuk membacanya?”, tanya pak Alex kepadaku sambil menyerahkan surat yang masih tersegel rapi itu. Rasa ingin tahu semakin membawaku ke alam petualangan. Aku mengambil surat tua itu sambil tersenyum kepada Alex dan segera pamit pulang.

Surat itu aku masukkan ke dalam saku jaket, dan melangkah kaki bergegas menuju ke arah rumah. Selepas makan malam, aku teringat surat tua tadi. Aku memulai membuka segel dari surat, rasa ingin tahu semakin merasuki pikiran, sehingga memulai membawaku pada petualangan tidak pernah terduga sebelumnya.

Di dalam surat tua itu ada petunjuk agar menuju ke sebuah lokasi rahasia di pinggir koto. Rasa ingin tahu membawaku ke tempat tersebut, menemukan sebuah artefak serta petunjuk lainnya. Penemuan ini, mengharuskan aku menjelajahi lebih dalam lagi mengenai sejarah keluarga besar pihak ibu. Sebuah rahasia yang telah lama tersembunyi, terkait dengan harta karun atau misteri sejarah lainnya. 

Dengan bantuan teman dan saudara ibuku, terungkap kebenaran yang mengejutkan sebuah harta peninggalan dari para leluhur kakek buyut, identitas dan sejarah mereka merupakan keturunan kerajaan Pagaruyung.

Setelah menemukan sejarah leluhurku, menambah pengetahuan akan silsih keluarga serta menghargai perjuangan mereka. Aku berjanji akan menjaga warisan keluarga sebagai bukti sejarah yang harus dilestarikan.